Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Kilas

Mau Kasih Pelajaran dengan Hancurin Ukulele Sitaan, Satpol PP Pontianak Malah Dirujak Netizen

Redaksi oleh Redaksi
7 Juni 2021
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Ukulele yang disita oleh Satpol PP Pontianak dihancurkan dan diposting di akun IG. Niat hati ngasih pelajaran, eh petugas malah diajari netizen.

Potongan video aksi Satpol PP Pontianak hancurkan ukulele viral di media sosial.  Pada mulanya, video ini diunggah oleh akun Instagram Satpol PP Kota Pontianak @polpp.ptk, pada 4 Juni 2021, netizen pun menyayangkan sikap Satpol PP tersebut.

Video ini merupakan lanjutan dari operasi razia yang digalakkan oleh Satpol PP Kota Pantionak dalam menjaring pengamen yang kerap mangkal di trafiic light di Kota Pontianak. Usai digerebek, mereka kemudian dibawah ke kantor Satpol PP dan alat musik mereka disita.

Sayangnya, tidak hanya disita, alat musik mereka malah dihancurkan dan dipertontonkan secara banal di depan kamera.

Arogansi yang dipertontonkan secara telanjang. Ukulele itu dibeli dengan rupiah, bahkan ada yang sampai pinjam bank keliling buat beli itu agar bisa makan.

Ada harap & doa dari anak istrinya dalam tiap petik suara yang mereka perdengarkan, kenapa sedangkal ini pak Pol PP? pic.twitter.com/Yg4qt0Hs7L

— Andi Malewa (@andivox) June 6, 2021


Dibanding mendapat apresasi, sikap Satpol PP ini justru memunculkan sentimen negatif netizen.

Lah, ya kenapa dihancurin segala? Itu ukulele juga dibeli pakai duit pengamennya sendiri, bukan dari duit korupsi, tidak merugikan orang lain, dan dimainkan dengan benar.

Kecuali kalau ukulele itu digunakan pengamen untuk malak, misal ukulelenya digunakan buat ngancam pengendara di traffic light. Kalau nggak ngasih bakal dipentung pakai ukulele, misalnya.

Atau, kecuali itu ukulele yang beliin adalah Satpol PP, jadi mereka berhak buat ngehancurin alat buat cari “makan” masyarakat miskin di kotanya.

Lah kalau ukulele cuma buat main musik—yang mana memang sudah sesuai fitrahnya—terus salahnya apa sampai dihancurin?

Udah lah miskin, kalau kelaparan nggak diperhatiin pemerintah, mau dapat dana bansos masih dikorupsi, begitu cari makan sendiri alat cari makannya dihancurin Satpol PP. Oalah, nasib.

Oke deh, secara “penampilan kota” keberadaan pengamen di perempatan memang menganggu keindahan kota. Dan sudah jadi tugas Satpol PP untuk menjaga “keindahan” itu. Tapi, bukan berarti cara menjaga keindahan itu adalah dengan menampakkan arogansi.

Bukannya makin indah, yang ada reputasi kotanya makin memburuk. Terutama ketika videonya malah viral seperti ini.

Para pengamen yang pakai ukulele untuk cari duit itu kalau saja punya akses pendidikan yang baik, akses ekonomi yang baik, juga nggak mau kok jadi pengamen. Ngapain? Panas-panas di pinggir jalan, dapet duit juga nggak seberapa.

Apalagi jika ditimbang dengan risiko-risikonya; dikejar-kejar Satpol PP, dipalak preman setempat, belum dengan risiko ditabrak kendaraan, dan bahaya-bahaya lainnya.

Iklan

Video tersebut juga menjadi petunjuk bahwa cara pandang pemerintah kota di Indonesia lebih mengutamakan kemasan “kota yang bersih dari pengamen” ketimbang substansi buat mengentaskan kemiskinan masyarakatnya.

Apalagi jika mengingat, cara pemerintah kota memberdayakan pengamen-pengamen di daerahnya seringkali normatif. Asal prokernya jalan. Dikasih pelatihan menjahit, pelatihan berdagang, tapi nggak dikasih pelatihan yang sesuai dengan bakat dari si pengamen.

Mbokya sekali-kali dikasih pelatihan musik gitu, biar jadi musisi betulan. Atau bikin acara penjaringan bakat bermusik khusus untuk pengamen-pengamen di Kota Pontianak. Itu kan lebih mashoook, ketimbang main hancur-hancurin doang.

Fakir miskin dan anak-anak terlantar dipelihara oleh negara di pasal 34 ayat (1) UUD 1945 pun cuma jadi kalimat lamis. Yang bakal dipelihara kalau cuma ada kontestasi politik.

Kalau udah kelar pilihan ya… udah. Nggak usah berharap apa-apa lagi. Ngamen lagi, kerazia lagi, dihancurin lagi, lalu kembali jadi miskin lagi.

BACA JUGA Pengalaman Jadi Satpol PP: Dianggap Penindas Rakyat Sampai Diancam Dibunuh dan tulisan rubrik KILAS lainnya.

Terakhir diperbarui pada 7 Juni 2021 oleh

Tags: MusikmusisinetizenPengamenpontianaksatpol ppukulele
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

down for life.MOJOK.CO
Panggung

“Wall of Love”, Merayakan Lebaran Metal dengan Berpelukan di Tengah Moshpit Down For Life

25 November 2025
pabrik semen, pracimantoro, wonogiri.MOJOK.CO
Aktual

Dari Panggung Rock in Solo untuk Pegunungan Sewu: Suara Musik Keras Menolak Pabrik Semen Pracimantoro

4 November 2025
captain jack.MOJOK.CO
Panggung

Captain Jack: Antara Debu, Air Mata, dan Anthem Masa Muda

19 September 2025
Selalu kena caci maki oleh pengamen bus di Terminal Tidar Magelang MOJOK.CO
Catatan

Tiap Berhenti di Terminal Tidar Magelang Kenyang Dicaci Maki Pengamen Bus: Orang Sepuh Disumpahi Bisu, Orang Tidur Disumpahi “Picek” Gara-gara Recehan

26 Agustus 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Tragedi Sumatra Timbulkan Trauma: “Saya Belum Pernah Lihat Gayo Lues Seporak-poranda ini bahkan Saat Tsunami Aceh”

2 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.