Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal

Rasanya Tinggal Bersama Makam-makam Tua di Njeron Beteng Keraton Jogja

Hammam Izzuddin oleh Hammam Izzuddin
12 November 2022
A A
Beranda Liputan Histori
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Hal-hal mistis yang menyertai

Sekarang kawasan sekitar memang jauh lebih ramai ketimbang puluhan tahun lalu saat perempuan ini masih muda. Parti mengaku kalau dulu sempat ada rasa khawatir saat kecil. Namun, seiring waktu, ia pun terbiasa.

“Tapi kadang anak-anak yang merasakan keanehan. Mungkin saya dulu juga, tapi sudah lupa-lupa, saya sudah tua,” ujarnya.

makam tua di dapur
Parti, menunjukkan salah satu makam yang menyatu dengan dapurnya. (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

Dahulu, tutur Parti, saat cucunya hendak ke kamar mandi, tiba-tiba saja dia bilang kalau ada perempuan bermukena yang mau salat lewat di sebelah kamar mandi. Tentu aneh, karena di sisi selatan kamar mandi hanyalah semak-semak yang ujungnya pagar.

“Lalu mamahnya menenangkan dan bilang kalau itu memang orang mau salat ke masjid tapi terlambat,” ujarnya ngeri.

Ia juga menuturkan kisah lain, saat cucu keponakannya ketakutan karena merasa diamati oleh sosok orang tua yang berdiri di antara beberapa makam. Namun, hal seperti itu ia sikapi dengan tenang.

“Ya kalau ada anak-anak bilang begitu dijawab tenang saja. Bilang saja ‘Mbah, ampun nggodo kulo Mbah’,” ucapnya.

Baca Juga:

Naik Sepeda Jogja Lamongan demi Menunaikan Rindu pada Ibu MOJOK.CO

Menuntaskan 640 Kilometer Jogja Lamongan Bersepeda demi Ziarah Batin dan Menunaikan Rindu pada Ibu

12 September 2025
jogja, kraton jogja.MOJOK.CO

Ketika Polemik Hak Sewa Tanah Bikin Diponegoro Balik Arah Melawan Kraton Jogja

26 Januari 2025

Seperti halnya Parti, Agung (40), warga lain yang saya jumpai di permukiman ini juga menuturkan bahwa tinggal di antara makam-makam sebenarnya biasa saja. Rumahnya yang juga jadi tempatnya membuka usaha warung terlelak di sisi barat. Di samping dan belakangnya juga terhimpit makam.

“Aktivitas biasa saja. Siang malam tidak ada perbedaan. Orang yang nggak pernah tinggal di sekitar makam mungkin mikirnya menakutkan, padahal nggak juga,” papar sambil duduk di depan warung.

Kendati begitu, satu dua cerita terkait pengalaman orang di sekitar pernah ia dengar. Salah satunya pengalaman yang dialami anaknya sendiri. Saat itu sang anak sedang digendong oleh neneknya di halaman belakang.

“Saat digendong anak saya tiba-tiba tanya ke neneknya. Katanya ada simbah-simbah di atas pohon. Malah akhirnya neneknya yang takut dan langsung masuk rumah,” ujarnya tertawa. Ia pribadi mengaku tak pernah mengalami pengalaman serupa.

Seperti para warga lain, Agung yang sudah turun temurun tinggal di sini mengaku tak begitu paham tentang latar belakang makam-makam di sekitarnya. Sebagai orang yang tinggal di sini, ia hanya berkewajiban untuk turut membersihkan area sekitar sejumlah nisan itu berada.

“Ini lagi musim hujan, jadi dipotongin rumputnya belum lama sudah tinggi-tinggi lagi,” ujarnya mengacu pada rumput yang mulai meninggi di halaman belakang.

Fenomena makam tua di permukiman

Penulis buku Nisan Hanyakrakusuman, Muhammad Yaser Arafat mengungkapkan bahwa makam-makam di Taman Sari itu kemungkinan sudah ada sejak pertengahan 1800. Hal itu ia landaskan dari tipologi kebanyakan nisan yang ada di sana.

Makam tua di permukiman tak jauh dari Taman Sari. (Hammam Izzuddin/Mojok.co)

“Kalau dilihat dari tangguh atau tipologinya, sebagian besar 1800 pertengahan sampai 1900 eranya,” terangnya saat dihubungi Mojok.

Iklan

Dosen UIN Sunan Kalijaga yang sudah lama mendalami dunia pernisanan ini punya spekulasi bahwa mulanya yang dimakamkam di tempat ini adalah para pengurus masjid yang ada di dekatnya. Menurutnya, di sisi barat masjid milik Keraton memang umum ada kompleks pemakaman.

“Ya kemungkinan itu awalnya makam para pengurus masjid seperti muazin, khatib, hingga imam yang dulu memang hidup di sekitar situ,” paparnya.

Ia juga menuturkan bahwa banyak fenomena makam kuno yang menyatu dengan permukiman warga di DIY dan sejumlah daerah lain. Di Kota Yogyakarta misalnya, kondisi serupa ada di Bausasran dan Kotagede. Sebagian berada di sekitar permukiman saja, tapi ada juga yang nyempil di dalam rumah seperti yang ada di Tamansari.

“Pada zaman dulu, umum orang memakamkan jenazah tidak di satu kompleks makam khusus. Kadang di depan, samping, atau pekarangan rumah sehingga lazim fenomena penemuan makam kuno di tengah permukiman karena sebelumnya tertimbun tanah,” pungkasnya.

Reporter: Hammam Izzuddin
Editor: Agung Purwandono

 BACA JUGA Misteri 3 Makam Nyai Dewi Sekardadu dan Bukit yang Dipindah dari Banyuwangi

 

 

 

 

 

Halaman 2 dari 2
Prev12
Tags: keraton jogjakeraton Yogyakartamakammakam tuanisanziarah
Hammam Izzuddin

Hammam Izzuddin

Reporter Mojok.co.

Artikel Terkait

Naik Sepeda Jogja Lamongan demi Menunaikan Rindu pada Ibu MOJOK.CO
Esai

Menuntaskan 640 Kilometer Jogja Lamongan Bersepeda demi Ziarah Batin dan Menunaikan Rindu pada Ibu

12 September 2025
jogja, kraton jogja.MOJOK.CO
Ragam

Ketika Polemik Hak Sewa Tanah Bikin Diponegoro Balik Arah Melawan Kraton Jogja

26 Januari 2025
Plengkung Gading Jogja Ditutup, “Takhta untuk Rakyat” Mati MOJOK.CO
Esai

Plengkung Gading Jogja yang Ditutup, “Takhta untuk Rakyat” yang Mati

21 Januari 2025
Kisah Anak Penjual Nisan yang Bersekutu dengan Iblis MOJOK.CO
Esai

Kisah Hidup Saya Sebagai Anak Penjual Nisan: Berumah di Kuburan hingga Bersekutu dengan Iblis

19 Juni 2024
Muat Lebih Banyak
Pos Selanjutnya
lagu piala dunia mojok.co

5 Lagu yang Memorable tentang Piala Dunia

Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.