Kalau menuruti lidah saya, gorengan paling enak adalah lumpia. Saya nggak perlu menjelaskan alasannya karena di sini kita membahas soal “selera”. Nah, kalau lagi di Jogja dan pengin makan lumpia, ada satu nama yang pasti menjadi top of mind, yaitu Samijaya.
Sejak mereka masih jualan di Malioboro, saya sudah menggemari gorengan satu ini. Ya, saya tidak bisa membantah, merek “Samijaya” memang sudah sekuat itu. Bahkan tidak salah kalau merek mereka masuk dalam jajaran kuliner rekomendasi bagi wisatawan, khususnya yang berasal dari luar Jogja.
Selain Lumpia Samijaya, ada beberapa yang juga sering masuk dalam daftar rekomendasi jajanan di Jogja. Yang saya tahu ada 2 merek, yaitu Bu Tatik di depan Gardena dan Trubus (Toko Kue Trubus). Keduanya sudah lama sekali menjadi rekomendasi bagi pemburu kuliner.
Sebenarnya masih banyak merek yang bisa dan layak masuk daftar rekomendasi jajanan di Jogja. Kamu bisa menemukannya dengan mudah dengan mengetik kata kunci “rekomendasi lumpia di Jogja”. Nah, di sini, saya ingin mengajukan satu merek yang, menurut saya, masih underrated.
Menuju Pasar Lempuyangan
Lumpia yang ingin saya rekomendasikan ada di depan Pasar Lempuyangan, Jogja. Jajanan ini tidak berdiri sendiri, melainkan menjadi satu dengan jajanan pasar lainnya. Di sana, kamu bisa jajan cenil, onde-onde, klepon, dan kue puthu. Nama di gerobak tertera nama “Djajanan Jadul Pak Darso”.
Saya mengamati, hampir semua jajanan di sana laris semua. Kalau mau beli klepon dan onde-onde, misalnya, kamu harus antre. Maklum, mereka memasak semua jajanan di tempat. Jadi, kamu bisa membelinya selagi hangat, bahkan panas.
Tidak terkecuali dengan lumpia di sana. Saya menemukan lumpia ini secara tidak sengaja. Suatu sore, sepulang dari kantor, saya iseng jajan ke Pasar Lempuyangan. Saya pengin beli cenil dan klepon. Eh, begitu sampai, mata saya justru terarah ke lumpia yang sedang menari di dalam penggorengan.
Sudah saya jelaskan sebelumnya kalau lumpia menempati tempat khusus di hati saya. Maka, melihat ukurannya yang lebih besar ketimbang Samijaya, kulit yang terlihat garing, dan tidak ada aroma “pesing” dari rebung yang mereka pakai, saya mengurungkan niat membeli cenil dan klepon.
Baca halaman selanjutnya: Rekomendasi lumpia enak di Jogja.












