MOJOK.CO – Tidak semua tukang tambal ban bisa menerima dengan mudah setiap motor yang datang. Ada beberapa jenis motor matic yang harus legawa ketika ditolak bahkan ketika akan merapat.
Dalam dunia tambal ban, ternyata layanan yang diberikan sangat bervariasi sesuai dengan jenis ban. Antara ban motor, mobil, atau truk memiliki perlakuan yang berbeda. Maka bila dijelaskan satu persatu akan memakan waktu berhari-hari dan bila ditulis mungkin akan setebal kitab.
Penanganan tambal ban pada sepeda motor, memiliki tingkat kesulitan yang cukup bervariasi. Tingkat kesulitan ini biasanya dipengaruhi oleh desain yang dimiliki oleh motor itu sendiri. Tidak terkecuali pada jenis motor matic yang kini merajalela bagaikan kutu air di musim hujan.
Sebetulnya, motor matic biasanya menjadi motor primadona tukang tambal ban karena penanganannya yang mudah. Namun demikian, ada juga di antara jenisnya yang menyengsarakan tukang tambal ban hingga si pak tukang buru-buru menolaknya. Sungguh, ditolak itu sangat menyakitkan. Rasa sakitnya menjalar sampai ke betis—karena harus jalan lagi cari tukang tambal lainnya.
Beberapa motor yang biasanya mudah ditolak oleh tukang tambal ban di antaranya,
Satu: Honda Vario Techno, motor yang tidak logis
Ingat ya, ini adalah Vario yang Techno, sebab ada pula jenis yang nggak Techno. Perbedaan kedua Vario ini ada pada swing arm roda belakang. Pada Vario Techno terdapat dua swing arm yang mengapit roda belakang. Sementara yang nggak Techno, seperti matic standar pada umumnya—Mio, Spin, dan lain sebagainya.
Coba Anda bayangkan sedikit—sedikit saja nggak perlu terlalu banyak—tentang motor dengan shock belakang yang hanya satu, tapi dikasih dua swing arm. Bukankah itu namanya tidak logis? Saya curiga, mungkin yang membuat desain motor ini punya dendam pribadi pada tukang tambal ban sehingga melakukan hal kejam semacam ini.
Baiklah, kita lupakan dendam masa lalu dan melangkah ke masa depan yang lebih cerah. Sebetulnya Vario Techno mudah untuk ditangani, selama kondisi masih standar pabrikan, terutama untuk ban belakang. Standarnya, roda menggunakan velg racing yang dibalut dengan ban tubeless—tanpa ban dalam.
Dalam kondisi standar, bila ban bocor cukup di “cucus” pakai tambal tubeless. Nggak sampai 5 menit selesai perkara. Celakanya, bila ternyata sudah tidak standar alias ban belakang sudah diisi dengan ban dalam. Lebih celaka lagi jika velg sudah dimodifikasi menggunakan velg jeruji. Terus ketika dibuka, ternyata ban dalam sobek dan minta diganti.
Dalam kondisi seperti ini, tukang tambal tidak lagi celaka 12, pasti lebih dari itu—mungkin sudah celaka 13. Si tukang tambal akan lebih mencucu lagi kalau ternyata ia baru latihan. Semakin sengsara, kalau yang nggarap adalah asisten tukang tambal, karena tukang tambal yang asli sedang pergi mancing wader di kecamatan sebelah. Halah.
Pasalnya, untuk sekadar mengganti ban dalam Honda Vario Techno, paling tidak ada 5 baut yang harus dilepas. Kalau yang nggarap tukang tambal baru, bahkan bisa jadi dia sampai harus ngelepas knalpot. Kalau yang ngerjain lebih baru lagi, bisa sampai ngelepas mur as belakang. Akhirnya pemilik terpaksa harus menjalani penantian yang panjang dan membosankan.
Dua: Suzuki SkyWave, kesulitan tingkat dewa
Bila dibandingkan dengan SkyWave, Vario Techno memiliki tingkat kesulitan yang nggak ada apa-apanya lebih rendah. Hal itu, karena pada roda belakang SkyWave menggunakan double shock dengan kuncian yang sangat tangguh.
