Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Hewani

Kapan Indonesia Jadi Negara Ramah Anjing?

Eunike Dewanggasani W. S. oleh Eunike Dewanggasani W. S.
5 Juli 2023
A A
Kapan Indonesia Jadi Negara Ramah Anjing?

Kapan Indonesia Jadi Negara Ramah Anjing? (Unsplash.com)

Share on FacebookShare on Twitter

Suatu hari, karena sedang ingin tenggelam dalam gelombang nostalgia, saya iseng mencari video cuplikan dari sebuah film lawas berjudul Air Bud: Golden Receiver yang rilis tahun 1998. Ketika sedang asyik menonton, tiba-tiba terlintas di benak saya, kira-kira kapan ya Indonesia menjadi negara yang ramah anjing? Ramah dengan hewannya lho ya, bukan ramah dengan sapaan dan selipan kata “anjing” yang makin lama makin sering didengar di mana-mana.

Saya memang membandingkan kehidupan anabul di negara ini dengan Amerika karena banyak film keluarga dengan tokoh anjing yang diproduksi oleh Hollywood. Kemudian saya teringat bahwa di Amerika Serikat ada hukum yang khusus mengatur hak asuh anjing ketika pasangan pemiliknya bercerai. Ada pula hukum yang tegas menindak orang-orang yang menelantarkan, melakukan kekerasan, dan menyiksa anjing. Bahkan pihak pemerintah juga memiliki shelter khusus sebagai usaha mengendalikan populasi anjing, makanya istilah shelter adoption begitu umum di sana. Lha, di Indonesia?

Faktor ajaran agama dan budaya memiliki andil dalam perspektif masyarakat

Sebagai orang yang sejak bayi hidup serumah dengan hewan berkaki empat ini, memang agak susah menghilangan pandangan bias tentang anjing. Kalau harus menerka-nerka, seandainya saya nggak pernah tinggal dengan hewan peliharaan apa pun sejak kecil dan nggak terbiasa dengan hewan, mungkin saya akan berpikir bahwa anjing adalah hewan buas dan berbahaya. Anjing yang lucu cuma ada di internet.

Tak bisa dimungkiri perspektif orang Indonesia terhadap anjing mau tak mau sudah menerima pengaruh dari ajaran budaya dan agama. Di Indonesia, kalau nggak ditakuti atau dibenci, anjing justru diburu dan dimakan.

Dalam ajaran agama tertentu, liur anjing dianggap najis. Sejujurnya hal ini nggak masalah buat saya. Saya memahami kenapa orang jauh-jauh dari anjing, ya supaya nggak menjadi najis. Tapi herannya, ada juga segelintir orang yang mati-matian membenci anjing sampai rela membunuh hewan tersebut. Padahal kalau nggak mau najis, menghindar saja sudah cukup, kan? Bukankah nggak ada aturan yang mewajibkan agar anjing dibenci dan dibunuh? Kalaupun terkena liurnya, bukankah ada cara untuk membersihkan dan menyucikan diri kembali? Kenapa harus sampai menghilangkan nyawa hewan berkaki empat ini?

Selain agama, ada pula kebiasaan suku yang turut andil dalam membentuk perspektif masyarakat terhadap anjing. Tak sedikit suku asli Indonesia yang memiliki tradisi mengonsumsi daging anjing. Lha, masalahnya, sejak kapan anjing dikategorikan sebagai hewan ternak? Apakah ada bukti ilmiah yang menyatakan bahwa daging anjing lebih bergizi dibandingkan daging hewan ternak lainnya?

Instansi pemerintah kurang tanggap memberantas rabies

Pandangan masyarakat tentang anjing juga makin keruh dengan maraknya kasus rabies yang menjangkit manusia belakangan ini.  Memang betul anjing adalah salah satu hewan yang bisa menyebarkan virus rabies. Seharusnya hal ini menjadi sebuah masalah yang ditanggapi dengan serius oleh pemerintah.

Banyak kasus gigitan anjing sebelumnya berujung pada kematian karena instansi kesehatan setempat nggak memiliki obat suntikan rabies. Sehingga pengobatan kepada korban yang terkena gigitan anjing terlambat diberikan. Parahnya lagi, nggak sedikit nakes yang menganggap enteng gigitan anjing dan justru membiarkan virus di luka tersebut merajalela di pembuluh darah.

