MOJOK.CO – Dalam euforia Asian Games 2018, tidak banyak orang seperti Roy Suryo, yang menganggap prestasi Indonesia biasa-biasa saja.
Mantan Menteri Pemuda dan Olahraga, Roy Suryo, sepertinya tidak ingin prestasinya selama menjabat dulu dianggap remeh. Ia seperti tidak ingin jasa bosnya semasa memimpin Indonesia dilupakan begitu saja.
Euforia masyarakat Indonesia dengan pencapaian Asian Games 2018 di peringkat 4 kali ini, seperti membuat Roy Suryo merasa tidak nyaman. Ia tidak ingin kinerjanya ketika menjabat dibanding-bandingkan dengan Menteri Pemuda dan Olahraga yang saat ini menggantikannya, Imam Nahrawi. Nah, sebelum ia dibandingkan, ia memustuskan membuat perbandingannya terlebih dulu.
Melalui akun Twitternya @KRMTRoySuryo2, ia mengungkapkan beberapa hal. Di tweet pertamanya, ia menanggapi tentang isu Jokowi yang menargetkan Olimpiade 2032 agar Indonesia menjadi tuan rumah. Ia mengkaitkan hal tersebut dengan SBY yang mengambil alih Asian Games 2018 dari Vietnam agar Indonesia dapat menjadi tuan rumah.
Tweeps,
2014 lalu @SBYudhoyono mengambil alih @asiangames2k18 dari Vietnam, kini @jokowi mengusulkan Olimpiade 2032 di Indonesia #PastiBISA— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) September 1, 2018
Iya, Pak SBY terima kasih telah mengambil alih Asian Games 2018. Tanpa Bapak, mungkin Indonesia akan sulit mencapai posisi ini.
Ia pun melanjutkan tweetnya. Di tweetnya yang kedua, ia membahas perihal perolehan emas Indonesia yang kini mencapai 31 medali berkat Cabang Sepak Takraw Kuadran Putra. Sebuah perolehan hampir dua kali lipat lebih banyak dibandingkan target pemerintah sebanyak 16 emas.
Perolehan yang melampaui target tersebut tentu membuat masyarakat berbangga diri. Namun, menurut Roy Suryo justru perolehan saat ini adalah target yang realistis. Mengapa? Karena Indonesia adalah tuan rumah. Berikut pernyataannya,
Tweeps,
Alhamdulillah Emas sudah 31 (berkat Cabang Sepak Takraw Kuadran Putra), Ini baru REALISTIS dari Target, karena Indonesia TUAN RUMAH.— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) September 1, 2018
Tidak berhenti di situ, kemudian Roy Suryo membandingkan tentang perolehan Indonesia dalam ajang olahraga sebelumnya ketika menjadi tuan rumah. Indonesia yang saat ini berada di peringkat 4 setelah China, Jepang, dan Korea tentu saja sebuah prestasi yang sangat membanggakan.
Namun lagi-lagi, sepertinya tidak bagi Roy Suryo. Ia justru mengungkapkan, ketika menjadi tuan rumah, meraih juara umum adalah target yang sebenarnya. Ia pun memberikan data bahwa pada Sea Games 2011 dan Islamic Solidarity Games 2014, Indonesia selaku tuan rumah berhasil menjadi juara umum.
Tweeps,
Jangan lupa Indonesia selaku TUAN RUMAH :
– 2011 Sea Games JUARA UMUM
– 2014 Islamic Solidarity Games JUARA UMUM
Sekarang #4 Selamat— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) September 1, 2018
Hadeeeh, Pak Roy Suryo ini sadar atau enggak sih sebenarnya? Kan Sea Games sama Islamic Solidarity Games, negara China, Jepang, dan Korea nggak ikut bertanding, ya. Ya menjadi lebih wajar lah kalau dalam pagelaran olahraga tersebut bisa jadi juara umum. Kalau kali ini Asian Games, Pak. Asian Games! Bisa bedain Asian sama Asean, kan?
Tidak puas hanya di situ, di tweet terakhirnya, ia membandingkan prestasi Indonesia saat ini dengan era SBY dalam ajang Sea Games dan Islamic Solidarity Games. Begini katanya,
Tweeps,
Jangan lupa prestasi Indonesia di era ini :
– 2017 Sea Games di Malaysia urutan 5
– 2017 Islamic Solidarity Games di Baku urutan 8— KRMT Roy Suryo (@KRMTRoySuryo2) September 1, 2018
Iya, Pak. Iya. Perolehan itu tidak ada apa-apanya dibandingkan perolehan Indonesia sebelumnya yang berhasil menjadi Juara Umum.
Sebenarnya pernyataan Roy Suryo ini benar adanya, loh. Data yang disampaikan juga nggak ngawur. Cuma gini, Pak. Sepertinya agak nggak pas deh, kalau membandingkan data yang nggak apple to apple gitu.
Ah, yang penting mah, terima kasih untuk para atlet yang telah berjuang dengan pencapaian luar biasanya. Walau kita tidak menjadi juara umum, tapi ini adalah pencapaian paling realistis yang dapat diraih Indonesia kok!
Oh iya, seperti yang pernah diungkapkan oleh Jokowi di awal, selain kesuksesan prestasi, kesuksesan dalam pelaksanaan, ekonomi, dan administrasi Asian Games 2018 jangan dilupa. Semoga setelah euforia ini berakhir, tidak ada pihak-pihak yang kemudian ditangkap KPK seperti gelaran Sea Games 2011, ya. (A/L)