Nggak usah, nggak worth it
Kalau tidak mau berjuang, tidak dalam posisi berjuang, dan tidak ada tanda-tanda berjuang, ya nggak usah kalian dengerin bacotan mereka menemani dari nol. Ini minus, ke angka nol aja masih jauh pake banget. Itu juga kalau sampe ke angka nol. Lha kalau nggak?
Percayalah, untuk meraih hidup yang nyaman itu butuh banyak banget perjuangan dan jalannya panjang. Saya pribadi butuh 6 tahun setelah lulus kuliah untuk merasakan hidup yang nggak begitu sengsara perkara ekonomi. Catat, nggak begitu sengsara, artinya ya nganggo rekoso sitik. Itu butuh waktu lama. Jelas, ada yang lebih cepat, banyak. Yang lebih sengsara ketimbang saya, jauh lebih banyak.
Kalau kalian mau bertaruh dan punya waktu yang lama untuk menunggu, ya silakan ditunggu. Toh, hidup kalian sendiri. Tapi, menemani dari nol orang yang berjuang itu jelas punya kans yang lebih baik ketimbang menemani mokondo yang lebih fokus sama rank Mobile Legend ketimbang memperbaiki kualitas hidupnya. Apalagi jika dia manipulatif, aduh.
Jadi ya, lupakan menemani dari nol. Orang yang kelewat sering ngomong tentang hal tersebut biasanya nggak nol, tapi minus. Minus parah. Gerak nggak mau, ditawari ya belum tentu mau, tapi nuntutnya kelewat tinggi. Jadi, jauh-jauh. Atau silakan berjudi, hidup kadang memang perlu pertaruhan, tapi ya, kekalahan hampir pasti datang. Saya tahu betul, manusia-manusia ini hanya akan menyeret kalian ke kekalahan.
Tentu saja saya tahu betul perkara ini. Sebab, dulunya, saya manusia seperti ini.
Penulis: Rizky Prasetya
Editor: Intan Ekapratiwi
BACA JUGA Mau-maunya Nemenin Cowok dari Nol Saat Perilakunya Aja Masih Minus
Ikuti berita dan artikel Mojok lainnya di Google News.









