Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kompilasi Drama Tes Covid-19 di Indonesia Sudah Layak Kejar Tayang

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
7 Juli 2020
A A
drama tes covid-19 rapid test tes cepat tes PCR positif surabaya rapid test gratis lion ir syarat penerbangan bepergian masa berlaku rapid test mojok.co

drama tes covid-19 rapid test tes cepat tes PCR positif surabaya rapid test gratis lion ir syarat penerbangan bepergian masa berlaku rapid test mojok.co

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Belum saatnya mengabaikan pandemi karena dramanya makin panas. Kali ini tes covid-19 yang penting untuk memetakan jumlah kasus positif justru jadi amburadul.

Jika negara ini beserta sistem pengendalian pandeminya memang bekerja serius untuk menolong mereka yang terdampak, pasti hasilnya nggak mungkin semrawut. Tapi kita hidup di kondisi sosial di mana masyarakat nggak usah terlalu banyak berharap lah, banyak kecewanya.

Tes covid-19 berupa rapid test sampai tes PCR yang fungsinya jelas buat menolong, mengendalikan, dan menghentikan pandemi justru hadir dalam beberapa babak dan episode tapi nggak ada habisnya, lebih sangar dari drama Korea.

#1. Tes PCR dikurangi, rapid test diperbanyak buat mengurangi jumlah angka positif

Pada dasarnya rapid test atau tes cepat untuk covid-19 punya cara kerja yang berbeda dengan tes PCR. Tes cepat menggunakan antibodi sehingga hasilnya belum bisa seratus persen menentukan apakah seseorang positif covid-19 atau hanya reaktif. Beberapa orang yang ditemukan non-reaktif setelah rapid test justru hasilnya positif saat melakukan tes PCR.

Sesuai standar WHO, persentase sampel positif hanya bisa dinilai jika jumlah tes yang dilakukan minimal sebanyak 1 per 1.000 penduduk per minggu. “Satu-satunya provinsi di Jawa yang mencapai tolok ukur deteksi kasus minimum ini adalah Jakarta,” sebut laporan ini.

— Ahmad Arif (@aik_arif) July 3, 2020

Bahkan desas-desusnya sih, ada beberapa pihak dari nakes yang dipaksa untuk memperbanyak penggunaan tes cepat ketimbang tes PCR demi mengurangi angka positif yang akan dilaporkan ke pusat. Lha kalau begini jatuhnya manipulatif, dong ora e?

#2. Orang-orang males tes covid-19 dengan rapid test karena mahal, ttt-tapi tes lewat Lion Air kok murah?

Saya sering dengar sambat kawan-kawan soal mahalnya harga rapid test dan masa berlakunya yang cuma 3 hari itu. Rapid test jadi salah satu persyaratan seseorang boleh bepergian pakai pesawat dan kereta api. Kisaran biaya yang dikeluarkan berdasarkan yang saya dengar adalah Rp350-450 ribuan sekali tes. Awalnya, hasil tes ini juga cuma berlaku 3 hari.

Tapi sekarang, Lion Air justru menyediakan rapid test dengan harga yang lebih murah yaitu Rp95.000. Aturan, kalau yang mengadakan swasta mah harusnya lebih mahal, lha kok ini malah terjangkau. Kan pikiran saya jadi suuzan sama pemerintah. Belum lagi masa berlakunya yang diperpanjang jadi 14 hari. Bisa-bisanya diperpanjang, emang virus coronanya bisa diajak tawar-menawar masa inkubasi?

#3. Gugas Covid diadukan ke Ombudsman perkara harga rapid test yang mahal. Coba digratisin~

Gugas Covid dilaporkan ke Ombudsman gara-gara telah mensyaratkan rapid test bagi semua orang yang melakukan perjalanan kerja dan berkepentingan untuk bepergian. Padahal harga rapid test sendiri nggak murah. Seorang pelapor bernama Muhammda Sholeh menilai Gugas nggak berhak memberikan persyaratan aneh pada orang yang bepergian, justru Kementrian Perhubungan yang berhal.

Daripada pusing, mendingan rapid test digratiskan, jangan dihilangkan. Hal ini untuk membuktikan bahwa tidak ada permainan ‘bisnis’ di balik tes covid-19 dan tetap ada niatan baik dari pemerintah demi pengendalian angka positif corona. Win-win solution begini kok nggak kepikiran, apa tujuannya emang beneran bisnis ya?

#4. Tes covid-19 beserta birokrasinya yang bikin masyarakat makin keplintir

Iklan

Pemerintah kota Mataram meminta semua rumah sakit swasta tidak melayani tes cepat alias rapid test. Katanya sih biar jumlah yang dinyatakan reaktif dan positif bisa lebih terkontrol. Sehingga pemerntah pun menggratiskan tes cepat demi penanganan covid-19.

