MOJOK.CO – Buntut dari tuduhan eksploitasi anak dari KPAI, mulai tahun depan PB Djarum memutuskan menghentikan audisi beasiswa bulu tangkis PB Djarum.
Kronologinya bisa ditarik ke Juli 2019 ketika komisioner Komisi Perlindungan Anak Indonesia (KPAI) bidang kesehatan dan napza Sitty Hikmawatty menyebut PB Djarum mengeksploitasi anak lewat pemasangan logo dan nama Djarum di acara “Djarum Beasiswa Bulutangkis” yang memang rutin diadakan Perkumpulan Bulutangkis (PB) Djarum.
Tuduhan Sitty sempat mengundang sikap kontra netizen karena KPAI dianggap ingin membubarkan acara audisi yang bertujuan mencari bakat baru bulutangkis, cabang olahraga yang bisa dibilang satu-satunya yang bisa Indonesia banggakan. Selain itu, sikap KPAI yang memperkarakan audisi yang sudah berjalan sejak 2006 alias 13 tahun lalu ini juga dipertanyakan motifnya. Benar-benar tulus untuk melindungi anak atau karena terima uang kampanye antitembakau?
Ini kalau Djarum-nya ngambek terus ga mau keluar duit lagi buat bulutangkis, Bu Siti ini bakal kena amuk se-NKRI pasti. :))) https://t.co/rCUQYjL0cI
— Bryan Barcelona (@barcelonabryan) July 30, 2019
Pada awal Agustus 2019, kami menerima rilis dari KPAI yang bermaksud meluruskan tudingan media bahwa KPAI ingin hentikan audisi beasiswa bulu tangkis PB Djarum. Berikut rilis itu kami kutipkan tanpa diubah saltiknya sekalipun.
“Dengan ini, kami menyampaikan klarifikasi bahwa yang kami maksud adalah agar Djarum menghentikan eksploitasi anak pada audisi Djarum Badminton yang mengharuskan anak memakai kaos bertuliskan Djarum yang identik dengan merek dan brand image produk rokok. Fokus pesan ini adalah bukan menghentikan audisinya namun tetap bisa melakukan audisi dengan catatan tidak menyertakan anak-anak dengan identitas dan brand image baik melalui company image dan colour image tang memiliki ‘Kesamaan pokok’ untuk mempromosikan image perusahaan maupun image produk dalam audisi tersebut sehingga tidak terjadi eksploitasi ekonomi terhadap anak-anak Indonesia terutama sebagai alat marketing.”
Menurut kronologi yang dirilis Merdeka, teguran KPAI itu kemudian sempat diiyakan PB Djarum yang sudah mau menghilangkan nama dan logo Djarum di acara tahunan tersebut, sebagaimana yang mereka lakukan di audisi tahun ini.
Namun, kenapa kemarin PB Djarum mengumumkan pengentian sementara audisi beasiswa bulutangkisnya per tahun depan?
“Pada audisi kali ini juga saya sampaikan sebagai ajang pamit sementara waktu, karena tahun 2020 kami memutuskan untuk menghentikan audisi umum. Memang ini disayangkan banyak pihak, tapi demi kebaikan bersama kami hentikan dulu. Biar reda dulu dan masing-masing pihak dapat berpikir dengan baik,” kata Program Director Bakti Olahraga Djarum Foundation Yoppy Rosimin di Purwokerto, kemarin (8/9).
INI TAHUN TERAKHIR AUDISI UMUM, DJARUM PAMIT!
Press Conference Audisi Umum Beasiswa Bulutangkis 2019 di Kota Purwokerto dihadiri oleh para legenda bulu tangkis Indonesia.#AUDBB2019#PerjalananEmasBulutangkis#PBDjarum pic.twitter.com/SbH0q9WtaY
— PB Djarum (@PBDjarum) September 7, 2019
Apakah itu artinya Djarum Foundation, yayasan yang memayungi PB Djarum, sedang ngambek dan playing victim seperti tuduhan Ketua Yayasan Lenteran Anak Lisda Sundari? Dilansir dari Tempo, Lisda mengatakan Djarum Foundation “Playing victim, bilang tahun ini perpisahan, undang atlet ikut bicara, tanpa semua orang tahu fakta sebenarnya bagaimana. Mereka cuma mau audisi kalau ada brand image Djarum-nya, alias pamrih.”
Atau itu karena KPAI, dan kemudian Yayasan Lentera Anak yang punya suara sama dengan KPAI, memberi informasi yang berbeda: Kepada media mengatakan tak ingin membubarkan audisi, tetapi di belakang sebenarnya menginginkannya sebagaimana tertera dalam surat KPAI yang beredar di media sosial ini?
Dapat surat ini, dan melihat kalimat yang di-bold, semakin tampak sikap semena-mena @KPAI_official.
Terkait munculnya tagar semacam #bubarkanKPAI mesti jadi catatan bagi KPAI. Silakan tetap bekerja tapi janganlah semena-mena. pic.twitter.com/ifO1u0Qlnw
— Zulfikar Akbar (@zoelfick) September 9, 2019
Soal keputusan Djarum Foundation menghentikan audisi, Yoppy mengatakan, “Tekanan memang tidak ada, cuma kami di posisi terombang-ambing, ini tidak boleh, itu tidak boleh, dan tidak ada kepastian, akhirnya kami memastikan sendiri.”
Menanggapi keputusan vakum audisi PB Djarum, beberapa tokoh mulai bersuara.
KPAI: “Perlu ditegaskan rekrutmen ini dalam bentuk audisi tidak kami larang. Yang dilarang adalah bentuk eksploitasi terselubungnya.”
Lentera Anak: “Mereka cuma mau audisi kalau ada brand image Djarum-nya, alias pamrih.”
Kepala Bidang Pembinaan dan Prestasi PB PBSI Susi Susanti: “Ini bulu tangkis loh, ini olahraga. Bukan hal yang negatif, kenapa tidak didukung?”
Atlet nasional eks binaan PB Djarum Mohammad Ahsan: “Bagi pihak yang melarang, harus mencarikan solusi, bisa mencarikan sponsor serupa seperti Djarum.”
Menpora Imam Nahrawi: “Mestinya jalan terus karena tak ada unsur eksploitasi anak. Bahkan audisi Djarum sudah melahirkan juara-juara dunia. Lagi pula olahraga itu butuh dukungan sponsor, ayo lanjutkan.”
Kak Seto: “Saya melihat ini kok kayak anak kecil yang sedang ngambek?”
Jadi, KPAI dan Yayasan Lentera Anak sebenarnya maunya apa nih? Menghilangkan nama, logo, dan warna saja atau menghentikan audisi sekalian? (AK/PS)
BACA JUGA Terima Kasih KPAI, Sudah Selamatkan Anak-anak dari Mimpi Menjadi Atlet Dunia atau artikel rubrik KILAS lainnya.