Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Pacaran ya Pacaran Aja, Ngapain Cek HP Pasangan Melulu?

Aprilia Kumala oleh Aprilia Kumala
19 Maret 2019
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Atas dasar curiga, kamu cek HP pasangan. Padahal, kalau ada yang aneh, kamu cuma bakal marah, sementara kalau nggak ada apa-apa, kamu juga akan tetap marah!

Della pernah mengirim pesan pendek kepada temannya, mengajaknya pergi keliling kota. Selang beberapa menit, pesan balasan datang dan berbunyi, “Maaf, ini pacarnya. Kami sedang bertukar HP.”

Reaksi Della pertama kali saat membaca pesan itu adalah bengong hampir satu menit. Ya, ya, Della tahu temannya ini punya pacar, tapi … dalam kondisi apa, sih, seseorang akhirnya sepakat bertukar HP—sekaligus nomornya—selama seharian penuh? Bukankah masing-masing orang ini punya urusan sendiri-sendiri yang membuatnya dihubungi lewat HP?

Mungkin karena kejadian di atas terjadinya di tahun 2006, teman Della pun oke-oke saja. Maksudnya, jelas dia tidak punya urgensi untuk upload foto dan story di Instagram (karena kalau Instagram sudah ada, pasti mereka juga bertukar akun) serta tidak punya kepentingan membalas email pekerjaan atau pesan di grup WhatsApp kantor. Iya, kan?

Kebiasaan mereka tukeran HP dan nomor berlangsung berkali-kali, dan berkali-kali pula Della kecele saat mengirim SMS penuh semangat pada temannya karena ujung-ujungnya baru sadar bahwa HP temannya dipegang si pacar. Apakah Della kesal? IYA BANGET, LAH.

Saat itu, Della belum pernah pacaran, jadi dia jelas nggak bisa membayangkan apa serunya ngecek HP pasangan. Kata teman Della, ini penting untuk mengetahui apakah pacar kita sebenarnya selingkuh. Della cuma ketawa-ketawa aja, membayangkan betapa bodohnya seseorang sampai tega berselingkuh padahal di luar sana banyak fakir-fakir asmara yang berharap punya orang yang dicintai dan mencintainya sepenuh hati.

Tapi, perkara cek HP pasangan yang jadi bahan tertawaan itu berubah nyata bertahun-tahun kemudian. Della bertemu seseorang dan dia baik sekali, sampai mereka memutuskan berjalan bersama-sama. Mulanya segalanya baik-baik saja sampai suatu hari pacar Della melihat seorang pria secara teratur meninggalkan komentar di Facebook Della. Penasaran, pacar Della bertanya apakah lelaki ini suka mengirimkan pesan ke inbox.

Jawabannya adalah “ya”, tapi tentu tak pernah Della tanggapi. Entah mengapa, pacar Della saat itu langsung marah dan menge-block akun laki-laki tadi, lantas memeriksa semua pesan masuk di inbox Facebook Della—tanpa izin.

Della heran sendiri: ini pacarnya lagi kerasukan jiwa teman Della waktu SMP kali ya??? Kenapa harus marah-marah dan ngecekin semua pesan yang Della terima, sih??? Apakah Della kelihatan segenit itu untuk membalas pesan-pesan semacam “Hai cantik, kenalan dong” atau “Kamu maniez banget sih” atau “Pacaran sama aku aja, yuk!”???

Perkenalan dengan temannya di bangku SMP dan pacar pertama Della ini lantas menjadi dasar yang berpengaruh tentang bagaimana ia memahami bahwa seseorang bisa dianggap wajar untuk cek HP pasangan. Della, yang tadinya cuek setengah mati, lantas terdorong untuk balas melihat HP pacarnya dan memeriksa inbox yang dia punya—juga tanpa izinnya.

Dan terkejutlah Della membaca percakapan yang ia temui—hal yang kemudian benar menghancurkan kepercayaan di antara mereka, atau setidaknya kepercayaan Della pada pacarnya.

Dilansir dari berbagai sumber, kegiatan cek HP pasangan tanpa izin, termasuk aktivitas pribadinya di media sosial, ternyata dapat dikategorikan sebagai bentuk kekerasan dalam pacaran. Artinya, Della sadar betul bahwa ia telah melakukan hal yang tak pantas ia lakukan, meski tujuannya untuk membalas apa yang pacarnya lakukan terlebih dulu.

Della nggak sendirian. Ada banyak orang di luar sana yang melakukan hal yang sama. Bahkan—ngaku aja, deh—kamu juga pernah, kan?

Tapi, Teman-teman sekalian, tahukah kalian bahwa kegiatan cek HP pasangan ini sesungguhnya nggak penting-penting amat dan bakal jauh lebih baik kalau waktu yang terbuang itu kalian pakai untuk melakukan quality time demi hubungan yang lebih mesra dan bahagia??? Memangnya situ seneng, ya, kalau ketemu pacar tapi malah megang HP sepanjang waktu, bukannya ngobrol-ngobrol bahagia atau sayang-sayangan karena kangen yang menumpuk???

