Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Sebat

Sistem Pembayaran dengan Sebungkus Rokok dalam Masyarakat Jawa, Solusi sekaligus Masalah dalam Satu Paket

Yudhi Nur Prasetyo oleh Yudhi Nur Prasetyo
1 Maret 2024
A A
Sistem Pembayaran dengan Sebungkus Rokok dalam Masyarakat Jawa, Solusi sekaligus Masalah dalam Satu Paket

Sistem Pembayaran dengan Sebungkus Rokok dalam Masyarakat Jawa, Solusi sekaligus Masalah dalam Satu Paket (Pixabay.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Bagi kalian yang hidup di Jawa, pasti setidaknya sekali dalam hidup kalian pernah melihat jasa orang dibayar dengan rokok. Mungkin kalian pernah mengalaminya sendiri. Hal ini, tentu saja unik, mengingat bayaran rokok sebagai ucapan terima kasih ini sebenarnya nggak lazim-lazim amat. Maksudnya, tidak semua melakukannya, dan seringnya ditemukan di pedesaan.

Sebelumnya kasus ini saya batasi dalam lingkup dan pergaulan saya sebagai masyarakat Jawa, khususnya Jogjakarta. Sebagai seseorang yang berkecimpung di lingkup sosial pedesaan, tentu tidak asing dengan budaya pembayaran dengan sistem “rokok sebungkus” ini.

Dalam masyarakat Jawa ewuh pekewuh kerap bikin orangnya terjebak rasa tidak enakan dalam keseharian. Di berbagai kesempatan, masyarakat Jawa yang kurang memiliki budaya untuk mengungkapkan perasaan secara langsung dan memiliki rasa canggung yang di atas rata-rata itu, mendorong budaya berterima kasih dengan “sebungkus rokok” ini masih berlangsung hingga masa sekarang.

Di pedesaan yang masih erat dengan budaya gotong royong dan saling membantu, tentunya melibatkan banyak orang. Pada suatu kasus jika kita meminta tolong kepada seseorang, katakanlah untuk memperbaiki pipa yang bocor di rumah, ataupun genteng yang pecah. Itu memang pekerjaan yang gampang, tapi jika kita nggak punya alatnya kan jadi susah? Nah pada kasus demikian kita seringkali meminta tolong tetangga untuk berkenan memperbaikinya. Dan ya sudah pasti itu dikerjakan dengan mudah dan dengan waktu yang singkat pula.

Masalah pipa yang bocor sudah teratasi, tapi akan timbul masalah baru. Bagaimana cara berterima kasihnya ya? Apakah cukup dengan ucapan terima kasih saja?

Bagaimana tradisi bayar dengan rokok tersebut bisa terjadi?

Coba kita tarik lagi, sebagai masyarakat yang tumbuh dengan budaya ewuh pekewuh tadi, tentu terjebak dalam situasi itu tidaklah mudah. Apakah saya akan membayar tetangga saya dengan uang? Tapi berapa yang pantas? Lima puluh ribu? Tapi kan itu cuma gampang ya, kan tinggal diputer lalu sudah beres? Lalu apakah nggak usah dibayar? Tapi mosok nggak dibayar sih? Lalu bagaimana jalan keluarnya?

Nah di sinilah sistem pembayaran yang unik itu berjalan. Biasanya sebungkus rokok adalah hal yang paling pas untuk diberikan sebagai tanda terima kasih.

Saya tidak tau dari mana sistem ini dimulai, dan dari siapa pencetusnya. Yang saya tahu sistem ini sudah ada secara turun-temurun. Saya mencari di banyak literatur juga tidak ada, apakah sistem ini adalah peninggalan kolonial? Kiranya tidak deh. Yang pasti budaya ini memiliki banyak kelebihan dan kekurangan pula.

Baca Juga:

Kalio Disangka Rendang Adalah “Dosa” Terbesar Orang Jawa di Rumah Makan Padang

4 Aturan Tidak Tertulis Saat Menulis Kata Pengantar Skripsi agar Nggak Jadi Bom Waktu di Kemudian Hari

Lalu kenapa masih dilestarikan?

Pada dasarnya budaya memberi rokok sebagai ucapan terima kasih ini memang membawa berbagai manfaat, banyak masalah yang terpecahkan dengan adanya kebiasaan tersebut. Tapi tidak menutup kemungkinan budaya itu juga membawa hal yang kurang sesuai. Sejatinya hidup dalam masyarakat memang serba salah. Coba kalau kita tidak memberi upah pasti nanti akan ada omongan di belakang, “Mosok aku ora dibayar to, dasar pelit? Oke itu kalau nggak dibayar, coba kalau dibayar tapi dengan jumlah yang berlebih? Pasti nanti akan timbul omongan “Iya ngerti kalau kaya, cuma gini aja ndadak bayar.” Nah serba salah kan?

