Selain ngekos, banyak mahasiswa yang mencoba hidup mandiri dengan mengontrak rumah. Tentu ada konsekuensi yang berbeda antara mengontrak rumah dengan ngekos. Kalau ngekos, kita cenderung akan menghabiskan lebih banyak waktu sendirian di kamar karena memang yang memilih ngekos biasanya butuh ruang privat untuk beristirahat setelah penat seharian berkegiatan. Agak berbeda dengan ngontrak rumah, karena kita bakal lebih sering ngumpul sama teman sekontrakan.
Memang ada mahasiswa yang mengontrak rumah sendirian, tapi jumlahnya tidak banyak. Umumnya, mahasiswa yang ngontrak rumah berjumlah dua orang atau lebih. Karena kalau ada teman, bisa membayar sewa rumah dengan cara iuran dan relatif memperkecil pengeluaran. Pun dalam hal mengurus rumahnya, seperti bersih-bersih, memasak, dan segala macam, bisa gotong-royong. Jadi dalam kehidupan mahasiswa, mengontrak rumah bukan hanya belajar mandiri, namun juga belajar bekerja sama dengan orang lain.
Nah, tapi tunggu dulu. Sebelum memutuskan mengontrak rumah, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan demi kenyamanan bersama. Soalnya memilih tempat tinggal memang tidak bisa sembarangan. Salah-salah, malah jadi tidak betah. Untuk itu, saya akan memberikan beberapa poin yang mesti dicermati bila kamu-kamu sekalian hendak mengontrak rumah.
1. Memilih Teman Kontrakan
Sebelum memutuskan mengajak temanmu mengontrak, alangkah lebih baik kamu mengenal kebiasaannya lebih dulu. Takutnya kalau sudah telanjur ngontrak, nanti malah kebiasaan hidupnya ternyata tidak cocok denganmu. Misalnya, bila temanmu itu orangnya jorok banget. Suka buang puntung rokok atau pembalut sembarangan atau kadang hasil pup-nya lupa disiram, sementara kamunya suka bersih-bersih. Hal semacam ini akan membuat hari-harimu ngontrak terasa bagai di neraka.
Atau andai teman kontrakanmu suka mistis dan sok indigo sedangkan kamu ini penakut. Wah ya bakal horor kalau sewaktu kalian lagi enak-enaknya ngobrol, mendadak si teman ini bilang, itu di belakangmu ada sundel bolong. Lalu tiap ada apa-apa, misal gayung hilang atau barang keselempit, dibilang gara-gara dikerjain mahluk halus.
Terus, misal kamu lagi galau gara-gara ada masalah sama pacar atau semacamnya dan perasaanmu sedang tidak tenang, bakal jadi menyebalkan andai temen kontrakanmu itu bukannya jadi tempat curhat yang baik, malah bilang kamu kena gangguan jin karena jarang ibadah dan disuruh ikut ruqiah massal.
2. Menentukan Lokasi
Ini juga tidak kalah penting untuk diperhatikan. Setelah menentukan siapa-siapa saja yang akan mengontrak, berarti tinggal mencari rumah kontrakannya. Dalam hal ini, lokasi sangat menentukan kenyamanan. Sebaiknya cari lokasi yang aksesnya ke kota tidak jauh. Sebab itu akan memudahkan kita jika sewaktu-waktu hendak membeli suatu barang secara mendadak.
Cuma memang biasanya relatif agak mahal kalau mengontrak di dekat kota. Sedangkan rumah kontrakan yang relatif lebih murah, cenderung berada di pedalaman-pedalaman desa. Kadang malah terpelosok, jalannya sepi, dekat kuburan, dan tidak sedikit yang rawan pembegalan. Memang untung-untungan sih perkara kontrakan. Syukur-syukur bisa nemu tempat di lokasi yang tenang, asri, tapi tak jauh dari kota dan terutama murah.
3. Pemilik Kontrakan
Usahakan cari pemilik kontrakan yang ramah dan bertanggung jawab. Jangan cari pemilik kontrakan yang masa bodo dengan kita sebagai penghuninya. Kalau air mati atau genting bocor, pemilik kontrakan yang masa bodo begini bakal cuek saja. Meski kita sudah berkali-kali mengadu, dia cuma sok merespon dan memberi janji-janji palsu. Padahal, selama kebocoran atau kerusakan apa pun bukan kita yang membuat, ya tanggung jawab pemilik kontrakan.
