Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Gaya Hidup Personality

Hasil Pengamatan Anak Kelas 1 SD: Ibu Doyan Lembur, Bapak Masak dan Merapikan Rumah

Nisrina Ridiani oleh Nisrina Ridiani
1 November 2022
A A
Pembagian Peran Ibu dan Bapak di Mata Anak Kelas 1 SD (Pixabay)

Pembagian Peran Ibu dan Bapak di Mata Anak Kelas 1 SD (Pixabay)

Share on FacebookShare on Twitter

Suatu hari sewaktu saya masih SD, seorang guru pernah mencoret kertas jawaban saya tatkala menjawab pertanyaan “Siapa yang mencari nafkah?” dan “Siapa yang bertugas untuk mengurus Rumah?” Saya menjawab begini: “Ibu yang mencari nafkah dan bapak merapikan rumah.”

Cerita masa lalu tersebut berumur panjang. Sesekali ibu menceritakan kejadian itu lagi sambil tertawa. Bahkan sampai ketika anak-anaknya sudah dewasa. Sementara itu, saya sendiri tidak ingat kejadian semasa SD itu.

Sebetulnya saya nggak begitu paham mengapa ibu begitu senang ketika menceritakan kisah ketika saya SD. Beranjak dewasa, kurang lebih saya jadi tahu bahwa pembagian peran dalam keluarga kami yang nggak biasa pada zamannya. Barangkali ibu saya senang karena menjadi berbeda di antara “corak yang umum”.

Beda peran bapak dan ibu di rumah

Mungkin, saat itu, melalui insting seorang anak kelas 1 SD, memang begitulah peran bapak dan ibu dalam keluarganya. Jawaban tersebut tentu terbentuk dari pengamatan subjektif seorang anak kecil berusia enam tahun.

Saya ingat betul, saat syukuran pindah rumah, ibu pernah mencoba memasak nasi liwet. Tidak ada yang berharap banyak. Alih-alih gurih, rasanya tidak berbeda dengan nasi putih biasa. 

Masakan bapak memang paling top, bahkan di keluarga besar. Tak hanya memasak, bapak banyak menangani pekerjaan rumah lainnya. Misalnya mencuci, ngepel, dan nyapu. 

Ketika masih SD, saya bahkan tidak tahu bahwa ternyata bapak juga bekerja di luar rumah. Berbeda dengan bapak yang selalu cepat-cepat pulang kerja, saya justru mengira bahwa ibu adalah bagian dari kumpulan karyawan doyan lembur. 

Corak keluarga masing-masing

Tentu setiap keluarga memiliki coraknya masing-masing. Hanya, di satu aspek, pasti selalu ada corak yang lebih menonjol daripada yang lain. Biasanya, inilah yang dijadikan standar di masyarakat. 

Baca Juga:

5 Privilese Ngekos Bareng Ibu Kos yang Banyak Orang Nggak Tahu

Anak SD Zaman Sekarang Sudah Punya Skincare Routine Lengkap dan Tampilan Layak Selebgram: Padahal Saya Pas Bocah Bangga Punya Kaos Sablon dari Pasar Malam

Bangsa kita memiliki hobi untuk mengotak-ngotakan sesuatu. Sebetulnya tidak hanya bangsa Indonesia, tetapi umat manusia. Seperti anggapan bahwa orang Sunda yang lemah lembut, orang Batak yang cenderung kasar, dan orang Jawa yang lekat dengan santet. 

Mungkin kalian pernah melihat ibu-ibu mengendarai sepeda motor dengan posisinya di tengah jalan dan lampu sein yang menyala tetapi ditunggu sampai lumutan pun beliau tidak kunjung belok. Kebanyakan orang Indonesia cenderung akan mewajarkan ibu pengendara motor tersebut. Mentok-mentok mungkin mangkel dan geleng-geleng seraya membatin, “Yah namanya juga ibu-ibu.” Begitulah anggapan umumnya.

Saya teringat kepada tulisan mbak Kalis Mardiasih di Mojok. Agaknya, tulisan itu menggambarkan beberapa nilai yang cukup mengakar di antara laki-laki dan perempuan. 

Intinya, sedari saya masih SD, laki-laki diberi tahu bahwa mereka adalah pemimpin. Kelak, mereka akan menanggung kehidupan orang lain. Oleh karena itu, laki-laki harus mampu mendapatkan banyak materi sebagai pencari nafkah utama. Sementara perempuan, dianggap tidak mampu hidup sendiri sehingga tindakannya harus selaras dengan keinginan pelindungnya. Banyak prasangka yang sudah mendarah daging.

Pada akhirnya, segala sesuatu cenderung dilabeli dan dikategorikan, termasuk peran. Meskipun berbeda-beda kotak, tetapi tetap saja ada kotak yang lebih mentereng yang menjadi standar bagi khalayak. Di satu sisi, mungkin tidak semuanya begitu. Pengalaman kebanyakan orang benar begitu.

Identitas gender

Sebetulnya saya hanya ingin bilang bahwa perbedaan peran ini bisa dimulai dari lingkup kecil seperti peran gender di keluarga. Jika standar bapak ideal adalah bekerja mencari nafkah, sementara ibu merapikan rumah, hal ini mungkin memang baik dan benar. Namun, tidak semestinya hal tersebut dijadikan kotak baku yang mengkerdilkan opsi-opsi lain. 

