Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Rame Moknyus

Petahana Pilgub 2018 yang Harus Menerima Kekalahan

Redaksi oleh Redaksi
28 Juni 2018
A A
pilkada serentak
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Seorang kepala daerah tidak selalu dapat mewujudkan mimpinya untuk memimpin kembali di periode selanjutnya. Ada beberapa petahana Pilgub 2018 yang harus menerima kekalahan dalam tahun ini.

Dalam Pilkada 2018, banyak hal tidak terduga terjadi, seperti adanya kemenangan kotak kosong, Partai Gerindra yang kalah di Pulau Jawa, dan petahana yang kalah di beberapa wilayah.

Bagaimanapun juga, ada banyak alasan seorang kepala daerah ingin melanjutkan kepemimpinannya. Salah satu di antaranya adalah karena ia merasa berhasil dalam menuntaskan tugasnya selama menjabat dan perlu meneruskan keberhasilan tersebut melalui Pilkada serentak tahun ini. Apalagi, jika keinginan ini didukung oleh kerabat, teman dekat, serta rakyat.

Nah, sayangnya, rakyat tidak selalu akan mendukung kepala daerah yang ingin menjabat lagi, kecuali jika kepala daerah tadi dianggap sukses dalam melaksanakan program-program yang dirasa telah berdampak langsung. Dukungan dari rakyat seperti ini biasanya sudah menampakkan kemenangan di depan mata.

Namun, tentu saja keinginan tersebut tidak selalu dapat tercapai semulus yang dibayangkan. Walaupun telah memiliki pengalaman dalam memimpin wilayahnya masing-masing serta memperoleh dukungan dari kroni-kroninya, jika rakyat menginginkan adanya perubahan kepemimpinan, para calon pemimpin ini tidak dapat berbuat apa-apa.

Dalam Pilkada 2018, dari 17 calon gubernur yang maju, 13 di antaranya merupakan petahana. Nah, dari 13 pasangan petahana Pilgub 2018 tersebut, tidak semuanya dapat melanjutkan kepemimpinan. Berikut pasangan cagub-cawagub yang harus kalah berdasarkan catatan beberapa quick count dalam gelaran Pilkada 2018:

  1. Saifullah Yusuf

Saifullah Yusuf, atau lebih akrab disapa Gus Ipul, harus mengakhiri perjalanannya dalam memimpin Jawa Timur sebagai wakil gubernur selama dua periode. Gus Ipul telah telah menjadi pendamping Gubernur Jawa Timur, Soekarwo, sejak tahun 2009-2018.

Dalam pilkada tahun ini, ia maju sebagai cagub didampingi oleh Puti Soekarno dan harus menerima keunggulan Khofifah Indar Parawansa.

Menurut quick count LSI, Khofifah-Emil yang diusung oleh Golkar, Demokrat, PPP, PKPI, dan PAN memperoleh suara sebesar 54,3%. Sementara itu, Gus Ipul-Puti yang diusung oleh PKB, PDI-P, Gerindra, dan PKS mendapatkan suara sebesar 45,7%. Hmm… sepertinya duet maut Via-Nella belum sukses menderek pasangan ini.

  1. Deddy Mizwar

Deddy Mizwar yang selama empat tahun lalu menjabat sebagai wakil gubernur Jawa Barat mendampingi Ahmad Heryawan harus menerima kekalahannya untuk maju sebagai Gubernur Jawa Barat. Deddy Mizwar dikalahkan oleh pasangan Ridwan Kamil-Uu Ruzhanul Ulum.

Menurut quick count LSI, Ridwan Kamil-UU yang diusung oleh PPP, PKB, dan Hanura memperoleh suara sebesar 33%, sedangkan Deddy Mizwar-Dedi Mulyadi yang diusung oleh Demokrat dan Golkar mendapatkan suara 26,1%. Jika hasil hitungan cepat ini bertahan hingga hasil akhir, kemungkinan besar kita akan kembali mendengar Deddy melantunkan jingle iklan sosis… Nice!

  1. Ridho Ficardo-Bachtiar Basri

Petahana Pilgub 2018 berikutnya adalah pasangan Ridho-Basri yang merupakan Gubernur dan Wakil Gubernur Provinsi Lampung sejak tahun 2014.  Berdasarkan quick count dari SMRC, Ridho-Basri yang diusung oleh Demokrat, PAN, dan PPP hanya mendapatkan 24,83% suara, dikalahkan oleh pasangan Arinal Djunaidi-Chusnunia yang diusung oleh Golkar dan PKB dengan mendapatkan 38,32% suara.

  1. Said Assagaff-Anderias Rentranubun

Said Assagaff sebelumnya pernah menjabat selama dua periode: sebagai wakil gubernur mendampingi Karel Albert Ralahalu, lalu menjadi gubernur dalam periode selanjutnya. Namun sayang sekali, Said Assagaff harus menerima kekalahannya dari pasangan Murad Ismail-Barnabas Orno.

Berdasarkan hasil quick count dari LSI, pasangan Said Assagaff-Anderias Rentranubun yang diusung oleh Golkar, Demokrat, dan PKS ini memperoleh 31,48%. Sementara itu, pasangan Murad Ismail-Barnabas Orno yang diusung oleh PDI-P, Gerindra, NasDem, PKB, PAN, PKPI, dan Hanura memperoleh suara lebih unggul, yakni 40,22%.

Iklan

Tak apa jika memang tidak dapat melanjutkan kepemimpinan untuk periode ini. Tak perlu berkecil hati. Jika memang diniatkan untuk berkontribusi, masih ada banyak ruang yang bersedia menampung energi meluap-luap itu, kok. Serahkan saja segala beban kerja yang ada pada pemimpin selanjutnya. Kalau ada kritik dan masukan, sampaikanlah jika itu memang untuk kebaikan bersama. Yang legowo ya, mylove~ (A/L)

Terakhir diperbarui pada 28 Juni 2018 oleh

Tags: #MojokPilkadadeddy mizwarGus Ipulpetahanapilgub 2018pilkada 2018
Redaksi

Redaksi

Artikel Terkait

Saifullah Yusuf: PBNU Diserang Luar Biasa, Rais Aam Minta Kami Menahan Diri
Video

Saifullah Yusuf: PBNU Diserang Luar Biasa, Rais Aam Minta Kami Menahan Diri

1 Februari 2024
Kilas

Aksi Panggung Mulan Jameela Tak Langgar Kode Etik, Beda Kalau Deddy Mizwar

16 Desember 2019
naga bonar reborn MOJOK.CO
Pojokan

Naga Bonar Reborn yang Digugat Deddy Mizwar Siap Tayang Oktober 2019

21 Agustus 2019
Jika Deddy Corbuzier Bapak YouTube, Deddy Mizwar Adalah Bapak TV Ramadan: Ah-Syiaaap!
Esai

Jika Deddy Corbuzier Bapak YouTube, Deddy Mizwar Adalah Bapak TV Ramadan: Ah-Syiaaap!

9 Mei 2019
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

Wonogiri Bukanlah Anak Tiri Surakarta, Kami Sama dan Punya Harga Diri yang Patut Dijaga

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
Bakpia Mojok.co

Sentra Bakpia di Ngampilan Siap Jadi Malioboro Kedua

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
banjir sumatra.mojok.co

Kelumpuhan Pendidikan di Tiga Provinsi, Sudah Saatnya Penetapan Bencana Nasional?

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.