MOJOK.CO – Efek ganja dikenal bisa mengurangi tingkat kecemasan manusia. Nah, tahukah kamu, ternyata ganja juga punya efek yang baik untuk kesuburan pria?
Tahun 2015 yang lalu, sebuah penelitian menemukan bahwa ketika seorang laki-laki merokok ganja lebih dari satu kali dalam satu minggu, jumlah spermanya akan turun.
Ia, yang merokok ganja lebih dari satu kali dalam seminggu mengalami penurunan jumlah sperma sebanyak 28 persen. Ia, yang merokok ganja lebih dari satu kali dalam seminggu, ditambah obat-obatan penenang lainnya, mengalami penurunan sperma sebanyak 52 persen. Sebegitu bahaya efek ganja bagi kesuburan laki-laki?
Bergerak ke tahun 2017, sebuah penelitian di Inggris mendapati temuan akan efek ganja yang lebih menggelikan. Jadi, ketika seorang laki-laki rutin merokok ganja, spermanya akan “mellow” dan berenang “membentuk putaran”.
Ini sperma yang woyooo sekali. Saking santainya, ia tidak segera menyerbu sel telur. Jangan-jangan sperma yang kena efek ganja akan terus terngiang intro lagu No Woman No Cry yang super wenak itu. Jadinya tidak segera bersaing menuju sel telur, tapi ia menikmati kehidupannya yang pendek itu. Sungguh kehidupan yang diidam-idamkan milenial paruh akhir, yang hidupnya habis untuk bayar cicilan KPR dan asuransi kesehatan.
Jadi, efek ganja ini dikenal sangat tidak bersahabat bagi laki-laki. Masa depannya terancam. Tiada mendapat keturunan mengancam mereka yang rutin merokok ganja. Mulai dari jumlah sperma yang menurun, sampai si sperma yang nggak tahu diri.
Bukanya segera bersaing membuahi sel telur, malah “mellow” dan woyooo sekali. Pakai berenang-renang berputar lagi. Memangnya ini wahana water boom? Hadeeh…
Namun, jangan takut wahai kalian laki-laki pengrajin “pocong” dan jago linting. Sebuah penelitian termutakhir menemukan sebuah fakta mengejutkan. Sebuah fakta yang membantah bahwa efek ganja sangat buruk untuk kesuburan laki-laki.
Jadi, Universitas Harvard ternyata sudah melakukan penelitian lanjut soal efek ganja untuk sperma laki-laki. Ya iyalah laki-laki, memangnya kambing.
Penelitian ini menggunakan seribu lebih sample sperma dari 662 laki-laki. Penelitian dilakukan antara tahun 2000 sampai 2017. Lama betul penelitiannya. Selama 17 tahun mereka mengamati leleran cairan bening, hangat, terasa akrab, yang biasanya dilontarkan ke tembok kamar mandi. Sungguh dedikasi tinggi. Coba mereka orang Indonesia. Pasti sudah dijadikan duta sperma.
Inti dari penelitian tersebut adalah laki-laki yang pernah merokok ganja justru mendapati bahwa jumlah sperma mereka meningkat. sungguh bertolak belakang dengan penelitian tahun 2015. Ini nampaknya penelitian di tahun 2015 sudah keburu dilap pakai tisu basah. Belum sempat mengumpulkan sample, sudah terkontaminasi spermanya.
Jorge Chavarro, ahli nutrisi dan epidemiology dari Universitas Havard mengungkapkan bahwa, “These unexpected findings highlight how little we know about the reproductive health effects of marijuana, and in fact of the health effects of marijuana in general.”
Kalimat Pak Jorge sengaja saya nggak terjemahkan biar buat bahan belajar Bahasa Inggris teman-teman. Namun intinya adalah temuan akan efek ganja yang tidak terduga ini menggambarkan bahwa pengetahuan manusia akan ganja sangat sedikit. Ahh, biasa, Pak Jorge. Di Indonesia biasa begitu. Ngegasss dulu, risiko urusan belakang.
Jadi, penelitian tersebut menemukan bahwa laki-laki yang merokok ganja punya rata-rata 62,7 juta sperma per millimeter. Sementara itu, mereka yang tidak pernah merokok ganja, hanya punya 45,4 juta sperma per millimeter.
Sebagai tambahan, mereka yang pernah merokok ganja juga merasakan efek ganja lainnya. Laki-laki, yang pernah merokok ganja punya level hormon testosterone yang lebih tinggi ketimbang mereka yang tidak merokok ganja. Bahkan, mereka yang tidak merokok ganja berisiko mengalami penurunan level hormon testosterone hingga di bawah batas normal World Health Organization (WHO).
Nah, ganja memang disebut sebagai “tanaman ajaib” karena kandungan di dalamnya bisa dimanfaatkan untuk menyembuhkan penyakit. Bahkan penyakit-penyakit yang digolongkan kelas berat seperti kanker. Namun, kamu tahu sendiri bahwa ganja masih ilegal di Indonesia. Penggunaannya harus di bawah asuhan dokter dan hanya untuk keperluan medis.
Ehh, bukannya untuk medis pun masih ilegal, ya?