MOJOK.CO – Konon, pada 4 Juli 2021 nanti, kawinan Lesti Kejora & Rizky Billar akan live selama 11 jam di ANTV. Sungguh, apakah ini yang namanya hiburan 4.0?
Awalnya saya geram ketika melihat judul berita. Bunyinya begini: “Rangkaian Pernikahan Lesti-Rizky Billar Disiarkan Langsung di TV selama 11,5 Jam!” Berita ini tayang di Detik.
Here we go again motherfucker! Ketika frekuensi publik yang sudah sangat terbatas itu dijejali live pernikahan artis. Kali ini nggak tanggung-tanggung, kawinan Lesti Kejora & Rizky Billar bakal disiarkan secara langsung selama 11,5 jam penuh.
Dahsyat betul kekuatan rating televisi, eh maksud saya, kekuatan cinta Lesti Kejora & Rizky Billar. Pastinya banyak rakyat yang udah request sejak 100 tahun yang lalu ke ANTV.
“Eh, tayangin dong kawinan Lesti Kejora & Rizky Billar. Kalau perlu 11 jam penuh. Kami haus hiburaarrgg!!!” Kata pejuang yang lagi dikejar-kejar tentara Belanda.
“Kawinan Lesti Kejora & Rizky Billar itu harus live, 11 jam penuh. Ini tuh education at best lu olang tau nggak, siii, dasar onbeschaemd vercke!” Kata Kompeni ketika nongki cantik di sudut pedukuhan sambil nyeruput candu.
Gimana ya, udah sejak Ashanty lahiran, kawinan Raffi Ahmad dan Gigi, lalu akhirnya kawinan Atta dan Aurel, suara protes itu udah nyaring terdengar. Semua memprotes penggunaan frekuensi publik untuk sesuatu yang nggak penting bagi kecerdasan dan kemakmuran bangsa.
Tahukah kamu kalau frekuensi publik itu jumlahnya sangat terbatas. Selain itu, ada UU 32/2002 tentang penyiaran yang mengamanatkan peran serta publik untuk penyiaran Indonesia. Di Pasal 52 ayat 3 disebutkan bahwa masyarakat dapat mengajukan keberatan terhadap isi siaran yang merugikan.
Tapi yah, apa yang terjadi itu nggak seindah aturan. Berbagai protes sudah pernah disuarakan. KPI diserang dari berbagai arah. PH dan stasiun televisi nggak terhindar dari caci-maki. Namun, semuanya kayak kentut di pagi hari aja. Seiring waktu, bau busuknya ilang terus kita semua lupa.
Stasiun televisi, dalam hal ini ANTV aja udah jujur mengakui kalau rating kawinan Lesti Kejora & Rizky Billar itu bakal tinggi. Bayangin aja berapa banyak keuntungan yang diraup stasiun televisi dari iklan dan sponsor.
Lho, nggak percaya kalau ANTV mengakui soal rating itu?
“Satu couple ini kalau kita lihat hampir tidak ada cacat, tidak ada macam-macam, lurus-lurus saja, acara yang mereka bintangi kalau kita lihat pasti ada rating-nya,” kata Otis Hahijary, Vice President Director ANTV. Nah, kan. Lagian kawinan ini juga menguntungkan karena ada yang suka. Ada konsumen yang menantikan dan menikmatinya.
Saya nggak bisa bayangin 11 jam nonton kawinan Lesti Kejora & Rizky Billar. Itu pasti bakal jadi rekor tersendiri. Nah, kan, saya aja jadi penasaran. Oleh sebab itu, kesadaran akan frekuensi publik itu nggak jadi sesuatu yang nyata. Meskipun kawinan Lesti Kejora & Rizky Billar bakal dicaci, acara mereka tetap ditonton karena rasa penasaran.
Lagian ya, jujur aja, saya menantikan acara ini, lho. Terutama di tengah kondisi Indonesia yang brengsek betul akhir-akhir ini.
Korupsi bansos di mana 100 T yang dimaling itu cuma permukaan aja, wacana presiden 3 periode demi memuaskan sange jabatan di dunia politik, penanganan pandemi yang cuma bikin muak, hukuman jaksa jahat malah mau dipotong, penolakan warga akan vaksin sampai terjadi kerusuhan, artis yang bawel banget dan nantangin siapa aja yang khawatir soal covid, dan lain sebagainya.
Saya sendiri muak sama hal-hal kayak gitu. Entah kenapa kawinan Lesti Kejora & Rizky Billar yang ditayangkan secara live selama 11 jam ini bisa jadi hiburan di tengah brengseknya situasi masa kini.
Yah, kawinan Lesti Kejora & Rizky Billar live 11 jam ini memang nyebelin, sih. Itu nggak bisa disangkal. Namun, melihat mereka bahagia itu lebih baik ketimbang dahi berkerut memikirkan koruspi bansos, penanganan pandemi yang suram, dan berbagai permasalaan negara yang malah sinis sama rakyatnya sendiri.
Pada akhrirnya, saya sendiri merasa sedih ketika live 11 jam kawinan Lesti Kejora & Rizky Billar itu dianggap biasa aja. Bahkan jadi alternartif hiburan di televisi. Artinya, kondisi kita udah desperate banget ketika membenarkan sesuatu yang salah.
BACA JUGA Belajar dari Lesty Kejora: Pantang Patah Hati Tanpa Jadi Royalti! dan tulisan Yamadipati Seno lainnya.