Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

Stop Gunakan ‘Sak Ududan’ sebagai Satuan Waktu

Kuncoro Purnama Aji oleh Kuncoro Purnama Aji
22 Februari 2021
A A
ICJ satuan waktu sak ududan perokok anak kecil djarum super mojok mulut asbak

perokok anak kecil djarum super mojok mulut asbak

Share on FacebookShare on Twitter

Baca Juga:

Perokok di Toilet Umum Adalah Spesies yang Sama Busuknya dengan Mereka yang Merokok Sambil Berkendara

Tulungagung, Kota yang Siap Bersaing dan Menggeser Kudus sebagai Pemilik Takhta Kota Kretek

Sekitar tahun 100-200-an sebelum Masehi, ada orang Yunani bernama Hipparchus “mutusi” bahwa satuan waktu itu ada jam, menit, dan detik. Doi juga yang ngenalin angka 60 sebagai patokan waktu. Sampai sekarang sistem ini yang pada akhirnya dipakai oleh peradaban manusia modern saat ini. Penemuan angka 60 sebagai patokan waktu, didasari pada sistem longitude 360o yang dikenalkan oleh orang Yunani itu. Lalu pada 130 M, ada orang gabut lainnya bernama Claudius Ptolemy yang membagi tiap derajat menjadi 60 bagian dengan menyebut setiap bagian dengan partes minutea. Dari situlah asal mula terciptanya sistem waktu jam, menit, dan detik.

Akan tetapi pada suatu saat, pada tahun yang belum ditentukan, ditemukan sistem satuan waktu lainnya yang juga digunakan oleh manusia modern saat ini sebagai alat penunjuk satuan waktu yang bernama “sak udutan”. Jadi pada suatu masa di sebuah daerah di pulau Jawa, ada seseorang bernama Bambang yang sedang menunggu temannya untuk kerja rodi, teman Bambang tersebut bernama Joko. Oleh karena si Joko ini orangnya pemalas, serta hobinya ngopi dan udut, alhasil Bambang suka kesal kepada Joko. “Ayo to Jok, wes dienteni mandore kae lho, gek uwes, mbangane diparani londo ngko”. Dengan kesal Joko menjawab “Wah cerewet koe ki, sek sak udutan”. Begitulah sejarah “sak udutan” ditemukan.

Kemunculan penunjuk waktu ini dan seringnya dipakai oleh orang-orang di sekitar saya, terkadang membuat saya cukup kesal. Saya tidak ada masalah dengan menunggu, tapi menunggu “sak udutan” itu seperti menunggu tanpa kepastian, dan itu sangat tidak mengenakkan. Lama orang menghabiskan rokok mereka itu berbeda-beda, tergantung merek rokoknya apa dan cara ngerokoknya seperti apa. Yang ngeselin adalah ketika ada orang yang bilang “sek sak udutan”, tapi rokoknya cuma dijepit di jari, nggak diisap gitu, jadinya kan makin lama.

Maksud saya orang Yunani yang sudah susah-susah menemukan sistem perhitungan waktu seperti sekarang. Mereka harus belajar astronomi dahulu, melakukan perhitungan yang didasari pemikiran ilmiah, dan pada akhirnya menemukan bahwa satu jam sama dengan enam puluh menit, satu menit sama dengan enam puluh detik, masak iya harus tergantikan “sak udutan” yang ditemukan Joko karena malas kerja rodi. Bagaimanapun kita harus menghormati penemuan orang gabut Yunani ini atas dedikasinya mutusi satuan waktu di dunia ini.

Masalahnya adalah, ketika “sak udutan” terus digunakan, nantinya lama-lama bisa menggeser satuan waktu yang sudah ada. Masak iya, ketika nanti kita mau main PS di rentalan, terus ditanya sama mas penjaganya “Mau main berapa lama?”, masak jawabnya “sepuluh udutan mas”, jangan sampai. Oleh karena itu, kita harus berhenti menggunakan “sak udutan” sebagai satuan waktu. Maksud saya, kenapa harus menggunakan sak “sak udutan” sebagai satuan waktu, ketika di sekeliling kita kini terdapat banyak teknologi yang dapat menunjukkan waktu. Ada handphone yang setiap hari kita bawa bisa menunjukkan waktu, ada juga teknologi jam tangan yang bisa digunakan untuk menunjukkan waktu. Jadi sudah tidak ada alasan lagi kita memakai “sak udutan” sebagai penunjuk waktu.

