Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Rame List

Tatanan New Normal dan Kemungkinan Hidup yang Berubah Setelah Pandemi

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
1 Mei 2020
A A
new normal tatanan kebiasan baru physichal distancing social ditancing aturan baru kehidupan setelah corona pasca pandemi perubahan aspek kehidupan mojok.co

new normal tatanan kebiasan baru physichal distancing social ditancing aturan baru kehidupan setelah corona pasca pandemi perubahan aspek kehidupan mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Sebagian orang percaya hidup akan kembali normal setelah pandemi usai. Sebagian lagi menilai bakal ada tatanan ‘new normal’ dan kebiasaan baru lain karena hidup terasa begitu berbeda belakangan.

Pandemi corona telah menampar kita sedemikian dahsyatnya, mengubah tatanan hidup manusia, dan memaksa kita merugi secara material plus non-material. Sebulan yang lalu saya ingat, masih bisa nongkrong bersama kawan. Merayakan ulan tahun dengan hura-hura dan kembang api. Saat ini, melakukannya tidak lebih jadi dosa besar pada masyarakat.

Orang-orang mulai memprediksikan tatanan ‘new normal’ di mana kebiasaan kita betul-betl berubah. Mengenakan masker belakangan jadi perilaku umum, bukan lagi sebuah aksi penyamaran dari publik atau niatan menghalau debu saat naik motor.

Menikah tanpa pesta yang sejak dulu tabu bukan main, belakangan jadi hal yang lumrah. Bukan tidak mungkin pasca pandemi kita justru nyaman dengan hidup yang terlanjur bergeser. Menjalani sebuah kebiasaan baru yang tanpa sengaja mengalami normalisasi.

Bertemu via panggilan video dan mengobrol berjam-jam dengan teman

Kita semacam ditegur dari kebiasaan ngopi dan minum-minum yang sudah keterlaluan. Kini kita bisa tetap ngopi bareng walau berjauhan. Harus saya akui bahwa belakangan saya melakukan banyak panggilan video dengan kawan-kawan dan keluarga. Sebelumnya, bertemu lewat teknologi begini terasa begitu canggung dan nggak penting.

Panggilan video adalah new normal, setidaknya bagi saya dan kawan-kawan. Bahkan kami melakukan panggilan video sambil melakukan aktivitas lain seperti makan, menonton film, dan membaca buku. Mereka seperti hadir, tapi saya tidak dituntut untuk selalu menatap wajah mereka di layar, kami seperti benar-benar berada di satu ruangan. Sehingga tidak ada sedikit pun yang tersinggung ketika akhirnya kami saling mengabaikan.

Skema pasar berjarak demi menjaga kontak sosial

Manusia boleh jadi ditimpa bencana luar biasa, tapi betapa evolutifnya kita sampai kita menemui titik untuk hidup berdampingan dengan pandemi corona. Memusnahkan dan menyembuhkan penyakit dari virus ini terasa lebih mustahil ketimbang mencari trik agar tidak tertular. Bertahan adalah sejauh yang bisa diusahakan.

Skema pasar berjarak demi mengindahkan pembatasan sosial sudah dilakukan oleh Salatiga, sebuah kota kecil di Jawa Tengah. Pasar pagi harus terus berjalan, roda ekonomi tidak boleh berhenti, maka pasar berjara adalah sebuah kondisi baru yang bisa dikategorikan sebagai ‘new normal’. Bukan tidak mungkin ini akan terus diterapkan sekaligus untuk menjaga kebersihan. Karena kita tahu, bukan cuma corona yang menular saat kita berdekatan.

Selamat tinggal bioskop, kami bisa menciptakan teater privat di rumah

Kebiasaan menonton berjamaah terasa sangat primitif, memang. Tapi teknologi dan pelayanan bioskop sebagai pemutar film ingin tetap kita rasakan saat itu. Sementara sekarang, new normal pada industri perfilman bisa saja datang. Kita akan lebih banyak menonton film dari gawai atau membuat teater privat di rumah. Menyaksikannya dengan orang terkasih sambil tiduran dan makan cemilan yang tentu saja tidak semahal kalau beli di XXI.

