Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Stan Lee: Tidak Semua Pahlawan Memakai Jubah

Yamadipati Seno oleh Yamadipati Seno
13 November 2018
A A
Stan Lee MOJOK.CO
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Tutup usia di angka 95 tahun, Stan Lee adalah sosok pahlawan yang sebenarnya. Tak hanya memberi kesenangan, Marvel Universe memberi kita harapan.

Kabar kematian Stan Lee datang di awal subuh. Kabar itu merambat perlahan. Dari setengah sadar ketika bangun dari tidur, rasa dingin itu merambat menyentuh kesadaran. Ketika kesadaran datang sepenuhnya, diri ini hanya sebagian kecil dari masyarakat dunia yang berkabung dengan nuansa yang sama.

Nuansa kehilangan itu terasa sederhana. Namun, meskipun sederhana, kamu pastinya sadar bahwa banyak orang di luar sana yang kehilangan sosok “bapak”. Bukan orang sembarangan. Mereka adalah superhero, para pahlawan, meski hanya rekaan, namun menjadi patron banyak manusia fana. Remaja-remaja putus asa, anak-anak polos penuh imajinasi, yang membayangkan diri mereka Spiderman yang bisa tetap ceria meski ditinggal mati kedua orang tuanya.

Pahlawan-pahlawan itu, bangkit dari lembaran komik, dan menyapa jutaan mata di penjuru dunia lewat layar lebar. Dari sebuah komik, dari sebuah gambar mati, menjadi sesuatu yang dipegang begitu dekat di relung hati mereka. Mirip sebuah agama, yang dibuatkan altar di kehidupan masing-masing.

Nuansa kehilangan itu terasa sederhana. Meski sosok pahlawan yang ia konsep terlihat grande, makna yang terkandung begitu “manusiawi”. Bagi Stan Lee, komik yang ia garap bukan sekadar sebuah eskapisme belaka. Wujud fisik komik itu adalah manusia sebenarnya. Tanpa sebuah pesan di dalamnya, komik seperti manusia tanpa jiwa.

Oleh pesan-pesan yang terkandung dari sosok Hulk, Black Panther, Iron Man, Thor, dan Spiderman, kita menjadi pembaca dengan jiwa yang penuh. Menikmati jalan cerita yang otentik, sembari disirami kemanusiaan yang begitu luhur.

Kamu tahu apa kata Stan Lee soal Spiderman? Manusia laba-laba super itu adalah satu dari sedikit superhero yang seluruh badannya tertutup kostum secara penuh. Dari kepala hingga kaki. Bagi Stan Lee, Spiderman bisa menjadi siapa saja. Bisa jadi dia orang kulit hitam, kulit putih, orang Indian, atau siapa saja yang bisa kamu bayangkan. Sebuah persamaan hak yang diejawantahkan lewat sosok pahlawan.

Ketika Black Panther meledak di pasar film dunia, kita merayakan persamaan hak bagi orang kulit hitam. Sosok pahlawan yang humble, tegas, dan tanpa pamrih. Seperti sebuah usaha untuk menihilkan gambaran orang kulit hitam yang terkadang tidak rasional, terlalu santai, dan suka bikin masalah. Komik, Marvel, merayakan manusia secara utuh.

Thor. Sosok “dewa” yang (sempat) digambarkan arogan, sok ganteng, dan terlalu percaya dengan sebuah palu. Ketika ia kehilangan hampir semua; orang tua, saudara, bahkan dunianya, Thor disadarkan bahwa kekuatan terbesar ada di dalam dirinya. Palu adalah sebuah perantara. Jiwa dan hati yang murni selalu menjadi kekuatan utama “manusia”.

Marvel Universe bukan sekadar eskapisme, sebuah tempat pelarian dari dunia yang berat. Marvel Universe mengajarkan bahwa dirimu, diri kita adalah pahlawan dengan keunikan masing-masing. Menyatukan perbedaan, ego, dan kesombongan lewat sebuah Avengers. Mati bersama, hidup bersama, berjuang bersama.

Namun, terlepas dari hal-hal yang grande itu, kembali lagi, sosok pahlawan yang sebetulnya adalah Stan Lee itu sendiri. Ia seperti Thor yang menemukan bahwa kekuatan terbesar ada di dalam diri sendiri, menjadi diri sendiri. Otentik.

