Siapa, sih, orang Indonesia yang nggak tahu dengan rendang? Kebangetan sekali jika tidak ada yang mengetahui makanan ini. Kalau tidak tahu cita rasa rendang, itu masih bisa kita tolerir. Namun, kalau tidak tahu apa itu rendang, tampaknya memang harus memperluas pergaulan. Kuliner khas tanah Sumatra barat ini sukses menghipnotis siapa saja untuk melahapnya. Bahkan, beberapa kali ia meraih posisi sebagai makanan terenak di dunia. Pun secara global, ia telah diakui dan dijual di beberapa negara.
Makanan favorit masyarakat ini telah merajai kuliner di Indonesia. Namun dalam praktiknya, masih ada beberapa masyarakat yang melakukan dosa saat melahapnya. Berikut lima dosa yang tak disadari saat makan rendang.
#1 Menolak rendang itu sendiri
Tenang, Sobat, tidak ada penghakiman di sini. Kita semua mengakui bahwa selera setiap orang memang berbeda-beda. Namun, bagaimana bisa seseorang menolak rendang? Kuliner legendaris ini selalu berhasil memikat siapa pun yang mencium baunya, baik dari jarak jauh maupun dekat. Bahkan sekali mencium saja, kita dapat membayangkan rasanya yang super.
Potongan daging yang besar, warna hitam kecoklatan (atau coklat kehitaman), aroma santan yang kuat, dan kelembutan serta keempukkan yang sangat memanjakan lidah. Siapa yang bisa menolak? Maka dari itu, menolak rendang adalah sebuah dosa. Bagaimana bisa makanan semenggiurkan ini dianggurkan begitu saja?
#2 Makan pakai sendok dan garpu
Makan rendang dengan sendok dan garpu adalah sebuah ketidakcocokan yang hakiki. Mungkin Anda tidak mau mengotori tangan. Namun, justru di situlah letak nikmatnya memakan kuliner ini. Sebagai salah satu komponen penting dalam nasi Padang, makanan ini sebaiknya dimakan menggunakan tangan secara langsung.
Ketika tangan Anda mengawur-awur bumbunya dengan nasi, saat sela-sela jari Anda dipenuhi serpihan daging, dan di kala gigi Anda mengunyah daging yang luar biasa itu. Hmmm, fantastis. Mau selembut apa pun daging rendangnya, jika ia tetap dimakan pakai sendok dan garpu, sungguh kurang nendang, Hyung!
#3 Tidak menggunakan nasi
Nggak jauh berbeda dengan alasan di atas, makan rendang tanpa nasi adalah sebuah ketidakcocokan duniawi yang kedua. Memang, yang namanya selera orang itu berbeda-beda. Namun, melahap nasi bersamaan dengan rendang adalah kesatuan komplet yang Anda butuhkan.
Mengapa? Sebab, kuliner ini didominasi dengan rasa gurih asin. Rasa gurih asin dalam makanan ini cukup pekat. Ketika ia dimakan langsung, lama kelamaan Anda bisa merasa enek jika dimakan terlalu banyak. Di sinilah fungsi nasi putih tersebut, sebagai penetral dari rasa asin gurih. Nasi yang manis akan berpadu dengan sempurna bersama rendang yang asin gurih. Sungguh perpaduan yang luar biasa.
#4 Penggunaan mentai
Beberapa tahun belakangan, penggunaan bahan baku makanan baru bernama mentai menjadi tren di segala jenis makanan. Ada sei mentai, ayam geprek mentai, steak mentai, bahkan ada nasi sayur yang menggunakan mentai. Saus mentai yang berwarna oren ini dioleskan di makanan tersebut lalu di-torch menggunakan mesin yang mengeluarkan api. Hasilnya, ia akan memberikan rasa gurih yang ekstra, creamy pada makanan, dan cita rasa smoky. Meskipun sampai hari ini masih belum ada rendang mentai, tapi makanan ini wajib untuk kita lindungi!
Penggunaan mentai pada rendang mungkin saja adalah sebuah dosa besar. Bayangkan, rendang empuk yang gurih asin bertemu dengan saus yang agak krim-krim gimana gitu, ditambah dengan nasi putih. Walaupun saya belum pernah mencoba, tapi bisa dibayangkan cita rasanya akan seperti apa. Maka dari itu, rendang tanpa campuran harus dipertahankan, apa pun risikonya.
#5 Tidak membayar dan kabur
Jika Anda malas bikin rendang, tapi mau memakannya, rumah makan adalah destinasi yang tepat. Tapi, pastikan Anda membayarnya, ya! Kalau Anda memesan rendang, makan sampai kenyang, dan malah kabur, itu tidak baik. Berdosa malah. Sebab, Anda telah menzalimi orang lain. Dan Tuhan, jelas tidak menyukai hal itu.
Penulis: M. Guntur Rahardjo
Editor: Audian Laili