Terminal Mojok
Kirim Tulisan
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Film
    • Sinetron
    • Anime
    • Musik
    • Serial
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Kecantikan
    • Game
    • Gadget
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Terminal Mojok
Kirim Tulisan
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
  • Gaya Hidup
  • Kunjungi MOJOK.CO
Home Artikel

‘Max Havelaar’, Novel yang Harus Masuk dalam Kurikulum Diklat PNS

Januardi Panji Sukmawan oleh Januardi Panji Sukmawan
19 Februari 2021
A A
max havelaar multatuli eduard douwes dekker mojok

max havelaar multatuli eduard douwes dekker mojok

Share on FacebookShare on Twitter

Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar nama Max Havelaar dan Multatuli saat menempuh pendidikan di bangku SMA atau lebih tepatnya saat mata pelajaran sejarah di SMA. Novel ini ditulis oleh Multatuli yang merupakan nama pena dari Eduard Douwes Dekker. Eduard Douwes Dekker sendiri merupakan seorang pegawai pemerintah hindia Belanda yang telah mengabdi 18 tahun di Hindia Belanda. Ia menulis novel ini berangkat dari keresahan atas apa yang ia lihat selama menjalankan tugasnya sebagai pegawai pemerintah di Hindia Belanda.

Novel ini sering disebut di pelajaran sejarah saat membahas tentang politik etis pemerintah Hindia Belanda. Ya memang konon katanya, novel ini ketika awal terbitnya di negeri belanda sempat menggemparkan seantero negeri belanda dan memberikan semacam insight baru bagi warga Belanda tentang apa yang dilakukan Pemerintah Belanda di negeri jajahannya. Fakta-fakta tentang penindasan, ketidakadilan, dan kekejaman pemerintah kolonial yang diceritakan di novel inilah yang kemudian menjadi awal mula munculnya sedikit rasa bersalah pemerintah. Warga Belanda pada saat itu untuk kemudian berniat membalas jasa kepada warga jajahan yang kemudian dinamakan dengan politik etis.

Terlepas dari kebenaran dan motif di balik politik etis itu sendiri, yang akan dibahas dalam tulisan ini adalah tokoh utama dalam novel tersebut yaitu Max Havelaar, yang dapat dijadikan role model bagi para PNS kita pada hari ini. Diceritakan bahwa Max (nama panggilan Max Havelaar) adalah seorang “PNS” Pemerintah Kolonial Belanda. Max bertugas sebagai seorang asisten residen di Lebak, Banten. Jabatan asisten residen pada saat itu setara dengan bupati. Hanya saja jika bupati dijabat oleh pribumi, asisten residen dijabat oleh orang Belanda.

Max digambarkan sebagai sosok yang sederhana, idealis (agak keras kepala), berhati lembut, serta mencintai keadilan dan kebenaran. Karakter Max tersebut menunjukkan bahwa Max merupakan salah satu sosok yang harus dikenalkan kepada PNS kita hari ini, dengan harapan mereka dapat meniru sebagian karakter Max dalam menjalankan tugasnya sebagai abdi negara.

Pengenalan tersebut penting karena sudah menjadi rahasia umum bahwa kualitas PNS kita hari ini belum bisa dikatakan baik dan mencapai titik optimalnya. Lambat dan ruwetnya pelayanan merupakan sedikit gambaran bagaimana kualitas PNS kita hari ini. Ditambah lagi berita tentang korupsi dan berbagai skandal yang menyeret pejabat negara menjadikan gambaran yang sempurna bahwa dibutuhkan perbaikan dalam mendidik para PNS kita.

Namun, tidak bisa kita nafikan bahwa terdapat gerakan-gerakan perubahan yang mengarah pada perbaikan kualitas birokrasi dan birokrat. Gerakan tersebut biasa dikenal juga dengan reformasi birokrasi, dan kita patut mengapresiasi gerakan tersebut. Bahkan gerakan tersebut mulai dilembagakan dengan adanya kementerian yang menggawangi pemberdayaan aparatur dan reformasi birokrasi secara khusus.

Di momen yang tepat inilah, gagasan untuk mengenalkan PNS kita pada sosok Max Havelaar dapat dijadikan sedikit alternative pertimbangan bagi bapak menteri dan pejabat terkait dalam melakukan serangkaian reformasi birokrasi untuk mendidik pegawai negeri kita hari ini.

Salah satu cara yang dapat dilakukan adalah dengan mendorong para PNS kita untuk membaca, menelaah, dan memahami novel Max Havelaar ini atau bahkan memasukkan novel ini dalam serangkaian kurikulum diklat PNS. Tujuannya tentu saja untuk membentuk karakter PNS kita yang ideal, sederhana, peduli pada rakyat, mencintai kebenaran dan berhati lembut seperti sosok Max Havelaar dalam novel ini.

