Saya sempat bertanya-tanya, apakah pendidikan militer mampu mengubah kebiasaan mahasiswa. Yang sebelumnya rutin begadang, lalu sadar bahwa tidur yang cukup dan bangun pagi itu penting bagi kesehatan. Namun, ada pertanyaan yang lebih mengganjal. Yaitu, siapakah yang pantas untuk melatih pendidikan militer yang dirancang sebagai persiapan perang ini? Sebagai wibu yang tak terlalu fanatik, saya menimbang-nimbang sosok yang tepat sebagai pelatih.
Pelatih pendidikan militer #1 Gintoki Sakata (Gintama)
Pria yang tumbuh dan besar di zaman Edo ini mampu bertahan hidup dengan keteguhan hatinya. Tenang dan santai juga menjadi alasan mampu menaklukkan lawannya. Indonesia perlu dilatih orang sekonyol Gintoki, karena sifat dari orang-orang kita yang selalu bercanda meski berada di situasi yang serius. Adapun kesamaan Gintoki dan kita ialah tak ingin tanah kelahiran dikuasai oleh kaum pendatang. Tapi beda cerita bila kaum pendatang bisa memberi kita ruang untuk menyambung hidup. Dan kalau sudah ditetapkan bahwa Gintoki yang akan melatih, jangan sampai kita ditipu pemerintah perihal biaya. Tak perlu rutin membayar iuran tiap bulannya, diberi manisan yang mampu membangkitkan gula darahnya saja sudah cukup.
Pelatih pendidikan militer #2 Isaac Netero (Hunter x Hunter)
Tentu Netero tak perlu membawa portofolio jika melamar pekerjaan ini. Kesediaannya untuk berkorban mampu membuat dirinya melewati tahap seleksi dan masa bimbingan. Bagaimana tidak, auranya yang meluap-luap bisa menjadi perbedaan yang signifikan antara orang yang ingin mengabdi, dengan orang yang hanya mengincar kepentingan pribadi (baca: korupsi). Hanya karena Netero sudah tua, anak muda tak perlu khawatir jikalau idenya tak diterima. Netero ini seperti orang tua yang biasa kita temui sehari-hari kok. Mengutamakan prinsip bahwa anak muda mampu membawa negaranya maju dengan cara dan gayanya masing-masing. Namun, yang saya khawatirkan dari Netero ini adalah kehidupan yang diberikan negara bila sudah memasuki masa pensiun.
Pelatih pendidikan militer #3 Hashirama Senju (Naruto)
Sangat naif bila ada yang bertanya apa keistimewaan dari Hashirama. Mokuton-nya yang mampu membungkam mulut para caleg di setiap kampanye patut diperhitungkan. Selain itu, kebiasaannya yang lebih mementingkan bawahan ketimbang dirinya sendiri sudah memenuhi syarat untuk mengisi kursi pelatihan. Tentu kita tak ingin khawatir akan kepulangan teman atau keluarga yang telah pergi ke medan perang. Itulah kenapa kita patut bersyukur bila memiliki Hashirama yang sudah mencerminkan sifat petinggi-petinggi di negara ini. Tapi bukan berarti Hashirama tak memiliki kelemahan, lho. Kelemahannya adalah kebiasaan orang-orang kita yang suka mengomentari dan mencampuri urusan orang lain. Jadi kalau tak suka sama Hashirama, jangan bicara di depannya. Gosipin saja di grup WhatsApp, seperti kita menggosipi teman sendiri.
Pelatih pendidikan militer #4 Marshall D. Teach (One Piece)
Pria dengan tawa khas ini bisa menjadi momok yang menakutkan bagi musuh yang akan kita hadapi nanti. Kebiasaan pihak musuh yang hanya menilai lawan dari penampilan akan dibuat menyesal bila sudah tersudut dan kehabisan akal. Teach yang tak pernah tidur pun bisa menjadi harapan bagi mahasiswa—yang tak akrab dengan matahari pagi—untuk memiliki masa depan yang cerah. Lalu, Teach akan menularkan ke kita sifatnya yang selalu sabar dan terus berusaha untuk memenangkan apapun selain perang, bukan lewat jalan belakang sambil menyodorkan pelicin. Tapi yang perlu kita khawatirkan adalah sifat Teach yang suka berkhianat ini. Kita tak boleh lengah meski kita sudah sering dikhianati oleh pejabat. Pejabat hanya merampas uang kita, sedangkan uang masih bisa dicari lagi. Sementara Teach, tentu lebih mengutamakan merampas buah-buahan yang hanya bisa tumbuh di negara ini. Karena bagi kita, hidup tanpa vitamin lebih menderita dibanding hidup tanpa uang zehahaha.
Pelatih pendidikan militer #5 Mikasa Ackerman (Shingeki no Kyojin)
Perang tak selamanya melawan manusia, bisa juga berhadapan dengan makhluk lainnya. Jika di masa sekarang atau masa depan nanti tak ada negara yang menyerang, kita tak boleh lega begitu saja. Karena masih ada makhluk berbahaya yang akan muncul di hari akhir nanti, yaitu Dajal dengan membawa misi untuk menyesatkan kita. Dan tentu saja Mikasa adalah sosok yang patut dipertimbangkan untuk melatih pendidikan militer ini. Parasnya yang mampu membangkitkan semangat para lelaki untuk tidak membolos memiliki nilai tersendiri. Para wanita pun tentu tak akan merasa insecure dengan kecantikan Mikasa karena Mikasa hanya melatih, bukan merebut lelaki orang. Negara tak perlu mengeluarkan dana lebih untuk membeli senjata melawan Dajal. Tak perlu senapan, tank, jet tempur atau apapun itu yang sekiranya lebih mahal daripada rumah di Menteng. Cukup memperbanyak senjata tajam agar bisa menyayat tengkuk Dajal pun sudah menjamin kemenangan.
BACA JUGA Ki Seno Nugroho, Dalang yang Bikin Milenial Gandrung dengan Wayang dan tulisan Terminal Mojok lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.