Akan tetapi setelah saya pikir-pikir, munculnya “sak udutan” tak lepas dari kebiasaan orang Indonesia dalam menggunakan istilah tertentu untuk mengungkapkan sesuatu. Seperti ada juga satuan waktu lainnya “sak untoro” , ini apa lagi coba. Ada juga istilah “mung sak kedipan mata”. Terus ada lagi turunannya yang menyatakan kecepatan, “Mung sak lumpatan tekan” dan istilah-istilah lainnya yang belum ditemukan arti secara etimologinya.

BACA JUGA Mengenal Simbolisasi Waktu yang Digunakan Masyarakat Jawa Tempo Dulu dan tulisan Kuncoro Purnama Aji lainnya.

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 22 Februari 2021 oleh

Tags: perokokRokoksatuan waktu
Kuncoro Purnama Aji

Kuncoro Purnama Aji

Pengais rezeki.

ArtikelTerkait

bapak

Bapak

4 Juni 2019
Kegiatan Tidak Berguna: Nyuruh Orang Berhenti Merokok atau Mempertanyakan Alasan Merokok terminal mojok.co

Memutuskan Mengisap Rokok karena Camilan dan Fastfood Lebih Buruk

27 September 2020
gudang tembakau jember mojok

Gudhang Bhekoh, Gudang Tembakau ala Jember yang Sering Dikira Rumah Adat

25 Oktober 2020
Kisi-kisi Memilih Tembakau Linting Bagi Pelinting Pemula terminal mojok.co

Kisi-kisi Memilih Tembakau Linting bagi Pelinting Pemula

3 November 2020
4 Tradisi Kondangan di Desa yang Bikin Heran Orang Kota Terminal Mojok ngawi

Culture Shock Orang Gunungkidul Saat Kondangan ke Ngawi Jawa Timur

25 Juni 2023
Gudang Garam Klobot, Rokok Legendaris yang Tetap Eksis

Gudang Garam Klobot, Rokok Legendaris yang Tetap Eksis

21 Oktober 2022
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Video Tukang Parkir Geledah Dasbor Motor di Parkiran Matos Malang Adalah Contoh Terbaik Betapa Problematik Profesi Ini parkir kampus tukang parkir resmi mawar preman pensiun tukang parkir kafe di malang surabaya, tukang parkir liar lahan parkir

Rebutan Lahan Parkir Itu Sama Tuanya dengan Umur Peradaban, dan Mungkin Akan Tetap Ada Hingga Kiamat

2 Desember 2025
Angka Pengangguran di Karawang Tinggi dan Menjadi ironi Industri (Unsplash) Malang

Ketika Malang Sudah Menghadirkan TransJatim, Karawang Masih Santai-santai Saja, padahal Transum Adalah Hak Warga!

29 November 2025
Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

Culture Shock Orang Lamongan Menikah dengan Orang Mojokerto: Istri Nggak Suka Ikan, Saya Bingung Lihat Dia Makan Rujak Pakai Nasi

2 Desember 2025
4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

4 Hal Menjengkelkan yang Saya Alami Saat Kuliah di UPN Veteran Jakarta Kampus Pondok Labu

1 Desember 2025
Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

Mahasiswa UIN Nggak Wajib Nyantri, tapi kalau Nggak Nyantri ya Kebangetan

30 November 2025
5 Hal yang Jarang Diketahui Orang Dibalik Kota Bandung yang Katanya Romantis Mojok.co

5 Hal yang Jarang Diketahui Orang di Balik Kota Bandung yang Katanya Romantis 

1 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • Lagu Sendu dari Tanah Minang: Hancurnya Jalan Lembah Anai dan Jembatan Kembar Menjadi Kehilangan Besar bagi Masyarakat Sumatera Barat
  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.