#3 Mahasiswanya jago siaran
Di kelas saya, ada beberapa mahasiswa yang memang fafifu was wes wos jadi penyiar. Sisanya, ya cuma bisa bengong melihat teman-teman kami yang sering jadi penyiar radio kampus atau magang di radio beneran. Memang ada satu mata kuliah yang khusus membahas soal siaran ini dalam jurusan kami, namanya Jurnalisme Radio. Dan lagi-lagi dosennya beneran praktisi yang memang jago saat jadi penyiar beneran.
Namun semua nggak serta-merta memudahkan mahasiswa jurusan Jurnalistik jadi penyiar, ygy. Walau kami sudah berkali-kali praktik jadi penyiar di hampir tiap pertemuan, tetap saja kalah sama yang punya bakat alami cuap-cuap. Dan cuma mahasiswa yang punya talenta dan bersungguh-sungguh itulah yang kelak jadi pendakwah, eh, maksudnya jadi penyiar setelah lulus kuliah!
#4 Paham dunia pertelevisian
Dalam jurusan Jurnalistik memang ada mata kuliah yang mengajari kami soal dunia pertelevisian. Tapi ya nggak berarti saya jadi paham seluk-beluk TV, kan? Ha ya mosok saya ditanya-tanya soal sinetron A, B, C, Z, atau acara dangdut di stasiun TV A, B, C, ya ramashok, Bos!
Kami pernah sih kunjungan ke beberapa stasiun TV, tapi kan ya nggak berarti kami memahami semuanya bahkan sampai soal acaranya. Jadi kalau sampai ada orang yang tanya-tanya soal dunia pertelevisian ke saya dan teman-teman, biasanya kami akan selalu menjawab, “No comment!”
#5 Susah cari kerja
Dulu, waktu mau memutuskan untuk berkuliah di jurusan ini, banyak orang yang sangsi dan bilang pada saya, “Nanti susah dapat kerja, lho!” Ah, kayaknya susah dapat kerjaan nggak cuma dialami lulusan jurusan Jurnalistik saja, deh. Ya nggak?
Jadi gini, faktanya, memang nggak semua mata kuliah bisa terserap seutuhnya ke mahasiswa. Tapi, kalau seorang mahasiswa benar-benar menguasai beberapa hal, saya rasa dia bisa bertahan di dunia yang keras ini setelah lulus nantinya. Misalnya, seorang mahasiswa jurusan Jurnalistik yang mahir menulis berita atau menulis karya-karya jurnalistik, dia bisa berkesempatan berkarier di beberapa tempat: jadi humas, jadi wartawan tulis di media, jadi penulis buku non-fiksi, dll. yang berkaitan dengan dunia tulis menulis.
Itulah lima hal terkait jurusan Jurnalistik yang kerap disalahpahami. Semoga poin-poin yang saya luruskan di atas bermanfaat, ya. Jangan menyerah dan tetap semangat, mahasiswa!
Penulis: Muhammad Ridho
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Kuliah Jurusan Ilmu Komunikasi yang Disangka Belajar Ngomong Doang.