Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kesuksesan Tak Ada Hubungannya dengan Bangun Pagi, dan Saya Berharap Itu Benar

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
4 September 2020
A A
bangun siang
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Memang ada banyak orang sukses yang rajin bangun pagi, namun tak sedikit orang yang sukses walau suka bangun siang.

Sejak bekerja menjadi seorang penulis, saya memang mengalami perubahan jam tidur yang sangat drastis. Dulu, saya biasa tidur maksimal pukul 11-12 malam. Patokannya sederhana, pokoknya begitu film yang diputar di Bioskop Trans TV selesai, maka selesai pula jam melek saya.

Tubuh saya seakan sudah terbiasa untuk memberikan rasa kantuk yang hebat di jam-jam ketika bioskop Trans TV usai. Ia menjadi semacam keteraturan tersendiri bagi tubuh saya.

Kelak, setelah mengenal dunia menulis, dan bahkan mendapatkan pekerjaan di dunia itu, perubahan jam tidur menjadi sebuah keniscayaan. Sebagai pelaku profesi yang memang tidak terikat dengan kedisiplinan untuk bangun pagi, saya merasa mempunyai kebebasan untuk bangun kapan saja. Hal itu pula yang kemudian memengaruhi saya untuk tidak lagi tidur maksimal pukul 12 malam.

Jujur, sebagai pekerja di industri kreatif, saya kemakan juga oleh omongan orang-orang yang mengatakan bahwa ide atau inspirasi bisa mudah muncul di saat malam larut menjelang pagi saat sosial media benar-benar sepi. Soal benar atau tidaknya, saya memang masih tak yakin, namun beberapa penulis hebat yang saya kenal pada kenyataannya kerap mengaku bahwa mereka sering melek malam untuk mengerjakan tulisan mereka.

Saya pun sedikit banyak juga merasa demikian. Entah karena sugesti atau apa, namun saya memang merasa bahwa menulis di malam hari terasa lebih enak dan luwes. Jari-jari menjadi lebih lentur dan lentik untuk bergerak lincah di atas keyboard laptop.

Saya terbiasa begadang untuk menulis apa pun. Menulis status, menulis blog, menulis twit, menyimak media sosial. Saya seperti punya keharusan untuk menulis hal-hal unik yang saya alami dan menanggapi apa saja yang terjadi di media sosial. Dan itu saya lakukan hampir tiap malam sambil sesekali menonton apa pun yang ada di Youtube atau Netflix.

Lama-kelamaan, malam hari menjadi terlalu sayang jika saya habiskan untuk tidur. Dan lagi-lagi, aktivitas melek di malam hari itu kemudian juga menjadi semacam keteraturan bagi tubuh saya.

Setidaknya, dalam lima tahun terakhir, saya sudah resmi menyandang predikat sebagai makhluk nokturnal. Saya hampir selalu tidur selepas subuh untuk kemudian baru bangun di siang hari.

Kebiasaan tidur pagi dan bangun siang itu berpotensi tumbuh menjadi sebuah masalah tersendiri ketika saya sudah menikah. Maklum, istri saya adalah tipikal orang yang teratur tidur di jam-jam selayaknya manusia baik-baik. Ia tidur maksimal pukul sepuluh, kadang malah pukul sembilan. Itu membuat waktu kami untuk bersama menjadi sangat minim, sebab ketika dia melek, saya lebih banyak tidur, dan sebaliknya, ketika saya melek, dia yang sudah tidur.

Selain itu, istri saya sering mengajak saya keluar untuk sarapan. Ajakan yang tentu saja lebih banyak saya tolak, sebab ketika ia mengajak saya keluar itu, saya justru sedang ngantuk-ngantuknya karena baru beberapa jam lalu saya mulai memejamkan mata.

Beruntung istri saya adalah perempuan yang penuh pemakluman, sehingga walaupun berkali-kali saya menolak ajakannya, rumah tangga kami masih tetap baik-baik saja.

Banyak orang yang bilang, bahwa sukses adalah milik mereka yang bangun pagi. Dengan demikian, secara teori, kebiasaan saya bangun siang akan menghambat kesuksesan saya. Pada kenyataannya, konsep “sukses adalah milik mereka yang bangun pagi” itu toh nggak tepat-tepat amat, apalagi di jaman digital seperti sekarang ini.

Mark Zuckerberg, dedengkotnya Facebook itu berkali-kali mengatakan bahwa dirinya sering sekali bangun siang. Warren Buffett yang kekayaannya nagudubilllah setan itu juga mengaku tak pernah punya hasrat untuk bangun lagi. Ia suka sekali bangun siang. Alexis Ohanian, Co-founder Reddit yang juga suami petenis jempolan Serena Williams pun tak jauh berbeda. Ia mengaku hampir setiap hari ia baru bangun tidur ketika jam sudah menunjukkan pukul 10 siang.

Iklan

Cerita orang-orang sukses yang sering bangun siang itu pun semakin menguatkan dan meyakinkan saya bahwa kesuksesan memang tak ada korelasinya dengan bangun pagi.

Perkara saya suka bangun siang namun tidak sesukses Mark Zuckerberg atau setajir Warren Buffett, itu soal lain.

BACA JUGA Belajar Bersyukur dari Kisah Tsutomu Yamaguchi atau tulisan Agus Mulyadi lainnya.

Terakhir diperbarui pada 4 September 2020 oleh

Tags: bangun pagibangun sianginsomniakesuksesan
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

ilustrasi tidur tanpa bantal guling (Mojok.co/Ega Fanshuri)
Pojokan

Guling Satu-satunya Benda Mati Paling Sayang Kamu

24 Desember 2021
bangun pagi MOJOK.CO
Penjaskes

Jangan Bangun Pagi Biar Kamu Dikira Orang Pintar

14 Juli 2019
Penjaskes

Kamu Insomnia atau Sulit Tidur? Ini 5 Cara Mengatasinya

26 Januari 2019
Penjaskes

Tidur Tanpa Busana dan 5 Alasan Kenapa Kita Harus Rasakan Sensasinya

25 November 2018
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

banjir sumatera. MOJOK.CO

Bencana di Sumatra: Pengakuan Ayah yang Menjarah Mie Instan di Alfamart untuk Tiga Orang Anaknya

1 Desember 2025
Relawan di Sumatera Utara. MOJOK.CO

Cerita Relawan WVI Kesulitan Menembus Jalanan Sumatera Utara demi Beri Bantuan kepada Anak-anak yang Terdampak Banjir dan Longsor

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
Warung makan gratis buat Mahasiswa Asal Sumatra yang Kuliah di Jogja. MOJOK.CO

5 Warung Makan di Jogja yang Gratiskan Makanan untuk Mahasiswa Rantau Asal Sumatra Akibat Bencana

4 Desember 2025
Lulus S2 dari UI, resign jadi dosen di Jakarta. MOJOK.CO

Lulusan S2 UI Tinggalkan Karier Jadi Dosen di Jakarta, Pilih Jualan Online karena Gajinya Lebih Besar

5 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.