MOJOK.CO – Innalillahi wainnailaihi rojiun. Semoga Ibu Ani Yudhoyono husnul khotimah. Keberadaan seseorang baru akan terasa ketika ia sudah tiada.
“Innalillahi wainnailaihi rojiun. Telah meninggal dunia Ibu Ani pada pukul 11.50 waktu Singapura. Semoga almarhumah husnul khotimah,” kata Ossy, staf pribadi Susilo Bambang Yudhoyono, seperti yang dikutip oleh Berita Satu.
Setelah beberapa saat berjuang melawan kanker, mantan ibu negara, Ibu Ani Yudhoyono, tutup usia di National University Hospital (NUH), di Singapura.
Sebelumnya, ketika pagi di hari Sabtu yang belum sepenuhnya tandas, berita soal kondisi Ibu Ani Yudhoyono yang kembali menurun berhembus kencang. Hal itu disampaikan Ossy kepada wartawan yang menunggu di National University Hospital Singapura. “Ibu Ani kembali kritis. Mohon doanya para sahabat,” katanya.
Sementara itu, Andi Mallarangeng bersama Wakil Sekjen Partai Demokrat, Renanda Bachar, menjenguk Ibu Ani di NUH. Setelah menjenguk, Andi mengakui kondisi kesehatan Ibu Ani Yudhoyono terus menurun, meski ada tanda-tanda perbaikan. “Pagi hari ini Ibu Ani masih di ICU dan ditangani tim dokter dari Singapura dan kepresidenan,” kata Andi.
Selama menjalani pengobatan untuk penyakit kanker darah, kondisi Ibu Ani Yudhoyono memang naik dan turun. Lalu, pada akhirnya, manusia hanya bisa berdoa dan berusaha, Tuhan yang menentukan jalannya. Usianya genap 66 tahun, setelah melawati perjuangan melawan kanker, mantan ibu negara itu meninggal dunia.
Indonesia seharusnya merasa beruntung bisa melawati masa-masa “dirawat” oleh ibu negara seperti Ibu Ani Yudhoyono. Yang paling kita ingat, tentu saja hobi fotografi Ibu Ani. Beliau sering menenteng kamera dengan lensa tele ketika acara negara. Kita sering mencibirnya. Namun, kita sebetulnya nggak paham dengan hobi itu.
Ibu Ani mengajari kita untuk menyempatkan waktu mengabadikan momen-momen penting di dalam hidup. Momen penting dalam hidup adalah jalan waktu satu arah. Kita hanya bisa memutarnya kembali lewat memori.
Ibu Ani mengabadikan memori itu ke dalam jepretan kameranya. Beliau mengajari kita untuk menikmati semua kenangan karena mereka yang hilang, yang paling terasa keberadaannya. Kita baru akan menghargai keberadaan seseorang ketika ia sudah tiada.
Ibu Ani juga seorang yang vokal, terutama ketika meladeni keusilan netizen di Instagram. Tak jarang omongannya sangat keras, ketika beliau harus pasang badan untuk keluarganya. Tidak ada ibu di dunia ini yang tidak rela meneteskan darahnya demi nama baik keluarga.
Innalillahi wainnailaihi rojiun. Semoga Ibu Ani Yudhoyono husnul khotimah. Amin.