Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Menelisik Hak Asasi Tiap Manusia untuk Mendapatkan Tidur Siang yang Berkualitas

Sabrina Mulia Rhamadanty oleh Sabrina Mulia Rhamadanty
1 November 2019
A A
Menelisik Hak Asasi Tiap Manusia untuk Mendapatkan Tidur Siang yang Berkualitas
Share on FacebookShare on Twitter

Saya paling malas kalau ada jadwal kuliah setelah jam makan siang. Mungkin istilah “Lapar jadi galak, kenyang jadi bego” adalah hal yang cukup pas untuk sebagian orang. Tapi bagi saya itu sedikit meleset. Pasalnya ,saya tidak harus kenyang dulu baru bodoh. Sebab, saya memang nggak pintar-pintar amat. Bagi saya yang pas adalah kenyang jadi ngantuk.

Setelah beraktifitas dari pagi dan istirahat makan siang, perut yang telah terisi ini akan dengan otomatis bekerja untuk mencerna makanan yang masuk. Proses pencernaan makanan itu sendiri akan memicu respon di dalam tubuh dengan melepaskan hormon di antaranya Serotonin dan Melantonin yang dapat menimbulkan rasa ngantuk setelah makan. Selain itu, pada dasarnya tubuh tetap memerlukan energi untuk menjalankan fungsinya, termasuk untuk mencerna makanan.

Kemudian, keadaan sekitar jadi sangat mendukung untuk tidur. Angin yang tadinya berhembus biasa saja jadi lebih semilir dan menyejukan hati. Ruang kelas yang tadinya membosankan mengapa jadi tenang dan menentramkan. Kursi yang tadinya keras kenapa terasa memanggil untuk disenderi. Semua konspirasi alam ini memanggil saya untuk melakukan kegiatan selanjutnya. Kegiatan yang bagi banyak orang adalah hobi mereka. Tidur. Tapi ini lebih istimewa, tidur siang.

Semenjak duduk di bangku kuliah, saya jadi susah tidur malam. Saya bahkan sempat berfikir saya berubah jadi hewan nokturnal. Tapi kalau masalah tidur siang apalagi lokasinya di kelas, jangan ditanya. Belum lagi penjelasan dari dosen yang bagi saya seperti dongeng pengantar tidur. Kombinasi yang pas.

Ngomong-ngomong mengenai hak tidur siang semua orang, saya jadi teringat mengenai salah satu perusahaan di Jepang yang memberikan hak tidur siang kepada para pegawainya. Nama perusahaannya adalah Okuta, yaitu sebuah perusahaan renovasi rumah di Tokyo, yang memberikan waktu tidur siang kepada para karyawannya sekitar 20 menit. Ini disebut sebagai kegiatan Inemuri di Jepang. Walaupun diberikan hak tidur siang nyatanya perusahaan membatasi waktu tidur siang para karyawannya, yaitu hanya 20 menit. Tidak boleh lebih tapi boleh kurang. Peraturan lainnya adalah tidur siang masal ini hanya boleh dilaksanakan di meja kerja mereka atau ruang khusus staf, tidak boleh disembarang tempat seperti di mobil atau pulang ke rumah.

Hal ini dilakukan mengingat bahwa Jepang adalah salah satu negara dengan jam kerja terpanjang di dunia. Bedasarkan penelitian oleh Yayasan Tidur Nasional Amerika Serikat, menemukan, rata-rata pekerja Jepang hanya tidur sekitar 6 jam 22 menit. Jepang bahkan memiliki catatan buruk sebagai negara yang memiliki “kematian terlalu banyak bekerja”. Banyak karyawan yang sekarat baik dari penyakit yang berhubungan dengan stres (serangan jantung, stroke) atau orang-orang yang bunuh diri karena tekanan pekerjaan.

Saya rasa ini sangat adil untuk mengimbangi tekanan dan lama pekerjaan di Jepang. Sebab, mereka memang benar-benar bekerja, tidak menyianyiakan waktu. Kalau datang telat tapi istirahat mau duluan, pulang juga mau duluan, lalu minta hak tidur siang. Itu kan aneh.

Lain di Jepang, lain juga di negara kita tercinta. Ternyata, tidur siang dapat memicu perang antara dua PNS di Sulawesi Selatan hingga adu jotos. Dua pegawai ini berasal dari Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Sulawesi Selatan. Gara-gara salah satu dari mereka mengunci gudang tempat bersemedi eh.. maksud saya tempat istirahat siang. Hingga akhirnya menyebabkan keduanya terlibat cekcok dan berujung saling pukul. Lagian, tidur siang kok di gudang. Mbok sekalian di tempat yang nyaman dan ber-AC, ruang atasan misalnya.

