Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Kalau Kamu Mau Ceramah Agama, Kamu Pakai Gaya K.H. Zainuddin MZ atau Aa Gym?

Ahmad Khadafi oleh Ahmad Khadafi
4 Agustus 2021
A A
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Gaya mubalig di Indonesia ketika ceramah agama seperti ada mazhabnya. Mau ikut siapa ini? K.H. Zainuddin MZ atau Aa Gym?

Dia sempat disebut sebagai dai sejuta umat. Namanya tersohor dan kerap menghipnotis banyak jamaah di medio 1990-an.

Ceramah agamanya ada di mana-mana, di televisi dan di radio. Bahkan pada periode itu, ketika sudah masuk bulan Ramadan, suaranya (atau suara rekamannya) akan berkumandang sejak sahur sampai salat tarawih di sound masjid atau di radio angkot.

Suaranya berat, tapi punya intonasi khas dengan penekanan seperti orang membaca sajak gaya lama. Kadang-kadang berima, jenaka, dan kerap diakhir dengan pertanyaan di akhir premisnya… “betul?”

Dia adalah K.H. Zainuddin MZ. Mubalig yang sangat mempengaruhi gaya berceramah mubalig di banyak kampung di Indonesia. Maklum, gaya Zainuddin MZ adalah gaya yang paling melekat. Ditirukan gampang, dan orang-orang cenderung langsung tergerak dengan intonasi khasnya.

Saya bahkan masih ingat salah satu ceramah agamanya yang dikutip salah satu produk komersial, hanya gara-gara intonasinya yang begitu khas…

“Masih banyak saudara-saudara kita yang hidup di bawah garis kemiskinan. Kalau di bulan ini diberikan keluasan rizki, jangan lupa! Di sana ada hak anak-anak yatim, janda-janda tua, orang-orang jompo yang tidak mampu. Yang hak itu harus kita berikan kepada mereka.”

Gaya khas Zainuddin MZ inilah yang kemudian jadi jawaban saya ketika ada seorang teman bertanya.

“Kok ceramah agama para mubalig itu, terutama kalau khotbah jumat, intonasinya kebanyakan itu-itu mulu ya? Intonasi itu intonasinya siapa sih awalnya? Kok seragam semua?”

Dengan mudah saya jawab, “Ah, itu kan gayanya Zainuddin MZ.”

Gaya Zainuddin MZ ini menjadi gaya default ceramah-ceramah agama di kampung-kampung. Bahkan sejak saya masih mondok sampai sekarang hidup di kampung, gaya intonasi itu kerap masih muncul dari bapak-bapak atau simbah-simbah yang ceramah.

Meski begitu, selain soal intonasi, kadang-kadang gaya khas Zainuddin MZ dikombinasi oleh gaya memotong kalimat di tengah-tengah. Ini khas sekali, ketika ceramah agama tiba-tiba jadi berubah bak acara kuis.

Contohnya seperti ini, “Kita sebagai umat Islam diperintahkan bersabar. Dengan bersabar Allah akan memberikan kita banyak paha… paha…” sambil memberi gestur ke jamaah untuk meneruskannya.

“…la.”

Iklan

Ini gaya yang juga sangat khas untuk ceramah agama. Gaya yang sebenarnya agak berisiko, terutama kalau pemotongan katanya nggak cukup pas dan menyediakan banyak opsi untuk diteruskan.

Misalnya, “bagi umat beriman, dunia yang fana ini adalah ujian yang sa… yang sa…”

Sa?

“Sa” apaan woy? Sa… kit? Sampah? Sange? Apaaa?

Selain gaya Zainuddin MZ dan gaya potong-potong kalimat, gaya ceramah agama para mubalig juga sempat terpengaruh dengan kepopuleran Aa Gym, terutama di medio akhir 1990-an atau awal-awal 2000-an.

Gaya Aa Gym sangat kontras dengan gaya ceramah Zainuddin MZ. Aa Gym punya ciri sendiri yang cukup asyik untuk ditirukan. Penuturan katanya lembut, ada cengkok-cengkok khas sunda, kadang bisa jenaka, walaupun kalau di akhir ceramah selalu ditutup dengan doa yang sedih-sedih dan penuh haru.

Intonasi gaya ceramah agama Aa Gym yang konsisten—bahkan sampai sekarang, sedikit banyak berpengaruh juga ke mubalig-mubalig dan marbot masjid di kampung-kampung Indonesia.

Gaya ceramah agama dengan intonasi penekanan seperti milik Zainuddin MZ pun akhirnya punya variasi. Nggak melulu bersajak-sajak, tapi bisa dilantunkan dengan cengkok lemah lembut yang mendayu-dayu.