Kalian kaget kalau ada orang yang tersinggung karena jasanya dibayar? Dolano makane, ra mung ndekem.

Tapi ya tetap lihat-lihat kondisi. Misalkan yang bantu kita bukan perokok, ya jangan diberi rokok. Beberapa orang mengakalinya dengan membelikan bingkisan berupa makanan. Atau mungkin diberi hasil bumi seperti beras

Intinya entah siapa yang menciptakan budaya berterima kasih dengan sebungkus rokok tersebu. Tetapi kehadirannya memang membawa beragam manfaat dan tak lupa pula diikuti dengan hal yang kurang baik di baliknya. Beginilah hidup sosial, kadang susah dipahami dengan kacamata keilmuan dan nalar.

Penulis: Yudhi Nur Prasetyo
Editor: Rizky Prasetya

BACA JUGA Sering Bikin Ngaret, Segini Durasi ‘Sebat Dulu’ kalo Beneran Dihitung

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 Maret 2024 oleh

Tags: alat tukarbayar jasaJawaRokokucapan terima kasih
Yudhi Nur Prasetyo

Yudhi Nur Prasetyo

Hidup seperti kunang-kunang padam.

ArtikelTerkait

Jogja 3 Kali Jadi Provinsi Termiskin di Jawa. Istimewa! (Unsplash)

Hebat! Jogja 3 Kali Jadi Provinsi Termiskin di Jawa! Wujud Konsistensi dari Daerah Paling Istimewa di Dunia

6 Juli 2024
Sebelum Paylater Mempermudah Belanja dan Meneror Kehidupan, Mindring Jadi Jawaban para Pencinta Belanja di Pelosok Jawa (Pixabay.com)

Sebelum Paylater Mempermudah Belanja dan Meneror Kehidupan, Mindring Jadi Jawaban para Pencinta Belanja di Pelosok Jawa

6 September 2023
Rekomendasi 5 Varian Rokok Sukun, Beda Jenis Beda Pula Sensasinya Terminal Mojok

Rekomendasi 5 Varian Rokok Sukun, Beda Jenis Beda Pula Sensasinya

15 Mei 2022
Buat Orang yang Tidak Merokok, Aroma Vape Itu Bikin Mual

Buat Orang yang Tidak Merokok, Aroma Vape Itu Bikin Mual

21 Maret 2023
Kue Khas Palembang yang Jarang Diketahui Orang dan Terancam Punah Terminal Mojok

Culture Shock Orang Jawa Nyobain Soto Ayam ala Palembang

13 Desember 2022
Mempertanyakan Orang Jawa Tulen yang Masih Bingung dengan Istilah Bahasa Jawa “Selawe”, “Seket", dan “Sewidak” Mojok.co

Mempertanyakan Orang Jawa Tulen yang Masih Bingung dengan Istilah Bahasa Jawa “Selawe”, “Seket”, dan “Sewidak”

22 Mei 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

Nasib Sarjana Musik di Situbondo: Jadi Tukang Sayur, Bukan Beethoven

17 Desember 2025
Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

Tambak Osowilangun: Jalur Transformer Surabaya-Gresik, Jadi Tempat Pengguna Motor Belajar Ikhlas

15 Desember 2025
Solo Gerus Mental, Sragen Memberi Ketenangan bagi Mahasiswa (Unsplash)

Pengalaman Saya Kuliah di Solo yang Bikin Bingung dan Menyiksa Mental “Anak Rantau” dari Sragen

13 Desember 2025
Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

Mojokerto, Opsi Kota Slow Living yang Namanya Belum Sekencang Malang, tapi Ternyata Banyak Titik Nyamannya

17 Desember 2025
Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

Siluman Dapodik, Sebuah Upaya Curang agar Bisa Lolos PPG Guru Tertentu yang Muncul karena Sistem Pengawasan Lemah

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Busur Panah Tak Sekadar Alat bagi Atlet Panahan, Ibarat “Suami” bahkan “Nyawa”
  • Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah
  • Dipecat hingga Tertipu Kerja di Jakarta Barat, Dicap Gagal saat Pulang ke Desa tapi Malah bikin Ortu Bahagia
  • Balada Berburu Si Elang Jawa, Predator Udara Terganas dan Terlangka
  • Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran
  • UGM Berikan Keringanan UKT bagi Mahasiswa Terdampak Banjir Sumatra, Juga Pemulihan Psikologis bagi Korban

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.