Jadi, untuk melepas roda atau sekadar mengganti ban, dibutuhkan keahlian yang cukup mumpuni. Tidak hanya banyaknya jumlah baut yang harus dilepas, namun juga membutuhkan jenis kunci yang berbeda antara satu dan lainnya.
Oleh karena itu, untuk menangani motor matic ini, Anda memerlukan bengkel dengan peralatan yang lengkap. Namun, itu masih dalam tahap melepas baut saja. Pasalnya, untuk mengganti ban, Anda masih harus lebih bersabar. Tenang saja, ingat orang sabar cepat dipanggil disayang Tuhan.
SkyWave ini menggunakan ukuran ban yang tidak biasa. Pada umumnya, motor matic menggunakan ban ring 14, namun motor ini menggunakan ban ring 16 yang di beberapa tempat sulit untuk didapatkan.
Berdasarkan pengalaman, jarang ada bengkel yang memiliki stok ukuran ban ring 16. Sekadar saran, apabila Anda menggunakan Skywave, sebaiknya membawa ban dalam cadangan di bagasi untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.
Tiga: Vespa Matic, kesulitan tingkat mahadewa
Vespa memang motor yang sungguh luar biasa. Untuk ditolak tukang tambal ban, Anda nggak perlu membawa vespa matic. Bahkan vespa jadul pun sering kali mendapat penolakan. Namun demikian, mereka masih pantang menyerah dan terus berusaha untuk bisa diterima dengan lapang dada.
Tingkat kesulitan Vespa Matic ini, jelas berbeda dengan Vespa jadul. Untuk vespa jadul, tukang tambal harus melepas banyak mur. Celakanya, bila baut yang ada sampai patah karena berkarat, harus dicari gantinya. Makanya, begitu lihat vespa merapat, tukang tambal biasanya akan langsung bilang, “Maaf, nggak bisa, Om.” Ditolak bahkan sebelum sempat nembak itu rasanya, sungguh nelangsa.
Nah, untuk Vespa Matic malah lebih parah dari yang lain. Lagi-lagi karena desain yang luar biasa. Yang membuat seru, ukuran ban yang dipakai bervariasi dari ring 10 sampai ring 13. Selain itu, roda yang begitu mepet dengan body membuat derita menjadi semakin nyata.
Kalau dipikir—sedikit saja mikirnya, sudah bisa dipastikan yang mendesain motor jenis ini, pasti bukan tukang tambal ban. Bukan hanya pemilik, tukang tambalnya pun pasti diam-diam berdoa semoga Vespa tersebut cuma kurang angin.
Pasalnya, untuk membuka ban belakang tanpa melepas roda Vespa Matic, harus dilakukan dari bagian kanan. Hal itu dilakukan karena bagian kiri sudah terlalu minim sehingga sulit dijangkau. Bila tukang tambal yang orangnya kidal, mungkin akan lebih mudah membuka ban Vespa Matic ini.
Permasalahan lain adalah ukuran ban yang kecil sehingga memiliki panjang jari-jari yang minim. Sedangkan ukuran sendok ban (alat membuka ban) biasanya terlalu panjang. Hal ini dikarenakan untuk ban motor, standar terpendek yang dibuat adalah untuk ring 14. Sementara untuk Vespa Matic, rata-rata menggunakan ring 10 hingga ring 13.
Oleh karena itu, bagi tukang tambal yang tidak bisa menangani Vespa, akan menolak dengan segera dan menyarankan untuk membawa kendaraan Anda ke service center terdekat yang letaknya entah di mana.
Jadi, apabila Anda menggunakan salah satu dari kendaraan di atas, sangat disarankan untuk banyak-banyak berdoa. Semoga ketika berkendara, motor yang dikendarai tidak sampai bocor apalagi harus ganti ban di pelosok terpencil. Itu pun kalau Anda punya Tuhan sebagai tempat doa ditujukan.