Seorang filsuf, Judith Butler mengemukakan bahwa identitas gender adalah performatif yang berarti identitas gender terbentuk karena imitasi dan tindakan yang dilakukan secara berulang. Maksudnya begini, sebuah identitas gender tidak akan ada bila tidak disertai pengulangan tindakan dan praktik peniruan. 

Oleh karena itu, menurut Butler, cara orang lain bertindak juga tentu mempengaruhi nilai-nilai yang sesuai untuk sebuah peranan. Artinya, tindakan berulang dan proses peniruan dari seseorang yang mencerminkan identitas gender. Semuanya tergantung kepada bagaimana seseorang menggunakan tubuhnya untuk menanggapi sesuatu. 

Barangkali, dulu saat pertama kali perempuan bekerja di ruang publik, hal tersebut menjadi pemandangan yang tak biasa dan aneh. Lama-kelamaan, jika dilakukan secara berulang, kemungkinan besar anggapan aneh tersebut akan pudar, kemudian menghilang. Sebagaimana kata Butler, tidak ada identitas yang ajeg, termasuk perihal gender.

Saya tidak bermaksud memprioritaskan salah satu peran di antara ibu dan bapak. Keduanya sama pentingnya bagi seorang anak. Sebagai anak SD, rasanya tidak masalah jika mereka menjadi berbeda dalam beberapa hal selama keduanya tidak keberatan dan enjoy. Apalagi ketika masing-masing berusaha melakukan apa yang bisa dilakukannya.

Cara adaptasi ibu dan bapak saya

Bagi saya, peran ibu dan bapak melebihi ekspektasi jawaban ibu guru pada saat itu. Kalau memang harus dicoret jawabannya, bukan karena salah, melainkan jawaban saya belum lengkap. Barulah di sana saya mengerti mengapa ibu guru menyalahkan jawabannya. Namun, tidak ada yang bisa mengontrol cara orang lain menilai sesuatu, setidaknya ibu dan bapak melakukan hal yang mereka anggap benar. 

Konon, secara alami, manusia dibekali cara untuk menolong dirinya dengan cara menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Saya menduga, dengan segala jalan yang dipilih oleh ibu dan bapak, itu adalah jalan penyesuaian diri yang mereka pilih sebagai pasangan dan juga orang tua.

Dan di mata anak SD, semuanya baik adanya. Tidak ada yang aneh.

Penulis: Nisrina Ridiani

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Relationship Goal yang Sering Terlupakan: Ayah-Ibu dan Kakek-Nenek Kita

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Anda penulis Terminal Mojok? Silakan bergabung dengan Forum Mojok di sini.

Terakhir diperbarui pada 1 November 2022 oleh

Tags: anak SDBapakIbuperan ibuSD
Nisrina Ridiani

Nisrina Ridiani

Suka berenang, baca komik, dan menulis.

ArtikelTerkait

Susu Kotak Diberi Label Punya Mamah di Twitter Apa Salahnya Seorang Ibu Punya Keinginan?

Perkara Susu Kotak Diberi Label “Punya Mamah” di Twitter, Apa Salahnya Seorang Ibu Punya Keinginan?

28 Maret 2023

Pengalaman Mengajari Ibu Main Onet Klasik

28 April 2020
Video Klip Munajat Cinta The Rock Indonesia Bikin Baper dan Iri Anak SD pada Masanya terminal mojok.co

Video Klip ‘Munajat Cinta’ The Rock Indonesia Bikin Baper dan Iri Anak SD pada Masanya

18 Juli 2021
musim permainan di sd anak 2000an tren remaja anak-anak di indonesia mojok.co

Pengalaman Saya Sekolah di SD yang Punya 6 Musim

16 Juli 2020
Memaklumi Uang THR yang Dipegang Ibu dan Tak Kunjung Dikembalikan terminal mojok.co

Memaklumi Uang THR yang Dipegang Ibu dan Tak Kunjung Dikembalikan

16 Mei 2021
susu gratis segelas susu sapi perah mojok

Acara Bagi-bagi Susu Gratis di Sekolah Dasar Adalah Berkah bagi Saya

23 Juni 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

Kuliah Jurusan Ekonomi Pembangunan Bikin Saya Tidak Bisa Enjoy Shopping Lagi

30 November 2025
5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain Mojok.co

5 Alasan yang Membuat SPs UIN Jakarta Berbeda dengan Program Pascasarjana Kampus Lain

1 Desember 2025
Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

Menengok Bagaimana Penjaga Palang Kereta Api Bekerja, Termasuk Berapa Gajinya dan Gimana Cara Mendaftarnya  

1 Desember 2025
Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

Sebagai Warga Pemalang yang Baru Pulang dari Luar Negeri, Saya Ikut Senang Stasiun Pemalang Kini Punya Area Parkir yang Layak

29 November 2025
Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

Nasi Goreng Palembang Nggak Cocok di Lidah Orang Jogja: Hambar!

1 Desember 2025
Madiun, Kota Kecil yang Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya Mojok.co

Madiun, Kota Kecil yang Sudah Banyak Berbenah kecuali Transportasi Publiknya

2 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra
  • 5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.