Sudah sejak lama kita akrab dengan slogan “Revolusi Mental” yang diperkenalkan oleh Jokowi. Konsep yang ditawarkan oleh Jokowi itu begitu tertanam dalam benak kita karena memang ia berkali-kali disebutkan dalam hampir setiap rangkaian program pemerintahan di era Jokowi.
Sebagai sebuah konsep yang politis, tentu ada banyak yang tak setuju atau tidak sreg dengan slogan tersebut. Namun, tak banyak yang mencoba untuk membuat gagasan slogan atau konsep untuk menandingi “Revolusi Mental”.
Nah, satu dari yang tak banyak itu, terselip nama Ketua Dewan Kehormatan Partai Amanat Nasional (PAN) Amien Rais.
Usut punya usut, Amien Rais ternyata sedang menulis sebuah monograf atau buku yang berisi tentang konsep revolusi moral.
Keterangan tentang monograf tersebut disampaikan secara langsung oleh Amien Rais dalam sebuah acara bertajuk ‘Pengajian Refleksi Akhir Tahun’ di Aula Masjid Islamic Center Universitas Ahmad Dahlan pada Senin, 31 Desember 2018 kemarin.
“Saya sedang menulis sebuah monograf,” ujar Amien.
Sedangkan tentang konsep revolusi moral yang sedang digarap, hal tersebut dibeberkan oleh menantu Amien Rais, Rangga Almahendra.
“Jadi Pak Amien saat ini sedang menulis sebuah monograf, pentingnya revolusi moral, bukan revolusi mental,” ujar Rangga. “Untuk menjelaskan betapa bangsa ini sedang mengalami krisis moral.”
Amien Rais sejak lama memang dikenal cukup sinis dengan revolusi mental ala Jokowi. Dalam ceramahnya di Pengajian Kebangsaan di Kawasan Petogogan pertengahan Desember lalu, Amien bahkan sempat menyindir Jokowi dengan revolusi mentalnya itu.
“Jokowi tidak pernah bicara pentingnya moral. Mental nggak bisa mengatakan menjual negara ke Cina itu gak boleh. Mental nggak bisa apa-apa. Mental itu buta sama sekali kalau sudah menyangkut akhlak moral,” ujar Amien. “Nanti kita ucapkan selamat tinggal revolusi mental, kita sambut revolusi moral.”
Nah, tentu seru jika banyak pihak menawarkan konsep dan gagasan seperti yang dilakukan oleh Amien Rais.
Nanti, akan ada banyak tokoh-tokoh yang nyumbang konsep lain. Cak Lontong bisa usul “Revolusi Akal”, Fadli Zon bisa usul “Revolusi Ngasal”, atau Sudjiwo Tedjo bisa usul “Revolusi Nakal”.
Kalau Mojok sih nggak usah ditanya, sudah pasti “Revolusi Binal.”