MOJOK.CO – Dalam sebuah forum terbuka, Prabowo secara tegas menyatakan menolak hasil penghitungan suara yang dilakukan olek KPU. Ia menganggap hasil penghitungan tersebut penuh dengan kecurangan.
Pilpres 2019 kali ini boleh jadi bakal jauh lebih kisruh dan chaos ketimbang Pilpres 2014 lalu. Dulu pada Pilpres 2014, selisih suaranya tipis dan kubu Prabowo meyakini adanya kecurangan sehingga mereka mengajukan gugatan ke MK, pada Pilpres 2019 kali ini, kubu Prabowo menganggap kecurangan yang terjadi lebih masif dan menghasilkan selisih suara yang jauh lebih besar.
Calon Presiden nomor urut 02 Prabowo Subianto sudah secara tegas menolak hasil penghitungan suara Pemilu 2019 yang dilakukan KPU karena ia menganggap hasil penghitungan tersebut penuh dengan kecurangan.
Hal tersebut ia nyatakan dalam sebuah acara “Mengungkap Fakta Kecurangan Pemilu 2019” pada Selasa, 14 Mei 2019 kemarin di Hotel Grand Sahid Jaya, Jakarta.
“Kami masih menaruh harapan kepadamu (KPU). Tapi sikap saya yang jelas saya akan menolak hasil penghitungan pemilu. Hasil penghitungan yang curang. Kami tidak bisa menerima ketidakadilan dan ketidakjujuran,” terang Prabowo.
Lebih lanjut, Prabowo juga mengatakan bahwa KPU seharusnya bersikap jujur dan adil.
“Kami mengimbau insan-insan di KPU, kau anak-anak Indonesia yang ada di KPU, sekarang nasib masa depan bangsa Indonesia ada di pundakmu. Kau yang harus memutuskan. Kau yang harus memilih menegakkan kebenaran dan keadilan demi bangsa dan rakyat Indonesia atau meneruskan kebohongan dan ketidakadilan, berarti kau mengizinkan penjajahan terhadap rakyat Indonesia.”
Seperti diketahui, berdasarkan hitungan KPU terbaru dengan jumlah suara yang masuk mencapai 80 persen, pasangan Jokowi-Ma’ruf masih unggul jauh dari pasangan Prabowo-Sandi. Pasangan Jokowi-Ma’ruf meraih 69.566.654 suara atau 56,32 persen, sementara Prabowo-Sandi mendapat 53.947.325 suara atau 43,68 persen.
Selisih perolehan suara yang mencapai 13 juta suara ini oleh kubu Prabowo dianggap sebagai sebuah kecurangan.
Hal tersebut karena berdasarkan hasil hitung C1 sementara yang dilakukan oleh BPN justru menunjukkan hasil yang sebaliknya. Berdasarkan hasil hitung yang juga dipaparkan dalam forum “Mengungkap Fakta Kecurangan Pemilu 2019” tersebut, Jokowi-Ma’ruf meraup 44,14%, sedangkan Prabowo-Sandi unggul dengan perolehan 54,24%.
Ah, dulu orang-orang menganggap keributan Pilpres 2014 terjadi karena selisih suaranya tipis, seumpama selisih suaranya besar, niscaya tidak akan ada keributan.
Namun sekarang, dengan selisih suara yang sangat mencolok pun ternyata tetap ada keributan, bahkan bisa dibilang jauh lebih dahsyat.
Pemilu memang tak pernah semudah itu, ya, Ferguso.