Suatu kali ia pernah merasa sangat malu dengan pekerjaannya sebagai seorang tukang komik. Teman-temannya ada yang bekerja sebagai insinyur membangun jembatan atau bekerja di bidang medis. Namun, Stan Lee menyadari sesuatu. Ia sadar dengan potensi dan “tugasnya” di alam semesta ini.

“Lalu saya mulai sadar bahwa hiburan adalah salah satu hal penting di kehidupan seseorang. Tanpa hiburan, mereka mungkin akan terpuruk. Saya merasa, jika kamu bisa menghibur orang lain, kamu sudah melakukan sesuatu yang baik.”

Percayalah, Stan, yang kamu lakukan bukan hanya menghibur. Imajinasi dan nilai luhur lewat tokoh komik itu memberi kami harapan. Harapan bahwa percaya dengan kekuatan diri adalah jalan keluar terbaik ketimbang terus mengeluh dan menyalahkan situasi. Tanpa mengenakan jubah, Stan Lee adalah pahlawan sebenarnya.

Iklan

Untuk semua kesederhanaan itu, dari lubuk hati paling dalam, kami mengucapkan terima kasih. Selamat jalan. Excelsior!

There will never be another Stan Lee. For decades he provided both young and old with adventure, escape, comfort, confidence, inspiration, strength, friendship and joy. He exuded love and kindness and will leave an indelible mark on so, so, so many lives. Excelsior!!

— Chris Evans (@ChrisEvans) November 12, 2018

Damn… RIP Stan. Thanks for everything. pic.twitter.com/TMAaDJSOhh

— Ryan Reynolds (@VancityReynolds) November 12, 2018

 

View this post on Instagram

 

How many millions of us are indebted to this guy, none more so than me. The father of Marvel has made so many people so incredibly happy. What a life and what a thing to have achieved. Rest in peace Stan

A post shared by ✌️ (@tomholland2013) on Nov 12, 2018 at 11:54am PST

 

View this post on Instagram

 

I owe it all to you,,, Rest In Peace Stan… #MCU #Excelsior #legend #rip #stanlee #TeamStark

A post shared by Robert Downey Jr. (@robertdowneyjr) on Nov 12, 2018 at 11:26am PST

 

View this post on Instagram

 

Today, we pause and reflect with great sadness on the passing of Stan Lee: https://www.marvel.com/remembering_stan_lee

A post shared by Marvel Entertainment (@marvel) on Nov 12, 2018 at 11:57am PST

Terakhir diperbarui pada 13 November 2018 oleh

Tags: Marvel Universestan leeSuperhero
Yamadipati Seno

Yamadipati Seno

Redaktur Mojok. Koki di @arsenalskitchen.

Artikel Terkait

Wayang Khalifah, Cara Seorang Guru SMA di Bantul Kenalkan Superhero Muslim MOJOK.CO
Sosok

Wayang Khalifah, Cara Seorang Guru SMA di Bantul Kenalkan Superhero Muslim

30 April 2023
jan mintaraga mojok.co
Hiburan

Karya Legendaris Jan Mintaraga Dipamerkan di Yogyakarta Komik Weeks

29 Oktober 2022
sri asih mojok.co
Hiburan

Demi Penuhi Ekspektasi Penonton, Jadwal Tayang ‘Sri Asih’ Mundur

5 Oktober 2022
sri asih mojok.co
Hiburan

Sri Asih, Superhero Perempuan Pertama Indonesia Hadir di Jogja

12 September 2022
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Drama sepasang pekerja kabupaten (menikah sesama karyawan Indomaret): jarang ketemu karena beda shift, tak sempat bikin momongan MOJOK.CO

Menikah dengan Sesama Karyawan Indomaret: Tak Seperti Berumah Tangga Gara-gara Beda Shift Kerja, Ketemunya di Jalan Bukan di Ranjang

17 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur Mojok.co

Pontang-panting Membangun Klub Panahan di Raja Ampat. Banyak Kendala, tapi Temukan Bibit-bibit Emas dari Timur

17 Desember 2025
Berantas topeng monyet. MOJOK.CO

Nasib Monyet Ekor Panjang yang Terancam Punah tapi Tak Ada Payung Hukum yang Melindunginya

15 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.