MOJOK.CO – Berita Lucinta Luna nggak ada habisnya, mulai dari operasi kelamin sampai bukti dirinya transgender. Tapi, urgensi ngebongkar masa lalu dia tu apa, sih?
Masih ingat pembelaan netizen atas keputusan Salmafina pindah agama? Saya rasa Lucinta Luna harus mendapat pembelaan serupa. Keduanya mendapat diskriminasi atas pilihan pribadi. Salmafina diperlakuan nggak menyenangkan dengan headline semacam “terciduk ibadah di gereja”, Lucinta Luna dihajar media dengan judul-judul macam “Terbongkar! Lucinta Luna Ketahuan Transgender” di banyak artikel.
Urusan gender Lucinta Luna lagi-lagi jadi urusan banyak orang setelah kemarin di lini masa beredar video yang diduga diambil saat pemilu kemarin. Seorang petugas memanggil “Muhammad Fatah, 813” diikuti kemunculan seseorang berambut lurus sebahu yang diduga Lucinta Luna.
Netizen heboh. Akun gosip heboh. Judul-judul julid bermunculan. Semua orang berpuas diri, akhirnya Luna mengakui ia pernah bernama Muhammad Fatah.
Upaya mengorek pengakuan gender dari Lucinta Luna kayaknya dianggap seru oleh sekelompok orang. Sebelumnya ada influencer yang kemarin bertindak kayak orang yang nge-ghosting dalam sebuah hubungan, Ria Ricis. Dia pernah collab bersama Lucinta Luna dalam sebuah vlog. Video ini bikin ngakak banyak orangnya.
Pasalnya, Ricis ceplas-ceplos banget menyebut-nyebut soal “operasi jakun” dan terus memancing Luna untuk mengakui bahwa dirinya dulu laki-laki. Luna sendiri bersikeras menggambarkan dirinya dulu adalah cewek yang tomboy.
Semua kalah sama Lucinta Luna.
Deddy ❌
Boy Will ❌Ria Ricis Winner Chicken dinner !!! pic.twitter.com/0CQYBmOGOz
— Ardian Panca K. (@ardianpancaa) July 15, 2019
Saya sepakat sih, teriakan Luna sangat annoying kalau dilakukan berulang kali, apalagi kalau didengerin pakai earphone. Tapi susah payah mengorek-ngorek masa lalu Lucinta Luna? Itu hal lain.
Saya paham, kita terbiasa dengan konsep dualitas. Ada siang dan malam, baik dan jahat, serta laki-laki dan perempuan. Untuk itulah, rasanya kita (hah, kita???) jadi gateeeeeel banget pengin memastikan bahwa Lucinta Luna adalah laki-laki, bukan perempuan. Padahal, berbekal kajian sains bahwa gender adalah konstruksi sosial, dunia saat ini sudah mengenal lebih dari 50 pilihan gender untuk manusia.
Tapi, bagi netizen sebodo amat bahwa Lucinta Luna sudah mengganti gendernya. Pokoknya, sekali laki-laki, ya, laki-laki. Kalau berubah kelamin, siap-siap aja dijulidin komentar semacam “Semoga kembali ke jalan yang benar” seumur hidup!
Pertanyaannya, seperti apa, sih, “jalan yang benar” itu? Apakah jalan yang benar itu adalah jalan yang mengharuskan kita mengorek-ngorek masa lalu orang lain sampai sedetail-detailnya? Apakah jalan yang benar itu adalah jalan yang menempatkan kita mutlak sebagai orang yang transfobia (fobia pada orang yang mengganti gender) dan harus mengurut dada sambil istigfar setiap kali bertemu para shemale?
Ayolah, Luna juga manusia. Kalau kelakuannya aneh dan mengganggu bagimu, ya biarin aja, namanya juga orang dewasa. Kalau dia lebih suka menyebut dirinya perempuan, ya nggak apa-apa. Kalau kamu ngotot dan bilang betapa dia menyebalkan karena nggak mau ngaku pernah operasi kelamin padahal udah ada buktinya, mending kamu ketawain dirimu sendiri aja.
Loh, kenapa?
Yah, memangnya kamu juga nggak kesel kalau mulai introspeksi soal perilakumu yang tetep kekeuh bertahan sama orang yang kamu sayangi, tapi kamu punya setumpuk bukti bahwa dia cukup toxic buatmu?
Akui sajalah, ada hal-hal yang walaupun sudah terbukti, tapi ingin tetap disimpan rapat-rapat oleh sebagian orang. Itu bisa saja tentang agama, orientasi seks, gender, aib masa lalu, apa saja.
Kamus Besar Bahasa Indonesia menyebutnya sebagai rahasia. Adakah di sini yang belum tahu artinya?