MOJOK.CO – Kasihan sekali Rusia, meskipun jadi negara paling besar di dunia, udah kerja sama luar negeri dari tahun 2003 sama Indonesia, namanya cuman muncul kalau ngomongin konspirasi dan propaganda. Tapi lebih kasihan Jokowi sih, kehabisan ide kampanye sampai bawa-bawa nama Rusia kayak Pilpres Amerika aja.
Dua hari yang lalu tagar #PropagandaRusia menjadi viral di Indonesia setelah Pak Jokowi mengucapkan istilah itu dalam deklarasi Forum Alumni Jawa Timur di Tugu Pahlawan, Kota Surabaya, Jawa Timur, Sabtu (2/2/2019).
Lebih lengkap, Blio mengatakan bahwa ada tim sukses yang menyiapkan propaganda ala Rusia. Propaganda yang dimaksud adalah serangan dusta dan hoax yang ditujukan kepada dirinya.
Waktu saya baca tagar #PropagandaRusia yang viral itu, saya langsung membayangkan bu Retno mendadak keselek–sambil bilang, “Itu si Bapak tahu istilah ini dari mana Gustiiii” setelah mendengar ucapan Pak Jokowi ini.
Usut punya usut, ternyata Pak Jokowi sok-sok-an keren pakai istilah “Propaganda Rusia” setelah terinsipirasi dari artikel yang dikeluarkan oleh RAND Corporation yang berjudul “The Russian ‘Firehose of Falsehood” Propaganda Model”.
Di artikel tersebut “Propaganda Rusia” menjelaskan kongkalikong antara Donald Trump dan Intelijen Rusia untuk membingungkan para pemilih dengan menyebarkan banyak berita palsu di Pilpres Amerika 2016 lalu.
Jadi, sebenarnya istilah “Propaganda Rusia” yang dimaksud Jokowi itu nggak literaly dibaca propaganda yang–sedang dilakukan–oleh Rusia–kepada Indonesia, tapi sebutan buat propaganda pakai berita bohong. Meskipun nggak menyebut (((kubu sebelah))) secara gamblang, untuk menjelaskan propaganda ini, kita bisa lihat dari bagaimana kubu sebelah membuat kasus hoax Ratna Sarumpaet.
Tapi karena videonya terlanjur tersebar, isunya sudah digoreng, dan pop cornnya sudah dijual untuk para penonton menikmati perdebatan, Eh. Isu ini malah jadi kontraproduktif dan jadi (((bahan serangan))) empuk kepada Jokowi–dengan narasi bahwa pidato Pak Jokowi yang bawa-bawa Rusia itu mengancam hubungan bilateral kedua negara.
Seperti halnya kamu yang nggak tahu apa-apa–tapi dikambing hitamkan dalam masalah rumah tangga orang lain, Rusia pun merasa tidak terima dan menyayangkan penggunaan istilah propaganda Rusia yang disebut oleh Jokowi. Duta besar Rusia untuk Indonesia, Lyudmila Verobieva menjelaskan bahwa sejak awal istilah propaganda Rusia itu adalah fitnah Amerika kepada mereka.
Lyudmila juga menegaskan bahwa posisi prinsipil Rusia adalah tidak campur tangan pada urusan dalam negeri dan proses-proses elektoral di negara-negara asing, termasuk Indonesia yang merupakan sahabat dekat dan mitra penting Rusia.
Duh duh duh, kalau saya pikir-pikir kasian betul Rusia ini. Meskipun jadi negara paling besar (secara ukuran), nggak sama Amerika, nggak sama Indonesia, Rusia cuman di-notice kalau ada konspirasi dan propaganda doang. Sama kayak kamu yang udah melakukan segalanya tapi tetap nggak dinotice mbaknya :'(
Coba sebelum rame-rame propaganda ini emangnya apa yang kalian tahu tentang Rusia hah??
Palingan nggak jauh-jauh dari Kartun Masha and The Bear dan berita tentang 10 juta cewek cantik jomblo di Rusia. Lha wong cuman itu kok heboh-hehoh Rusia di Indonesia. Makanya, berita viral yang muncul kalau ketik kata kunci Rusia di Indonesia cuman bule cantik Rusia yang viral nikahin orang–muka ndeso–Indonesia.
Padahal Rusia ini–kayak yang dibilang Duta besarnya–mengakui Indonesia sebagai sahabatnya lho. Tapi, dengan jahatnya, selama ini kita nggak perhatian-perhatian amat sama mereka.
Saya juga yakin saking nggak perhatiannya sama Rusia, pengetahuan kita tentang mereka berhenti di tahun 1991. Makanya, masih banyak orang Indonesia yang nyangka Rusia negara komunis. Padahal, FYI aja Rusia jaman now itu hamba kapitalis, sama kayak Indonesia.
Bukti dari Rusia udah nggak komunis bisa kalian lihat dari peran partai Komunis yang udah nggak signifikan, di sana mereka cuman berhasil ngisi 42 dari 450 kursi di parlemen Rusia.
Yang lebih menyedihkan lagi, meskipun udah punya hubungan diplomatis sama Indonesia dari tahun 2003, udah ngelakuin kerjasama di bidang senjata dan pertahanan, sampai barter pesawat tempur dan bantuin pembangunan GBK, sekarang Orang Indonesia jadi tahunya Rusia tukang bikin konspirasi dan propaganda.
Ya kalau Rusia ikut campur tangan di politik Amerika masih lumayan masuk akal lah ya. Rusia punya banyak kepentingan biar nggak diusilin mulu sama Amerika.
Lha ini kalau Rusia ikut di pemilu Indonesia, tujuan politik dia mau ngapain nichh? Mau intervensi supaya Indonesia bikin kebijakan biar nikahin 10 juta penduduk cantik mereka? Lho tanpa bikin kebijakan aja orang Indonesia pasti mau kok.
Lagian Jokowi juga ada-ada aja sih. Apa karena sudah bingung mau kampanye apa lagi jadinya bawa-bawa nama Rusia? Kalau memang benar begitu, saya kok jadi lebih kasihan sama Bapak ya…