Belajar cara melihat makhluk halus itu biar apa dah gua tanya?
Kita lahir ke dunia tanpa pengetahuan apa-apa. Yang bikin kita punya pengetahuan, adalah rasa penasaran yang besar. Penasaran-penasaran yang ada, menuntun kita pada penemuan-penemuan yang ada. Keinginan kita mencari tahu akan suatu hal, terkadang tak hanya tentang hal yang kasat mata, hal yang tak kasat mata pun tak luput dari upaya-upaya tersebut.
Makhluk gaib, atau makhluk halus, yang kita sering sebut dengan kata setan, tak luput dari sasaran. Banyak orang yang penasaran, hingga belajar cara melihat makhluk halus. Hebat. Yang minat tentang hal ini banyak, apa pun alasannya. Ada yang karena penasaran, ada yang ingin berkomunikasi, ada juga yang nanya nomor togel yang akan keluar.
Akan tetapi, saya sendiri justru sangat tidak tertarik sama sekali belajar soal demikian. Ketika yang lain menganggap hal tersebut “menyenangkan”, saya sebaliknya, melihat makhluk halus atau tahu keberadaannya itu menyebalkan. Saya jelaskan kenapa hal tersebut menyebalkan.
Pertama, saya itu penakut. Sebenarnya, lebih ke malas dihinggapi rasa takut, tapi saya sebut aja itu dengan penakut. Penakut yang bisa melihat hantu adalah kombinasi terburuk. Kedua, keberadaan makhluk halus bikin suasana benar-benar nggak menyenangkan.
Tempo hari, saya dan teman saya masuk ke dapur sekitar jam 1 dini hari. Rencananya mau meruntuhkan kapitalisme sih, tapi kata ibu makan dulu. Entah apa yang terlintas dalam benak dan mata teman saya yang satu ini, ketika saya mulai makan, dia malah bilang ada pocong. Selain itu, dia melihat orang berambut panjang mengenakan baju hitam di sisi timur kamar mandi di rumah saya. Reflek saya merinding.
Dia mengajak saya untuk menyambangi sosok makhluk yang dia lihat tadi. Lha, kalau dia memang berani, ngapain masih ngajak saya? Kalau sudah kelihatan dan masih ada, kan logikanya ya tinggal disamperin suruh minggat. Lha, ini nggak. Malah bilang takut juga. Dia baca apa saya nggak tahu, intinya bibir di mulutnya itu semacam baca doa. Barangkali disuruh minggat, tapi setannya mungkin nakal.
Oleh karena saya takut dan dia takut juga, jadinya kami gagal makan. Kami terpaksa tergesa-gesa masuk ke kamar tidur. Sudah gagal meruntuhkan kapitalisme, lapar lagi.
Nah, itu yang saya maksud dari suasana yang nggak menyenangkan. Kalau kita nggak tahu, kan enak aja tuh, makan tinggal makan. Ignorance, sometimes, really a bliss.
Selain itu, tahu keberadaan makhluk halus, atau bisa melihat makhluk halus, itu bikin hidup kita jadi nggak tenang. Dan itu bisa saja terjadi sepanjang waktu.
Suatu hari, saya mengajak teman saya bepergian ke salah satu rumah Kakak say . Pulangnya, sekitar jam 11 malam. Sebelum pulang, Kakak saya bilang, “Udah malem ini, nginep aja kalau takut.” Kami memilih pulang saja. Kami pakai motor, boncengan. Yang nyetir, teman saya. Dia punya amalan yang bisa melihat makhluk halus.
Sesampainya di tengah perjalanan, teman saya itu baca selawat. Saya pegang HP sambil dengerin musik, volumenya kenceng banget. Tiba-tiba dia ngebut. Saya kaget. Hampir terjungkal, sedikit. Padahal, ini jalan desa, 70 persen jalannya rusak. Saya kaget. Kata dia, dia melihat makhluk halus.
Saya jadi berpikir, andai tadi jatuh, selain tulang remuk, ya luka-luka. Nggak ada orang yang nolongin, sepi, jauh dari rumah, dan jalannya rusak. Gara-gara melihat makhluk halus doang ini.
Orang yang nggak takutan saja, kalau melihat makhluk halus ya kaget. Apalagi orang yang gampang takutan?
***
Belajar cara melihat makhluk halus itu menurut saya memang gampang. Tinggal tanya-tanya bagaimana doanya pada ahlinya, kapan diamalkan, dan bagaimana syaratnya. Ikuti alur dan cara mainnya, Insya Allah bisa dan tercapai.
Tapi, lagi-lagi, buat apa? Nggak ada faedahnya, malah bikin hidup nggak menyenangkan dan nggak tenang. Wong melihat ketidakadilan di dunia nyata aja udah bikin eneg, masih pake cari penyakit belajar cara melihat makhluk halus segala. Ra mashok!
Penulis: Zubairi
Editor: Rizky Prasetya
BACA JUGA Ketakutan Gara-Gara Anak Kecil Bisa Melihat Makhluk Halus