Ciri lain dari ceramah Aa Gym adalah kerap mengakhiri premis dengan kalimat tanya, “Betul tidak?” dengan cengkok khas sundanya.

Gaya dan intonasi ini jadi sangat pas karena Aa Gym sendiri punya gestur dan tatapan mata yang teduh nan lembut. Sangat berkebalikan dengan gaya Zainuddin MZ yang tegas dan lantang.

Setelah era itu, gaya ceramah agama bagi mubalig-mubalig kampung jadi memiliki dua klasifikasi secara intonasi bicara. Secara garis besar untuk anak muda yang lagi belajar ceramah agama di sekolah atau di masjid kampung, dua gaya ini tiba-tiba saja jadi semacam patokan.

Meski setelah era Aa Gym, muncul juga mubalig seperti Ustaz Arifin Ilham, Ustaz Yusuf Manshur, Ustaz Abdul Somad, sampai Ustaz Arifin Hidayat, tapi tak ada yang benar-benar memiliki kekhasan intonasi yang sangat melekat. Apalagi sampai kemudian ditirukan oleh banyak orang.

Mubalig seperti Ustaz Jefri Al Buchori juga pernah muncul dengan gaya yang agak berbeda. Dan harus diakui punya citra yang sangat kuat pada era itu.

Namun kalau saya perhatikan, Ustaz Jefri Al Buchori sebenarnya mengombinasikan gaya ceramah agama yang lugas seperti milik Zainuddin MZ, tapi memakai gestur kelembutan seperti Aa Gym. Mungkin Ustaz Jefri punya prinsip ATM: amati, tiru, modifikasi.

Hasilnya? Sesuatu yang baru dan menyegarkan bagi jamaahnya.

Apalagi Ustaz Jefri sudah cukup terkenal sebagai seorang selebriti, itu juga harus diakui sebagai salah satu daya tarik membludaknya pendengar ceramah ustaz yang sering disapa Uje ini.


BACA JUGA Ulama yang Gagal Mengubah Dunia dan tulisan Ahmad Khadafi lainnya.

Terakhir diperbarui pada 4 Agustus 2021 oleh

Tags: Aa Gymabdul somadceramah agamaJefri Al Buchoriyusuf manshurzainuddin mz
Ahmad Khadafi

Ahmad Khadafi

Redaktur Mojok. Santri. Penulis buku "Dari Bilik Pesantren" dan "Islam Kita Nggak ke Mana-mana kok Disuruh Kembali".

Artikel Terkait

Anggota Dpr Nonton Bokep hingga Yusuf Mansyur Marah-Marah
Video

Anggota DPR Nonton Bokep hingga Yusuf Mansur Marah-Marah

13 April 2022
Zara, Posting Video Pribadi Emang Hak Kamu, tapi Hak Itu Nggak Bebas Konsekuensi perempuan edgy kalis mardiasih mojok.co
Kolom

Aa Gym dan Riwayat Mangkelnya Ibu-ibu

13 Juni 2021
merdeka sepakbola singkong menulis ironi sepakbola jendela sepeda zainuddin mz puasa tarawih kolom menulis tutur tinular penulis buku lagu tv rusak rebahan kolom mahfud ikhwan mojok.co ayam rumah kontrakan contoh esai bagus indonesia mojok.co putu wijaya
Kolom

Kolom: MZ

3 Mei 2020
ustad abdul somad sebut virus corona adalah tentara allah novi basuki mojok.co
Esai

Surat Terbuka untuk Ustad Abdul Somad yang Sebut Corona Adalah ‘Tentara Allah’

21 Februari 2020
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
Saat banyak teman langsungkan pernikahan, saya pilih tidak menikah demi fokus rawat orang tua MOJOK.CO

Pilih Tidak Menikah demi Fokus Bahagiakan Orang Tua, Justru Merasa Hidup Lebih Lega dan Tak Punya Beban

15 Desember 2025
borobudur.MOJOK.CO

Borobudur Moon Hadirkan Indonesia Keroncong Festival 2025, Rayakan Serenade Nusantara di Candi Borobudur

15 Desember 2025
Pasar Petamburan di Jakarta Barat jadi siksu perjuangan gen Z lulusan SMA. MOJOK.CO

Pasar Petamburan Jadi Saksi Bisu Perjuangan Saya Jualan Sejak Usia 8 Tahun demi Bertahan Hidup di Jakarta usai Orang Tua Berpisah

19 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.