Baca Juga:

4 Alasan Pegawai P3K Baru Harus Pamer di Media Sosial

Tunjangan Kinerja buat ASN, Beban Kerja buat Honorer, di Mana Adabmu?

Walaupun memasukkan novel dalam kurikulum diklat PNS mungkin dipandang agak kurang lazim dan terkesan nyeleneh, namun agaknya hal ini dapat memberi sedikit cita rasa sastra pada karakter PNS kita hari ini. Tujuannya adalah PNS kita akan mencintai sastra dan dapat menggugurkan stigma negatif masyarakat bahwa PNS merupakan sosok yang kaku dan kolot. Kalau kata Pram “Kalian boleh maju dalam pelajaran, mungkin mencapai deretan gelar kesarjanaan apa saja, tapi tanpa mencintai sastra, kalian tinggal hanya hewan yang pandai”.

Sekali lagi, itu semua hanya sedikit alternatif masukan untuk bapak menteri dan pejabat terkait yang sedang menggalakan reformasi birokrasi dan juga untuk para PNS yang kita cintai agar bisa menjadi lebih baik ke depannya.

BACA JUGA Belanda di Maluku: Antara Cinta dan Benci

Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.

Terakhir diperbarui pada 18 Februari 2021 oleh

Tags: eduard douwes dekkermax havelaarmultatulipns
Januardi Panji Sukmawan

Januardi Panji Sukmawan

Manusia yang memegang prinsip "urip mung sak dermo nglakoni".

ArtikelTerkait

4 Dosa yang Membuat PNS Lupa Diri (Unsplash)

4 Dosa yang Membuat PNS Lupa Diri

20 November 2022
Jadi PNS Nggak Melulu Enak, Inilah Hal-hal Pilu yang Harus Dihadapi Terminal mojok

Masih Ngebet Jadi PNS? Daftar Aja!

31 Maret 2021
15 Istilah yang Sering Digunakan dalam Kegiatan Instansi Pemerintah PNS

PNS Itu Buruh, Titik!

1 Mei 2023
Lebak Masih Miskin dan Menderita, Tak Kunjung Berubah sejak Max Havelaar Menyindir Belanda

Lebak Masih Miskin dan Menderita, Tak Kunjung Berubah sejak Max Havelaar Menyindir Belanda

29 Januari 2024
Ciri-ciri Warung Makan yang Berikan Garansi Kelezatan terminal mojok.co

Ciri-ciri Warung Makan yang Berikan Garansi Kelezatan

28 Agustus 2021
Wahai BKN dan Panitia CPNS, Percuma Ada Masa Sanggah CPNS kalau Tidak Transparan! soal TWK daftar cpns pppk pns

Nilai TWK CPNS Jeblok Bukan Berarti Bodoh, tapi Beda Pendapat Sama Pembuat Soal Saja!

9 November 2024
Muat Lebih Banyak

Terpopuler Sepekan

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

Suka Duka Pengusaha Kecil Jualan Live di TikTok: Nggak Ada yang Nonton, Sekalinya Ada yang Nonton Malah PHP

3 Desember 2025
Betapa Merananya Warga Gresik Melihat Truk Kontainer Lalu Lalang Masuk Jalanan Perkotaan

Gresik Utara, Tempat Orang-orang Bermental Baja dan Skill Berkendara di Atas Rata-rata, sebab Tiap Hari Harus Lawan Truk Segede Optimus!

30 November 2025
Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

Jalur Pansela Kebumen, Jalur Maut Perenggut Nyawa Tanpa Aba-aba

2 Desember 2025
5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

5 Alasan Danau UPN Veteran Jatim Adalah Tempat Nongkrong Paling Romantis Sekaligus Paling Mlarat

2 Desember 2025
4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih (Unsplash)

4 Hal Sepele tapi Sukses Membuat Penjual Nasi Goreng Sedih

29 November 2025
Ketika Warga Sleman Dihantui Jalan Rusak dan Trotoar Berbahaya (Unsplash)

Boleh Saja Menata Ulang Pedestrian, tapi Pemerintah Sleman Jangan Lupakan Jalan Rusak dan Trotoar Tidak Layak yang Membahayakan Warganya

3 Desember 2025

Youtube Terbaru

https://www.youtube.com/watch?v=HZ0GdSP_c1s

DARI MOJOK

  • JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan
  • Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar
  • Overqualified tapi Underutilized, Generasi yang Disiapkan untuk Pekerjaan yang Tidak Ada
  • Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama
  • Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?
  • Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra


Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Tulisan
Ketentuan Artikel Terminal
Kontak

Kerjasama
F.A.Q.
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Nusantara
  • Kuliner
  • Kampus
    • Pendidikan
  • Ekonomi
  • Teknologi
  • Olahraga
  • Otomotif
  • Hiburan
    • Anime
    • Film
    • Musik
    • Serial
    • Sinetron
  • Gaya Hidup
    • Fesyen
    • Gadget
    • Game
    • Kecantikan
  • Kunjungi MOJOK.CO

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.