Baca Juga:

Demi Pacar, Saya Rela Menyukai Minuman Matcha yang Selama Ini Dibenci karena Rasanya Mirip Rumput

Pengalamanku sebagai Warga Lokal Jepang Merasakan Langsung Sistem Siaga Bencana di Jepang: Jauh Lebih Siaga Menghadapi Bencana, Jauh ketimbang Indonesia

Tidur jelas kebutuhan biologis setiap manusia. Saya setuju kalau sistem yang diterapkan peusahaan Okuta juga diberlakukan di Indonesia. Tapi masalahnya, seberapa besar energi, tenaga, dan pikiran yang dikeluarkan oleh para “pegawai”, hingga mereka berhak untuk mendapatkan jatah tidur siang? Apalagi kalau-kalau ternyata masih banyak target pekerjaan yang belum dipenuhi?

Sementara itu, pemberian hak tidur siang di negeri sakura sangat diatur dengan ketat mulai dari waktu dan tempat istirahatnya. Dengan diberikannya hak ini ada timbal balik yang ingin diraih oleh perusahaan yaitu meningkatnya produktifitas dan mengurangi tingkat stres.

Saya percaya bahwa fungsi tubuh itu sama seperti handphone, Semakin banyak dan sering kita menggunakan handphone maka semakin cepat baterai handphone habis dan kita butuh waktu sejenak untuk mengisi daya kembali sama seperti istirahat. Namun kalau kita tidak pernah menggunakan handphone tapi tetap diisi dayanya kemungkinan besar baterai handphone tersebut akan menggelembung (bengkak). Hmmm, apakah mereka-mereka yang semakin “menggelembung” saat bekerja bisa dikatakan… ah, nggak jadi, ah.

BACA JUGA Dulu Ibu Menyuruh Kami Tidur Siang Sepulang Sekolah, Tapi Saat Libur Kuliah Kami Disuruh Main-Main atau tulisan Sabrina Mulia Rhamadanty lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.

Terakhir diperbarui pada 1 November 2019 oleh

Tags: jepangNgantuktidur siang
Sabrina Mulia Rhamadanty

Sabrina Mulia Rhamadanty

ArtikelTerkait

4 Perbedaan Kuliah S1 di Jepang dan Indonesia

4 Perbedaan Kuliah S1 di Jepang dan Indonesia

28 Februari 2022
7 Tips Belajar Bahasa Korea Otodidak biar Makin Lancar Nonton Drakor

7 Tips Belajar Bahasa Korea Otodidak biar Makin Lancar Nonton Drakor

14 Juli 2022
Pengalaman Kerja Part Time di Jepang Terminal Mojok

Pengalaman Kerja Part Time di Jepang: Gajinya Besar, Kerjaannya Nggak Nyantai

29 Juli 2022
Diajarin Makan Pakai Sumpit Sama Papa Shinchan terminal mojok.co

Diajarin Makan Pakai Sumpit Sama Papa Shinchan

8 Desember 2019
Kamagasaki, Kota yang 'Dihapus' dari Peta Jepang

Kamagasaki, Kota yang ‘Dihapus’ dari Peta Jepang

22 Mei 2022
9 Hal Menarik tentang Ninja di Jepang Terminal Mojok

9 Hal Menarik tentang Ninja di Jepang

7 Maret 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo Mojok.co

Selo, Jalur Favorit Saya untuk Pulang ke Magelang dari Solo

14 Desember 2025
3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

3 Alasan Berkendara di Jalanan Jombang Itu Menyebalkan

14 Desember 2025
Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

Pendakian Pertama di Gunung Sepikul Sukoharjo yang Bikin Kapok: Bertemu Tumpukan Sampah hingga Dikepung Monyet

15 Desember 2025
3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

3 Kebiasaan Pengendara Motor di Solo yang Dibenci Banyak Orang

16 Desember 2025
Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

Keluh Kesah Alumni Program Akselerasi 2 tahun di SMA, Kini Ngenes di Perkuliahan

18 Desember 2025
Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

Rujak Buah Jawa Timur Pakai Tahu Tempe: Nggak Masuk Akal, tapi Enak

16 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=SiVxBil0vOI

Liputan dan Esai

  • Nyaris Menyerah karena Tremor dan Jantung Lemah, Temukan Semangat Hidup dan Jadi Inspirasi berkat Panahan
  • Kartu Pos Sejak 1890-an Jadi Saksi Sejarah Perjalanan Kota Semarang
  • Ketika Rumah Tak Lagi Ramah dan Orang Tua Hilang “Ditelan Layar HP”, Lahir Generasi Cemas
  • UGM Dorong Kewirausahaan dan Riset Kehalalan Produk, Jadikan Kemandirian sebagai Pilar
  • Liburan Nataru di Solo Safari: Ada “Safari Christmas Joy” yang Bakal Manjakan Pengunjung dengan Beragam Sensasi
  • Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.