MOJOK.CO – FKPPI memecat keanggotaan Tri Susanti karena membawa-bawa nama FKPPI di aksi minggu lalu tanpa berkoordinasi dengan organisasi.
Tri Susanti, koodinator lapangan (korlap) dalam aksi pengepungan asrama mahasiswa Papua di Surabaya, baru saja dipecat keanggotaannya dari Forum Komunikasi Putra-Putri Purnawariwan TNI/Polri (FKPPI). Menurut Ketua FKPPI Cabang 1330 Surabaya Hengki Jajang, pemecatan dilakukan karena Tri Susanti mendatangi asrama mahasiswa Papua di Surabaya secara personal tanpa koordinasi dulu dengan organisasi.
Padahal, jabatan yang diemban Tri Susanti ini tidak main-main, dia merupakan Wakil Ketua FKPPI Surabaya. “Karena itu, kami berkeputusan mencabut keanggotaan saudara Susi sebagai anggota FKPPI, secara langsung juga memberhentikan Saudara Susi dari pengurus,” kata Hengki.
FKPPI (yang mengklaim namanya dibawa-bawa sepihak oleh Tri Susanti) bersama aparat dan ormas lain mengepung asrama mahasiswa Papua Surabaya pada Jumat, 16 Agustus 2019. Mereka melakukan persekusi di asrama tersebut karena menyangka ada bendera merah putih yang dibuang ke selokan oleh penghuni asrama. Tuduhan ini tidak pernah terbukti.
Akibat pengepungan ini berbuntut panjang. Ujaran rasis dari pihak pengepung kepada mahasiswa Papua penghuni asrama serta penangkapan puluhan mahasiswa penghuni asrama yang digiring ke kantor polisi (yang akhirnya dilepaskan kembali), menimbulkan kerusuhan besar di sejumlah kota di Papua dan Papua Barat, plus di Makassar.
Setelah kasus ini membesar, Tri Susanti menyatakan permintaan maaf lewat media. “Kami atas nama masyarakat Surabaya dan dari rekan-rekan ormas menyampaikan permohonan maaf apabila ada masyarakat atau pihak lain yang sempat meneriakkan (kata rasis) itu,” katanya di Mapolda Jawa Timur, Selasa (20/8).
Lha kok tahu-tahu sudah mewakili masyarakat Surabaya? Memangnya persekusi yang dia dan teman-teman ormasnya lakukan mewakili sikap masyarakat Surabaya? Nonsens. Sebab, di liputan Jatimnet ini, warga Surabaya yang tinggal di asrama Papua sendiri ngaku kalau mereka akur dan sangat akrab dengan anak-anak asrama itu kok.
Meski sudah minta maaf, Tri Susanti juga masih ngeles untuk membenarkan tindakannya. Ia menyebut bahwa niat aslinya tuh baik lhooo, yakni demi menegakkan bendera merah putih. Padahal Tri Susanti punya peran mengerahkan ormas lain, misalnya FPI. Buktinya ada di perkataan Ketua FPI Kota Surabaya Mahdi Al Habsy ini.
“Kan kita dari FPI cuma diajak sama FKPPI itu. Kan mereka yang jadi korlapnya. Kita diajak untuk berpartisipasi saja,” kata Mahdi pada Selasa (20/8), dikutip dari IDN Times. Jadi gitu, gaes, FPI cuma ikut-ikutan. Apalagi Mahdi juga bilang ke IDN Times, walau pas aksi tampak banyak orang pakai atribut FPI, sebenarnya anggota FPI yang ikut cuma 3, sisanya simpatisan doang.
Selain dipecat, Tri Susanti juga tengah diselidiki oleh kepolisian. Menurut Kepala Biro Penerangan Umum Humas Polri Kombes Pol Asep Adi Saputra, penyelidikan ini terkait latar belakangnya sebagai kader Partai Gerindra. “Sementara kita juga sedang melihat bagaimana reaksi dari partai yang bersangkutan yang juga sedang melakukan investigasi terhadap yang bersangkutan,” kata Asep.
Ibarat udah jatuh ketiban tangga, tangganya ada paku, pakunya karatan, kena tetanus lagi.