Pesta pernikahan di Indonesia akan lebih privat dan tradisi banyak-banyakan jumlah undangan menghilang

Setidaknya wacana new normal pada pesta pernikahan membuat saya sedikit lega. Selama ini kita hidup dalam anggapan kaku soal pesta pernikahan yang semakin banyak undangannya maka semakin bagus status sosialnya. Belum lagi dengan berbagai dekorasi, hidangan resepsi, dan berbagai tinakan lain yang sebenarnya bisa ditekan untuk tidak berlebihan.

Tradisi yang hampir mustahil didobrak perlahan runtuh sendiri. Orang-orang semakin menyadari pernikahan bukan soal pestanya, tapi akadnya. Nyatanya menikah di Kantor Urusan Agama atau Gereja sudah cukup. Bagaimana pun, pernikahan akan tetap menjadi sebuah gelaran sakral yang kita hormati.

Kesadaran soal ketahanan pangan dan betapa fananya hal yang kita kejar

Minimal hal ini saya rasakan sendiri. Saya betul-betul menyadari bahwa seberapa hypebeast penampilan saya itu nggak penting. Seberapa mahal jam tangan, seberapa warna-warni kaus yang saya kenakan, seberapa modern hidup ini sungguh akan sia-sia. Apa yang membuat kita tetap bernapas adalah makanan dan minuman. Kebutuhan dasar paling hakiki yang perlu dipenuhi setiap hari.

Suatu hari, saya menonton sebuah film lama yang disutradarai Shinobu Yaguchi. Ketika dunia ini tidak lagi berjalan karena listrik padam, energi kinetik dan kimiawi tidak lagi berfungsi, transportasi mandeg, kehidupan manusia kacau balau. Mereka yang tertolong dari bencana ini adalah petani dan peternak. Setidaknya mereka bisa menghasilkan makanan mereka sendiri untuk bertahan hidup. Uang tidak ada artinya, jika pada akhirnya kita sama-sama cuma butuh nasi untuk dikunyah.

Memaami betapa fana apa yang saya punya adalah new normal. Selepas pandemi berakhir saya nggak bisa lagi meremehkan mereka yang bercocok tanam dan beternak, mereka adalah sumber ketahanan.

Iklan

BACA JUGA Wahai YouTuber yang Nawarin 10 Juta Asal Batal Puasa, Kapan Berhenti Nyampah? atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 30 April 2020 oleh

Tags: new normalpasca pandemivirus corona
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Esai

Perubahan Diksi ‘New Normal’ Jadi ‘Kebiasaan Baru’ Adalah Bukti kalau Pemerintah Kita Kerja

12 Juli 2020
drakor
Esai

Tak Perlu Nonton Drakor Lagi karena Negara Siapin Drama ‘New Normal’ 2.517 Episode

24 Juni 2020
Esai

Tak Semua Orang Bisa Terima Digas Dokter Tirta, Termasuk Dokter Tirta Sendiri

21 Juni 2020
new normal, psbb, pemerintah, rapid test, corona mojok.co
Pojokan

Rakyat Protes New Normal, Pemerintah Berlalu

10 Juni 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

'Aku Suka Thrifting': Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism.MOJOK.CO

‘Aku Suka Thrifting’: Dari Lapak Murah hingga Jejak Ketimpangan Dunia dan Waste Colonialism

1 Desember 2025
Kuliah Jurusan Pendidikan Bahasa Mandarin di Unesa. MOJOK.CO

Sulitnya Masuk Jurusan Bahasa Mandarin Unesa, Terbayar usai Lulus dan Kerja di Perusahaan Tiongkok

3 Desember 2025
S3 di Bandung, Istri PNS Makassar- Derita Jungkir Balik Rumah Tangga MOJOK.CO

Jungkir Balik Kehidupan: Bapak S3 di Bandung, Istri PNS di Makassar, Sambil Merawat Bayi 18 Bulan Memaksa Kami Hidup dalam Mode Bertahan, Bukan Berkembang

1 Desember 2025
Bioskop NSC Rembang, bangunan kecil di tanah tandus yang jadi hiburan banyak orang MOJOK.CO

Bioskop NSC Rembang Jadi Olok-olokan Orang Sok Kota, Tapi Beri Kebahagiaan Sederhana

1 Desember 2025
Macam-macam POV orang yang kehilangan botol minum (tumbler) kalcer berharga ratusan ribu MOJOK.CO

Macam-macam POV Orang saat Kehilangan Tumbler, Tak Gampang Menerima karena Kalcer Butuh Dana

28 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.