MOJOK.CO – Kini, kamu bisa menghadapi UTS di kampus tanpa rasa takut yang berlebihan. Berikut adalah rangkuman solusi jitu dari Mojok (Academic) Institute.
Salah satu gerunjulan dalam hidup sebagai mahasiswa adalah hadirnya waktu-waktu khusus di mana kita harus duduk diam dan berpikir keras demi menjawab soal-soal yang diberikan dosen. Waktu-waktu ini biasanya hadir setidaknya dua kali dalam satu semester, yaitu saat UTS (Ujian Tengah Semester) dan UAS (Ujian Akhir Semester).
Naaaah, ternyataaaaa, UTS ini sekarang sedang “mengancam” kaum-kaum mahasiswa. Beberapa dari mereka terserang gejala panik dan nervous super parah karena takut nggak bisa ngerjain soal dengan baik dan benar. Padahal, di lain sisi, UTS ini merupakan tolok ukur yang tepat untuk kamu manfaatkan demi melihat kemampuanmu menyerap sari-sari ilmu pengetahuan dari petuah-petuah berharga bapak dan ibu dosen.
Sebagai bekas mahasiswa yang lulus di zaman-zaman TWICE dan Gfriend debut, saya mencoba merangkum 5 tips dan trik jitu agar UTS yang kamu-kamu tengah hadapi berubah menjadi Ujian Tapi Santai.
Pastikan jadwal ujian
Langkah pertama ini adalah langkah kunci, vital, dan important. Kalau kamu nggak memastikan jadwal ujian dan langsung siap-siap aja, bisa-bisa kamu malah terkejut. Nggak lucu, kan, kalau kamu udah belajar sampai berbusa, tapi ternyata UTS-nya masih setengah tahun lagi?
Ingat, dengan mengetahui dan memastikan jadwal ujian, kamu akan mengurangi kemungkinan untuk terlambat dan salah mempelajari mata kuliah.
Mandi
Bayangkan kalau kamu mengerjakan UTS tapi sambil garuk-garuk kepala karena ada ketombenya, atau nggak bebas bergerak karena merasa ketekmu bau. Tidak menyenangkan, bukan?
Jadi, meskipun kamu merasa gugup, kamu tidak boleh melupakan mandi. Pastikan seluruh sudut tubuhmu telah dibilas air sabun, semua gigimu telah digosok pakai odol, dan rambutmu telah dicuci pakai sampo terbaik. Bersihkanlah dirimu sampai segar dan mengkilap agar kamu merasa rileks. Dengan begitu, UTS pun bisa kamu hadapi tanpa ketakutan berlebih.
Menjaga hubungan baik dengan sesama
Poin ini tidak bisa kamu abaikan, meski kelihatannya tidak berhubungan langsung dengan nilai UTS yang akan kamu dapatkan. Mulailah jaga hubungan baik ini dengan keluargamu: telepon mereka dan mintalah doa restu. Bagaimanapun, doa orang tua adalah doa restu terbaik bagi kita untuk mengarungi hidup berdua…
Eh, ngerjain UTS, maksudnya.
Tak hanya orang tua dan keluarga, kamu juga harus menjaga hubungan baik dengan teman-teman sekelasmu. Bukan apa-apa nih, gaes, tapi kita semua toh nggak akan tahu apa yang akan terjadi di masa depan, termasuk lima menit setelah kita membaca soal-soal ujian. Hehe~
Bagi tugas dalam ujian take-home
Beberapa kampus dan mata kuliah mungkin mengadakan ujian dengan sistem yang sedikit berbeda dari cara kuno, yaitu dengan metode take-home. Ujian jenis ini bisa dikerjakan di rumah, baik secara individu maupun kelompok, tergantung instruksi dari dosen.
Dalam kesempatan ujian take-home secara berkelompok, koordinasikanlah pembagian tugas secara merata dan tegas. Sebagai orang yang tidak suka terlalu menonjol dan menjadi dominan sampai merugikan orang, kamu bisa mengambil peran sebagai tukang print.
Percayalah, tanpa kamu, ujian take-home itu tidak akan terselesaikan kalau nggak di-print.
Jangan sok tahu dan banyak bicara
Tong kosong nyaring bunyinya—ungkapan ini tentu sudah sering kamu dengar untuk menggambarkan seseorang yang bicara terlalu banyak, tanpa mengetahui data-data yang bisa dipercaya. Sebagai agent of change, hindarilah bersikap sok tahu dan banyak ngomong yang bisa merugikanmu kelak.
Sikap yang satu ini bisa kamu aplikasikan juga dalam UTS. Dalam bagian terakhir ujian (bagian soal dengan jawaban uraian panjang), kamu mungkin akan menemukan pertanyaan, “Menurut pendapat Anda, apakah…?”. Dengan mengingat pentingnya menghindari sikap sok tahu, kamu bisa menarik napas dalam-dalam, mengembuskannya, dan menuliskan jawaban,
“No comment.”
Yeah, selamat datang di dunia Ujian Tapi (Terlalu) Santai~
BACA JUGA Merencanakan Selebrasi, padahal Ngajuin Judul Skripsi Saja Belum. Kebiasaan! dan tulisan lainnya dari Aprilia Kumala.