MOJOK.CO – Banyak orang percaya bahwa keadaan payudara besar sebelah ditimbulkan akibat perubahan hormon estrogen. Tapi, adakah sebab lainnya?
Sebagai perempuan normal yang berpayudara dan hobi bertanya-tanya, tak jarang rasa penasaran kita mendadak muncul setiap kali sedang becermin atau berganti baju: kenapa, sih, kok payudara besar sebelah? Apakah ini normal? Apakah ini wajar? Apakah ini cinta?
Perempuan-perempuan yang dirahmati Allah, marilah kita bahas perkara ini secara saksama dan penuh sumber-sumber ilmiah terpercaya.
Dilaporkan, di dunia ini, ada lebih dari 50% perempuan yang memiliki payudara besar sebelah. Biasanya, sih, yang kiri lebih besar dibanding dengan yang kanan. Umumnya, perbedaan bisa mencapai 20%.
Eh, emangnya perbedaan dalam hal apa, nih, Kak???
Perbedaan payudara ini muncul dalam banyak aspek, termasuk ukuran, bentuk, posisi, hingga volume keduanya. Mulanya, payudara besar sebelah tampak terlihat sejak masa-masa kita lagi suka-sukanya sama sinteron Inikah Rasanya? puber saja. Namun, hingga dewasa, beberapa perempuan masih mengalami kondisi ini. Bahkan, hanya sedikiiit saja perempuan yang memiliki payudara simetris yang ukurannya sama persis.
Nah, pertanyaannya: kok bisa sih payudara besar sebelah??? Emangnya nanti mereka nggak saling iri-irian???
Pertama-tama, Ladies, harus kita pahami bahwa payudara adalah kelenjar lemak yang terbentuk dari 12 hingga 20 lobus berbentuk segitiga. Jaringan ini akan berubah-ubah sesuai siklusnya sendiri. Sebagai contoh: pernah, kan, kamu merasa ijik-ijik payudaramu terasa lebih kencang dan sensitif di masa-masa ovulasi? Di waktu lain, payudara malah akan mengempis. Hadeeeeh!
Banyak orang percaya bahwa keadaan payudara besar sebelah ditimbulkan akibat perubahan hormon estrogen. Tapi, adakah sebab lainnya?
*JENG JENG JENG*
Pertama, seperti yang telah disebutkan, payudara asimetris erat kaitannya dengan perkembangan di masa puber. Apakah normal-normal saja punya payudara besar sebelah saat remaja? O, tentu saja. Tapi, jika keadaan ini berlanjut hingga usia di atas 16-17 tahun, kemungkinan ia akan tetap bertahan di usia dewasa.
Kedua, keadaan menstruasi juga memengaruhi kondisi payudara. Tapi jangan khawatir, Mbak-mbak sekalian. Pasalnya, selama menstruasi, kelenjar susu memang akan membengkak dan ini sangat normal sebagai respons dari perubahan kadar hormon yang dialami tubuh.
Ketiga, bagi kamu-kamu yang sudah melewati fase ditanya-tanya “Kapan nikah?” dan “Kapan punya anak?”, biasanya akan berada di tahapan menjadi ibu menyusui. Nah, kebiasaan menyusui hanya pada satu payudara saja umumnya memicu adanya kondisi payudara besar sebelah. Solusinya? Ya gantian, dong, Bunda~
Keempat, adanya cedera atau trauma di payudara. Keadaan ini memunculkan perubahan struktur jaringan berlobus-lobus yang telah kita (hah, kita???) pelajari di atas. Akibatnya, ukuran payudara bisa jadi berbeda kanan dan kiri, seperti halnya kamu dan dia yang juga sudah lama berbeda.
Kelima, KB hormonal yang digunakan setiap bulan juga memicu adanya payudara besar sebelah. Tapi tenang, Ladies, hal ini cuma temporary, kok. Yaaaah, setidaknya sampai hormonmu stabil lagi~
Payudara besar sebelah nyatanya membuat kita memang terkejut abang terheran-heran. Tak jarang juga kita bertanya-tanya: di titik apakah keadaan ini mulai disebut tidak normal dan harus diperiksakan, ya Gusti??? Apakah ini ada hubungannya dengan kanker payudara???
Keadaan timbulnya perubahan ukuran payudara yang mendadak dan sangat jelas (misalnya hingga dua cup) perlu dikonsultasikan dengan dokter. Tak bisa ditolak, keadaan ini juga mengindikasikan adanya infeksi, benjolan, kista, hingga kanker payudara.
Sebuah penelitian menunjukkan bahwa payudara besar sebelah merupakan risiko dari munculnya kanker payudara. Disebutkan, setiap 95 gram kenaikan pada payudara besar sebelah ini bisa meningkatkan peluang risiko kanker payudara hingga 50 persen. Duh!
Tapi, hey Ladies, yang terpenting yang bisa kita lakukan sekarang bukanlah ketakutan dan parno-parno sendiri saat menyadari payudara kita ukurannya tak sama satu dengan lainnya. Toh, masih ada juga faktor-faktor lain yang mempengaruhi risiko adanya kanker payudara. Ingat, kita pun harus memeriksa payudara kita sendiri untuk meyakinkan diri terbebas dari ancaman kanker payudara.
Yah, yang namanya self-awareness itu memang perlu, bahkan dalam hal payudara sekalipun. Yang nggak perlu itu mengingat-ingat masa lalu. Camkan!