Apakah ungkin kalau kita melakukan tes cepat di rumah sakit swasta datanya bakal tercecer? Ya saya nggak tahu.

Yang jelas, masyarakat yang jauh dari rumah sakit-rumah sakit nonswasta justru makin malah buat melakukan tes karena selain jauh, juga agak ribet ya wak. Birokrasi semacam ini diam-diam bikin bingung dan mematikan semangat orang-orang buat sehat. Diversifikasi rumah sakit semacam ini jujur aja, bikin bingung.

#5. Drama tes covid-19 paling ra mashook: rapid test yang menimbulkan antrean panjang

Ini logikanya di ana sih, bisa-bisanya tes cepat justru menimbulkan kekacauan maha lucu. Orang-orang mau tes cepat dan membuktikan dirinya tidak terinfeksi virus corona, tapi malah antre dan dempet-dempetan sebelum di tes. Yang ada semua orang jadi reaktif, dong, Malih.

Peristiwa konyol ini terjadi di Surabaya pada 4/6 di Masjid Al-Akbar. Pemkot sengaja menggelar tes cepat m-a-s-s-a-l untuk menguji jumlah infeksi virus corona. Jadi bingung, tes virus yang penyebarannya lewat kontak sosial kok digelarnya dengan kontak sosial besar-besaran. Atas peristiwa ini beberapa pihak menyaranan pemkot Surabaya menghentikan program rapid test massal.

Drama-drama soal tes covid-19 ini beneran udah layak kejar tayang di televisi nasional. Kesimpulannya begini. Rapid test yang dibilang hasilnya keluar lebih cepat justru hasil reaktif dan nonreaktifnya dibilang tidak akurat, layak dipertanyakan, dst. dst… Tapi nyatanya tes cepat tetap jadi persyaratan untuk bepergian, terus maksudnya buat formalitas gitu?

Mulai dari harganya yang bisa murah banget di Lion Air dan bisa tiga hingga empat kali lipat di rumah sakit itu juga nggak masuk akal. Merobek-robek logikakuuu. Belum lagi kejanggalan ‘perpanjangan’ masa berlakunya. Pemerintah kalau memang udah luweh sama rakyatnya mbok bilang aja.

BACA JUGA Kejanggalan Angka PDP Meninggal Surabaya dan Zona Hijau yang Jadi Perlombaan atau artikel lainnya di POJOKAN.

Terakhir diperbarui pada 7 Juli 2020 oleh

Tags: pandemi coronarapid test
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

ilustrasi Apa yang Tidak Boleh dan Boleh Dilakukan Saat Penerapan PPKM Darurat 3-20 Juli 2021 mojok.co
Kilas

Apa yang Tidak Boleh dan Boleh Dilakukan Saat Penerapan PPKM Darurat 3-20 Juli 2021

1 Juli 2021
Prediksi Corona Berakhir 3 Juni Memang Lebih Mirip Ramalan Zodiak mojok.co
Kilas

Prediksi Corona Berakhir 3 Juni Memang Lebih Mirip Ramalan Zodiak

3 Juni 2021
ilustrasi Drakor Vincenzo: Ketika Penjahat Cuma Bisa Kalah Sama Penjahat Lain yang Lebih Kuat mojok.co
Kilas

Mencari Sosok Vincenzo Cassano dalam Kisruh Kimia Farma dan Alat Rapid Test Bekas

29 April 2021
Anakku Ora Pinter Matematika ya Ora Popo, sing Penting Akhlak e Pener MOJOK.CO
Rerasan

Anakku Ora Pinter Matematika Ora Popo, sing Penting Akhlak e Pener

29 Agustus 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Para penyandang disabilitas jebolan SLB punya kesempatan kerja setara sebagai karyawan Alfamart berkat Alfability Menyapa MOJOK.CO

Disabilitas Jebolan SLB Bisa Kerja Setara di Alfamart, Merasa Diterima dan Dihargai Potensinya

2 Desember 2025
Maybank Cycling Mojok.co

750 Pesepeda Ramaikan Maybank Cycling Series Il Festino 2025 Yogyakarta, Ini Para Juaranya

1 Desember 2025
Dari Jogja ke Solo naik KRL pakai layanan Gotransit dari Gojek yang terintegrasi dengan GoCar. MOJOK.CO

Sulitnya Tugas Seorang Influencer di Jogja Jika Harus “Ngonten” ke Solo, Terselamatkan karena Layanan Ojol

1 Desember 2025
8 tahun merantau di Jakarta akhirnya resign. MOJOK.CO

Nekat Resign usai 8 Tahun Kerja di BUMN, Nggak Betah Hidup di Jakarta dan Baru Sadar Bawa Trauma Keluarga Terlalu Lama

4 Desember 2025
musik rock, jogjarockarta.MOJOK.CO

JogjaROCKarta 2025: Merayakan Perpisahan dengan Kemegahan

5 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.