4. Mengobservasi Tetangga
Tetangga yang ramah dan menyenangkan, akan serasa seperti keluarga sendiri bila kamu memilih hidup ngontrak. Tapi tetangga yang julid, suka nyari gara-gara, pengadu domba, dan senang mempermasalahkan setiap kegiatan kita, ibarat titisan iblis yang kalau bisa dimusnahkan saja agar kehidupan kembali damai sentosa.
Saya punya pengalaman memiliki tetangga yang menyebalkan. Ia cenderung mempermasalahkan hal-hal yang sebetulnya tidak perlu dipermasalahkan. Seperti marah karena saya mengundang teman-teman sekampus buat menginap, dibilang berisik padahal kami ngomong pun sudah setengah berbisik. Kadang juga si tetangga ini suka mengintip dari jendela rumahnya bila saya sedang duduk-duduk di teras. Buat apa coba? kan creepy banget.
Selain itu, si tetangga ini juga pernah mengintimidasi saya dan teman sekontrakan saya, hanya gara-gara kami memasukkan motor ke rumah dalam kondisi menyala dan digas kencang. Memang sih itu malam. Tapi konteksnya, kami tak punya pilihan. Gerbang utama tempat parkir dikunci dan kami mesti memasukkannya langsung ke rumah. Untuk itu kami mesti menari gas agak kencang sebab melewati tangga yang landai dan agak licin bila hujan.
Oleh karenanya, saya menyarankan sebelum memutuskan mengontrak rumah di suatu tempat, lebih baik tanya-tanya dulu ke orang yang ngontrak di situ sebelum kamu soal lingkungan, tetangga, dan segala macamnya. Tanyain Pak RT tentang bagaimana kondisi orang yang ngontrak di situ sebelumnya. Sepengalaman saya, Pak RT relatif terbuka untuk bercerita ketimbang si pemilik kontrakan yang pasti akan memoles sedemikian rupa rumahnya supaya laku. Kalau mau lebih amannya, mending ngontrak di tempat yang direkomendasikan teman. Paling tidak, rekomendasi menunjukkan tempat itu sudah teruji.
5. Menyelidiki Riwayat Kontrakan
Jangan langsung tergiur dengan harga murah dan rumahnya kelihatan besar. Selidiki dulu riwayat kontrakannya, lewat orang-orang sekitar atau yang ngontrak di situ sebelum kamu. Karena ada pengalaman teman saya yang ngontrak di sebuah rumah mewah dengan harga murah. Eh, ternyata rumah tersebut angker. Sering malam-malam, teman saya ini melihat penampakan mbak kunti bila sedang tidur di ruang tamu, pintu yang suka terkunci sendiri, tv menyala tiba-tiba, kadang juga ia mendengar suara jendela kamarnya diketuk beberapa kali, padahal letak kamarnya berada di lantai dua.
Tidak tahan dengan teror, teman saya dan geng kontrakannya itu jadi malah sering numpang di kosan orang lain. Ini kan merugikan. Masa sudah bayar jutaan, tapi malah tidak betah gara-gara diteror Mbak Kunti dan sebangsa mahluk-mahluk halus itu. ‘Kan tai.
Demikian beberapa poin yang mesti kamu perhatikan sebelum mengontrak rumah. Tentu saja informasi ini juga berlaku untuk yang selain mahasiswa. Intinya, jangan sampai rumah yang sejatinya jadi tempat pulang dan mengistirahatkan badan, malah membikin kita terus resah karena terganggu perkara-perkara yang tak bermutu.
BACA JUGA Ini Loh Alasan Kos yang Temboknya Hijau Harga Sewanya Lebih Murah! atau tulisan Akhyat Sulkhan lainnya.
Terminal Mojok merupakan platform User Generated Content (UGC) untuk mewadahi jamaah mojokiyah menulis tentang apa pun. Submit esaimu secara mandiri lewat cara ini ya.
Pernah menulis di Terminal Mojok tapi belum gabung grup WhatsApp khusus penulis Terminal Mojok? Gabung dulu, yuk. Klik link-nya di sini.