Baca Juga:

5 Pekerjaan yang Bertebaran di Indonesia, tapi Sulit Ditemukan di Turki

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

Dilihat dari sini, pemerintah nggak bisa memberikan layanan solusi yang baik. Lantas, apakah sejak awal ada layanan preventatif? Seharusnya pemerintah mulai menjalankan program vaksin anti-rabies dan sterilisasi untuk pengendalian populasi, utamanya di daerah-daerah dengan populasi anjing yang signifikan. Kalau anjing bebas rabies, citra mereka sebagai hewan yang mengerikan bisa lama-lama menghilang.

Terpaksa menelan pil pahit

Untuk saat ini, saya terpaksa hanya bisa menerima kenyataan miris bahwa anjing memang masih mendapatkan konotasi negatif di tengah masyarakat Indonesia. Sebagai seorang pemilik anabul, saya sangat waspada kalau harus mengajak anjing-anjing saya jalan kaki. Bukannya saya takut mereka akan merugikan orang lain, tapi saya takut orang lainlah yang justru bisa menyakiti mereka.

Hidup sebagai seorang pawrent itu memang nggak semudah yang dibayangkan. Kami harus rutin memberikan suntikan vaksin kepada anabul serta harus siap sedia melindungi mereka ketika berada di luar rumah. Bayangkan, Indonesia nggak memiliki dog park atau dog-friendly public places kecuali di tempat-tempat eksklusif milik perumahan swasta atau di mal-mal high end saja.

Padahal saya ingin orang-orang tahu, terlepas dari pandangan mereka bahwa anjing itu hewan najis, penular rabies, dan bahan santapan, anjing juga memiliki sisi menggemaskan. Anjing pun dikenal setia dan hal ini sudah dibuktikan dari banyaknya film maupun cerita sejarah tentang aksi setia atau keberanian mereka dalam menyelamatkan tuannya. Sebagai makhluk yang diberkati oleh akal dan budi, seharusnya manusia mengusahakan perubahan agar dunia ini bisa menjadi tempat yang lebih baik bagi hewan-hewan di bumi ini.

Jadi, kira-kira kapan ya Indonesia menjadi negara yang ramah anjing? Sepuluh tahun lagi? Lima dekade lagi? Sewindu lagi? Satu abad lagi? Sepertinya saya dan kamu nggak ada yang bisa memberikan jawaban yang pasti…

Penulis: Eunike Dewanggasani W. S.
Editor: Intan Ekapratiwi

BACA JUGA Untuk Kamu yang Takut Bertamu karena Kami Pelihara Anjing.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 5 Juli 2023 oleh

Tags: anjinganjing rabiesIndonesia
Eunike Dewanggasani W. S.

Eunike Dewanggasani W. S.

Mahasiswa tingkat akhir yang sedang malas bersosialisasi.

ArtikelTerkait

penjarahan artefak indonesia mojok

Penjarahan Artefak Nusantara: Maling yang Terlalu Pintar atau Kita yang Konsisten Abai?

28 Juni 2021
Skill yang Harus Dimiliki Orang Indonesia Sebelum Usia 25 terminal mojok.co

Skill yang Harus Dimiliki Orang Indonesia Sebelum Usia 25

22 Agustus 2021
Jangan Jadi Peneliti di Indonesia

Jangan Jadi Peneliti di Indonesia

5 September 2022
dangdut

Tolong Dimengerti Bahwa Tidak Semua Orang Indonesia Suka Dangdut

24 Juni 2019
Melepas Penat dengan Berkemah ala Warlok Queensland Australia Mojok.co

Pengalaman Melepas Penat dengan Camping ala Warlok Queensland Australia

6 Oktober 2025
Jersey Klub Lokal Indonesia Itu Murah kok, asal Kerja di London

Jersey Klub Lokal Indonesia Itu Murah kok, asal Kerja di London

25 Mei 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang Mojok.co

Rekomendasi Tempat Jogging Underrated di Semarang, Dijamin Olahraga Jadi Lebih Tenang

3 Desember 2025
3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

3 Sisi Lain Grobogan yang Nggak Banyak Orang Tahu

4 Desember 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025
Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

Pengalaman Nonton di CGV J-Walk Jogja: Murah tapi Bikin Capek

4 Desember 2025
Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

Korupsi Masa Aktif Kuota Data Internet 28 Hari Benar-benar Merugikan Pelanggan, Provider Segera Tobat!

3 Desember 2025
6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting Mojok

6 Hal Sepele, tapi Menyebalkan Saat Zoom Meeting

30 November 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana
  • Senyum Pelaku UMKM di Sekitar Candi Prambanan Saat Belajar Bareng di Pelatihan IDM, Berharap Bisa Naik Kelas dan Berkontribusi Lebih


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.