MOJOK.CO – Tahun ini, film Home Alone sudah berusia 28 tahun dan siap menikah. Siapa sangka, ternyata ada beberapa hal menarik yang bisa kita petik dari film ini.
Sejak pertama kali dirilis bulan November 1990, Macaulay Culkin dan seluruh tim pembuat film Home Alone mungkin tidak memiliki rencana untuk memutar filmnya setiap tahun menjelang Natal. Namun nyatanya, hingga tahun penuh persaingan antara Cebong dan Kampret 2018 ini, film Home Alone tetap muncul secara maraton di beberapa negara, termasuk Indonesia—terima kasih RCTI!—seakan-akan film ini telah dipatenkan sebagai tanda pengingat liburan Natal dan Tahun Baru.
Tahun ini, film Home Alone sudah berusia 28 tahun dan siap menikah. Meski sudah menua dan tergolong film lawas yang nggak mashook-mashook amat kalau terjadi di zaman sekarang, ternyata ada beberapa hal menarik yang bisa kita petik dari film yang posternya menampilkan pose muka Kevin McCallister berteriak.
*JENG JENG JENG*
Pertama, film ini mengajarkan kita sebuah pesan penting dan paling esensial: kamu akan bertemu banyak sekali tipe manusia sepanjang hidupmu.
Sebagai gambaran, film ini menampilkan sebuah keluarga dengan banyak anggota, mulai dari saudara kandung, orang tua, hingga para sepupu. Dari sisi Kevin, penonton diajak mengenal posisi tokoh utama ini sebagai orang yang paling sering di-bully oleh berbagai macam karakter manusia: ada yang punya kebiasaan minum soda pukul 6 sore, sepupu yang sok tahu, sampai paman dan bibi yang juteknya setengah mampus.
Nah!!! Ini dia, mylov, ini dia!!!
Bahkan dalam masa-masa liburan Natal dan Tahun Baru pun, film ini mengingatkan kita bahwa di luar sana masih banyak karakter manusia menyebalkan yang mungkin akan kita hadapi, seperti tipe teman yang pasti melupakan kita kalau sudah punya pacar baru, tipe mantan pacar yang masih suka tebar-tebar pesona dan kasih harapan tapi dengan santainya pamer-pamer gebetan baru,  atau—ini yang paling nyebelin—tipe teman yang bilangnya belum belajar waktu mau ulangan padahal nilainya jadi yang paling tinggi satu sekolahan!!! Hih!!!
Kedua, fitur alarm berulang yang ada di hape kita bukan diciptakan tanpa alasan karena—hey, setidaknya kita bisa mengandalkan tombol Snooze di sana!
Dalam film Home Alone, keluarga McCallister bangun nyaris terlambat dan menyebabkan huru-hara kepanikan bagi seluruh anggota. Kecerobohan ini bahkan tidak hanya terjadi sekali—dua kali, sebagaimana yang juga terjadi pada sekuel pertama mereka. Duh!
Itulah sebabnya, mylov, memasang multiple alarms menjadi pilihan yang baik dan tepat guna untuk dilakukan sebelum kita menghadapi hari-hari penting, misalnya nembak cewek, rapat BEM, kuis di kampus, liburan, atau upacara bendera—pokoknya yang dilakukan pagi-pagi. Dengan alarm multiple ini, kamu tak perlu khawatir kalau di deringan pertama kamu menekan tombol Snooze, bahkan deringan kedua, ketiga, hingga keempat. Kenapa?
Ya soalnya kamu udah bikin alarm multiple sebanyak 83.628 kali. Dengan demikian, kamu akan bosan sendiri dan akhirnya bangun tepat di waktu yang kamu rencanakan. Cerdas, kan?
Tapi, yaaaah, paling-paling kamu cuma akan sedikit dikomplain sama teman-teman kosmu. Sedikiiit aja.
Ketiga, berhati-hatilah pada apa yang kamu harapkan karena doa adalah ucapan.
Eh, kebalik.
Maaf. Maksud saya: ucapan adalah doa.
Malam sebelum liburan keluarga dimulai, Kevin bertengkar dengan saudara laki-lakinya yang bernama Buzz. Sebagai ganjaran, ia dihukum untuk tidur di lantai tiga. Merasa sedih dan sakit hati, Kevin berharap suatu hari keluarganya akan menghilang yang, secara kebetulan, terjadi di pagi harinya saat ia sendiri tak sengaja ditinggal semua orang.
[!!!!!!!!!!11!!!!!1!!!!!]
Jadi, Saudara-saudara, ini beneran: ucapan adalah doa. Berhati-hatilah berucap kalau tak ingin kata-kata bercandamu jadi kenyataan. Bahkan, bakal jauh lebih baik jika mulai sekarang kita berkata yang baik-baik saja, misalnya soal harapan kita bahwa mantan pacar yang selingkuh itu akan kena karma suatu hari kita akan berhasil menjadi pengusaha peternak lele nomor satu di Indonesia, oshi kita di JKT48 menang senbatsu tahun depan, atau Akademi Fantasi Indosiar akan menggelar reuni akbar sehingga kita bisa nonton Very AFI dan Mawar AFI nyanyi duet.
Keempat, memaafkan adalah kunci kehidupan yang tenang dan bahagia.
JIka di akhir cerita saja Kevin McCallister yang masih berusia 8 tahun bisa memeluk ibunya dan memaafkan kesalahan fatal yang menyebabkan dirinya ketinggalan di rumah sendirian, kenapa kita nggak bisa memaafkan pacar kita yang nge-like fotonya Pevita Pearce di Instagram? Kenapa juga kita harus capek-capek marah sama teman yang lupa menutup ember di kamar mandi kosan sampai nge-block WhatsApp-nya selama tiga hari?
Ingat, yang perlu kita marah-marahin di dunia ini cuma satu: orang yang pinjam buku kesayangan kita, tapi dengan santainya menekuk ujung-ujung halaman sebagai penanda baris terakhir yang ia baca. Itu.