Nasi Goreng Tanpa Kecap itu Mutlak Lebih Enak. Maaf, No Debat

nasi goreng tanpa kecap nasi goreng kecap gofar hilman chef bahtiar tiarbah bubur diaduk vs nggak diaduk selera indonesia mojok.co

nasi goreng tanpa kecap nasi goreng kecap gofar hilman chef bahtiar tiarbah bubur diaduk vs nggak diaduk selera indonesia mojok.co

MOJOK.COSelera orang-orang yang bilang nasi goreng kecap lebih enak patut dipertanyakan. Jelas-jelas nasi goreng tanpa kecap yang mutlak jadi juaranya.

Saya bisa setuju kalau kecap bisa berperan sebagai bumbu olahan penyelamat makanan. Kecap dengan segala kedigdayaannya bisa bikin nasi dan kerupuk layak santap saat kita lagi bokek-bokeknya. Ditambah minyak jelantah dan garam aja udah bisa merasai nikmatnya kemiskinan.

Tapi saya sangat kurang sepakat dengan orang-orang yang bersembunyi di balik kenikmatan kecap demi membuat suatu makanan jadi lebih sedap. Jangan pernah ngaku bisa masak kalau senjata kalian cuma kecap dan masako yah, camkan. Termasuk dalam membuat nasi goreng. Kalau masih ada yang bikin nasi goreng pakai kecap, fix, cuma cari aman.

Nasi goreng paling enak justru nasi goreng tanpa kecap. No debat.

Rasa kecap dalam nasi goreng bisa mengelabuhi lidahmu. Layaknya Romi Rafael yang pakai hipnotis, kecap juga melakukannya terhadap lidahmu. Memaksamu mengakui bahwa nasi goreng itu enak karena ada rasa manis-manis kecap di dalamnya. Padahal rasa enak itu palsu, tipu-tipu.

Kami, yang terdiri dari kaum-kaum yang tak ingin lidahnya dikelabuhi rasa kecap dalam nasi goreng dengan ini mendeklarasikan Laskar Pencinta Nasi Goreng Tanpa Kecap atau LP-NGTK (bukan kependekan dari ‘Lupa Ngetik’ ffs). Izinkan saya mengusulkan Lord Gofar Hilman sebagai ketua LP-NGTK dan Chef Bahtiar sebagai penasihat. Kita akan membangun sebuah komunitas yang nggak kalah gayeng dibanding parpol.

Karena saya tahu, lidah tidak bertulang tapi begitu kuat pengaruhnya untuk kehidupan maka saya akan terus mempersuasi orang-orang buat menyukai nasi goreng tanpa kecap di mana pun kalian berada. Bahkan kalau perlu Rich Brian juga turut terdoktrin dengan nasi goreng yang makin mantap tanpa kecap. Biar LP-NGTK go international. Siapa tahu Joji juga tertarik gabung.

Agar argumen saya nggak kayak selebgram kuliner yang cuma bisa bilang, “Hmmm seenak itu guys, mau meninggal rasanya, nggak ngerti lagi!!1!” Maka saya akan menjelaskan di mana enaknya nasi goreng tanpa kecap.

Pertama, kita jadi bisa lebih fokus merasai rempah-rempah tanpa pengaruh rasa kecap yang dominan dalam satu sajian. Rasa bawang yang matang guring, cabai yang bakal terasa lebih pedas, bahkan merica, ketumbar, jinten, dan rempah lain yang sungguh melengkapi cita rasa oriental.

Kedua, nasi goreng tanpa kecap warnanya putih kecoklatan. Kita bisa mengira-ngira seberapa dominan bumbu-bumbu yang digunakan hanya dengan melihat warnanya. Warna telur urak-ariknya jadi makin jelas, warna daun bawangnya yang masih setengah matang juga mampu menggugah selera. Kita tahu seberapa matang nasinya digoreng, makin coklat, biasanya makin gurih. Jika kita makan dengan acar, maka timun, wortel, dan cabainya bisa memberi warna merah-kuning-hijau yang selaras.

Ketiga, jelas masalah aroma. Aroma kecap memang enak, tapi itu membuyarkan lamunan kita saat menghirup wangi bawang yang bercumbu dengan minyak panas dan telur. Ya ampun, saya aja nulis ini sambil ngiler, Hyung.

Keempat, nasi goreng kecap itu agak mebosankan. Rasanya cuma manis aja, ah. Udah langsung ketebak setelah melihat penampakannya. Jadinya nggak penasaran lagi.

Beberapa orang bakal mbatin,

“Hadah, ini orang-orang ngapain berdebat hal nggak penting soal nasih goreng, kayak nggak ada kerjaan.”

Hmmm, tolong kaum yang banyak kerjaan nggak usah ikut campur kalau kalian lagi banyak PR dan lemburan. Kami hanya ingin bersenang-senang dan mengemukakan pendapat. Masalahnya, berdebat soal bubur sudah nggak asyik karena pada akhirya bubur diaduk vs bubur tidak diaduk hasilnya seri. Nggak asyik dong masak perdebatan berakhir pada statemen ‘tergantung selera masing-masing’.

Saya nggak mau tahu pokoknya nasi goreng tanpa kecap harus dinyatakan sebagai juara dari pertandingannya melawan nasi goreng jenis lain. No debat. Kalau ada yang mau menyangkal pernyataan saya maaf nggak bisa, karena saya yakin LP-NGTK akan membela komunitas ini hingga titik darah penghabisan. Kami akan terus bergerak. Ayo Lord Gofar dan Chef Bahtiar, iringilah jalan kami menuju kedamaian sejati saat tidak ada lagi mamang-mamang yang jual nasi goreng berkecap lagi.

Salam,

Radikalis Nasi Goreng.

BACA JUGA 4 Alasan Mengapa Jongkok di WC Duduk Mencederai Dunia Perjambanan Nasional atau artikel lainnya di POJOKAN.

Exit mobile version