Iklan

Seorang relationship coach, Jase Lindgren, sebagaimana dikutip dari Kelascinta.com, menyebutkan bahwa ngecek HP pasangan hanya akan membawa kita ke dua hal besar: 1) kita akan menemukan hal yang mencurigakan, tapi kita nggak akan merasa lega dan malah marah-marah; serta 2) kita nggak akan menemukan hal yang mencurigakan, tapi justru makin curiga karena menganggap pacar kelewat pintar menyembunyikan rahasia.

Dengan kata lain, aktivitas cek HP pasangan hanya akan membuatmu overthinking berkali-kali lipat!!!!11!!!1!!!

Lagi pula, berdasarkan studi psikologi yang dilakukan, ngecek HP pasangan sesungguhnya bukan wujud ketidakpercayaan kita kepada pasangan. Ia justru menjadi bentuk nyata betapa kita nggak percaya sama diri sendiri. Dengan kata lain, kita-kita ini sedang…

…insecure.

Memastikan pasangan kita nggak berhubungan dengan orang lain yang kita anggap sangat mungkin memikat hatinya sebenarnya menunjukkan betapa kita merasa bahwa kita nggak selayak itu untuk menjadi pasangan bagi si pacar. Oleh karenanya, kita butuh validasi dengan cara memeriksa seluruh isi HP-nya.

Padahal, perkara ini justru bisa menjadi sumber pertengkaran: si pacar jadi merasa dimata-matai, sementara kita berpendapat dia menutup-nutupi sesuatu, padahal mah…

…mau nutup-nutupin apa, Rosalinda??? Hanya gara-gara pacarmu kelihatan bengong saat lagi ngobrol, masa iya kamu mau langsung curiga bahwa dia lagi memikirkan perempuan di kelas sebelah dan langsung maksa ngecek HP-nya???

Ketika kegiatan cek HP pasangan telah menjadi rutinitas penting—bahkan mendominasi agenda pertemuanmu dengannya—sebaiknya instrospeksi segera kalian lakukan. Maksud saya, apakah masalah komunikasi yang kalian alami segitu besarnya sampai-sampai ngecek HP pacar terasa jauh lebih mudah dilakukan dibanding bertanya, “Dia siapa?”, begitu?

Simpulan ini kemudian membawa kita ke pertanyaan lain: apakah seharusnya kita bersikap cuek dan bodo amat pada HP si pacar? Apakah kita sama sekali nggak boleh menyentuhnya? Gimana kalau kita yang dikhianati?

Ah, saya jadi ingat: saya pernah berusaha membebaskan seorang pacar dengan tidak maksa-maksa memperlihatkan HP-nya, tapi ia justru mengkhianati saya lewat si HP. Dengan menyebalkan, ia bahkan sempat berpendapat saya mungkin sebaiknya bersikap lebih posesif. Padahal, saya yakin betul bahwa, selama hubungan berlangsung, saya sudah “cukup posesif” dan jelas bukan orang yang cuek dalam sebuah hubungan.

Jadi, Saudara-saudara sekalian, jawaban pertanyaan “Gimana kalau kita yang dikhianati?” sudah jelas. Mengutip perkataan seorang kawan, saya ingin bilang: perkara kita memercayai pasangan adalah hal yang bisa kita kontrol dan memang semestinya kita lakukan. Namun, perkara dia mengkhianati kita adalah hal yang lain. Karma tidak akan tidur—ia akan datang pada mereka yang memang mempersiapkan dirinya didatangi.

Percaya sajalah, biar tidurmu nyenyak.

Terakhir diperbarui pada 12 Agustus 2021 oleh

Tags: cek HP pasangancurigainsecurengecek hape pacarselingkuh
Aprilia Kumala

Aprilia Kumala

Penulis lepas. Pemain tebak-tebakan. Tinggal di Cilegon, jiwa Banyumasan.

Artikel Terkait

pilot selingkuh.MOJOK.CO
Ragam

Memilih Selingkuh dengan Orang yang Lebih “Jelek” dari Pasangan Aslinya, Penyebabnya Impulsif hingga Butuh Variasi

8 Januari 2024
Refleksi Akhir Tahun: Kisah-kisah Move On Karena Cinta yang Kandas MOJOK.CO
Ragam

Refleksi Akhir Tahun: Kisah-kisah Move On dari Cinta yang Kandas

26 Desember 2023
stigma pelakor mojok.co
Podium

Membongkar Stigma Perempuan Pelakor, kok Laki-laki Nggak Disalahin?

8 Agustus 2023
Bertahan Hidup di KKN dengan Cara Cinlok dan Selingkuh. MOJOK.CO
Kilas

Bertahan Hidup di KKN dengan Cara Cinlok dan Selingkuh

4 Juli 2023
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
UAD: Kampus Terbaik untuk “Mahasiswa Buangan” Seperti Saya MOJOK.CO

UNY Mengajarkan Kebebasan yang Gagal Saya Terjemahkan, sementara UAD Menyeret Saya Kembali ke Akal Sehat Menuju Kelulusan

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.