MOJOK.CO – Perkumpulan ormas PA 212, FPI, dan beberapa ormas Islam Indonesia berencana akan menggelar Aksi Mujahid 212 yang salah satu tuntutannya adalah agar pemerintah memulangkan Habib Rizieq.
Di tengah-tengah situasi aksi mahasiswa dan pelajar di seluruh Indonesia yang memprotes soal revisi KUHP dan beberapa RUU lainnya, tiba-tiba saja muncul rencana aksi dari Persaudaraan Alumni 212 (PA 212), Front Pembela Islam (FPI), dan beberapa ormas Islam lainnya pada Sabtu, 28 September 2019 besok.
Aksi ini mulanya bernama “Parade Tauhid Indonesia” dan akan dilakukan di Senayan, Jakarta. Namun hari ini nama acara diubah menjadi “Aksi Mujahid 212 Selamatkan NKRI” dan titik aksi dipindah ke Bundaran Hotel Indonesia. Rencananya, massa akan bergerak dari Bundaran HI ke Istana Negara dengan rentang waktu aksi dari pukul 06.00 WIB sampai 11.00 WIB.
Ada berbagai aspirasi yang akan disampaikan oleh aliansi PA 212 dan FPI ini. Salah satunya permintaan jaminan atas kepulangan Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab yang berada di Arab Saudi sejak 26 April 2017 alias sudah dua tahun.
“Tolak kebangkitan PKI, persatuan umat Islam, dan pulangkan Habib Rizieq Shihab,” kata Ketua PA 212 Slamet Maarif seperti yang diberitakan CNN Indonesia.
Sekjen Forum Umat Islam (FUI) Muhammad Al Khaththath turut berkampanye agar warga ikut serta dalam acara ini. “Mari kita Parade Tauhid Indonesia bersama jutaan umat Islam yang ingin menyatakan syukur atas kemerdekaan Indonesia dengan bertauhid,” tuturnya.
Waduh, Pak, 17 Agustus kan udah lewat? Etapi tak masalah. Soalnya bersyukur atas kemerdekaan Indonesia itu boleh saja dilakukan kapan saja dan di mana saja. Mau 17 Agustus kek, mau 28 September kek, tak masalah. Soalnya yang penting Habib Rizieq bisa pulang. Itu.
Terang saja ada banyak komentar nyinyir dari netizen mengenai rencana aksi ini. Terutama soal tudingan-tudingan kalau aksi ini sedang mencoba mengooptasi gerakan mahasiswa di Jakarta. Dari laporan CNN Indonesia pula, Slamet tidak menjelaskan secara rinci apakah aksi ini juga punya kesamaan dengan aksi mahasiswa.
Ketimbang nyinyir, seharusnya netizen bersyukur kelompok PA 212 dan FPI masih peduli dengan tanah air. Terutama di tengah situasi tak kondusif antara mahasiswa dan pemerintah. Siapa tahu PA 212 dan FPI bisa menenteramkan kita semua dengan semangat dakwah yang luar biasa ini.
Terlebih sejarah mencatat, aksi yang dilakukan PA 212 dan FPI selalu berjalan santun dan tertib. Tak pernah ada kericuhan apalagi ujaran kebencian. Semua berjalan dengan mulus. Tak pernah pula terdengar seruan-seruan kasar. Semua disampaikan dengan sopan. Amar ma’ruf nahi mungkar bil ma’ruf lah pokoknya.
Soalnya kalau memang pernah ada ujaran kebencian, mereka tentu sudah ditahan polisi sejak lama. Lha wong ujaran kayak Dandhy Laksono punya aja kena ciduk kok. Ini kan tanda kalau ujaran mereka selalu sopan dan patut jadi contoh anak-anak.
Hampir bisa dipastikan tuntutan utama aksi Parade Tauhid ini jauh berbeda dengan tuntutan para mahasiswa. Alhamdulillah, di saat semua orang hanya peduli bahaya revisi KUHP, masih ada PA 212 dan FPI yang mengingatkan bahaya Komunisme. Warbiyasa, warbiyasa. Applause dolo dong.
Lho, lho, ketimbang persoalan KUHP dan UU KPK, persoalan Komunisme ini jelas jauh lebih berbahaya dan mendasar. Bisa meracuni rasa nasionalisme kawula muda bangsa. Apalagi kalau Komunisme ini sampai beranak pinak jadi pemikiran kritis.
Wah, ini bahaya. Soalnya berawal dari sikap kritis itu orang bisa berubah jadi ngeyelan. Dan orang ngeyelan itu bahaya. Apalagi kalau banyak dan sampai mau bikin aksi.
Untunglah, di detik-detik peringatan 30 September, PA 212 dan FPI tetap tidak lupa dengan rutinitas yang harus selalu diingat sejak zaman Orba. Ini penting agar kita jangan sampai melupakan sejarah. Ingat jas merah, kalau kata Bung Karno mah. Ini tanda bahwa mereka adalah sekelompok massa yang peduli.
Sedangkan untuk mahasiswa dan pelajar yang ingin melaksanakan aksi besok pagi, tak perlu khawatir dengan Aksi Mujahid 212. Mereka orangnya sopan-sopan kok. Lagian acaranya kan jam 6 pagi sampai 11 siang. Yah, kalian bisa joging-joging dulu lah, olahraga dulu, cari sarapan dulu. Lalu lanjutkan aksi bakda duhur dengan badan fit dan perut kenyang.
Atau karena besok ini weekend, mungkin kalau mau ada mahasiswa peserta aksi pengen libur, bisa libur dulu, boleh-boleh aja kok. Konsolidasi dulu. Mengumpulkan tenaga. Mengatur strategi untuk merespons beberapa aktivis yang masih ditahan polisi.
Toh, hari Sabtu ini. Masa libur-libur malah kerja. Istirahat barang sejenak nggak apa-apa lah. Tenaga kalian masih dibutuhkan banyak masyarakat soalnya. Masih ada hari Senin. Tenang.
Tak perlu khawatir kalau aksi kalian mau ditunggangi. Acara Aksi Mujahid 212 dari ormas PA 212 dan FPI ini cuma kebetulan aja tanggalnya segitu. Nggak usah berpikiran macam-macam. Jangan suudzon dulu.
Ya siapa tahu kan, gara-gara ormas PA 212 dan FPI bikin aksi, bukannya tuntutan mereka yang dikabulkan, tapi malah tuntutan mahasiswa. Lho bisa aja lho. Nothing impossible. Ya kan pemerintah sekarang emang suka random gitu tingkahnya. Siapa tahu malah beneran kejadian.
Nah, kalau beneran mau gitu, ayo, semuanya bilang apa?
Aaamiiin.
BACA JUGA Sulit Sekali Mengkritik Pemerintahan Jokowi atau artikel Ahmad Khadafi lainnya.