Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Pojokan

Edhie Baskoro Yudhoyono a.k.a. Ibas Harusnya Menjadi Standar Baru Politisi di Indonesia

Agus Mulyadi oleh Agus Mulyadi
16 Agustus 2021
A A
politisi ibas
Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Dalam urusan menghibur masyarakat, Ibas adalah salah satu politisi yang layak mendapatkan apresiasi. 

Dalam sepuluh tahun terakhir, terasa sekali bahwa politik benar-benar membuat lingkungan pergaulan masyarakat Indonesia menjadi amat sangat muram. Polarisasi politik antara dua kelompok yang penuh dengan sentimen kesukuan dan agama tak bisa tidak telah mencederai semangat persatuan negeri yang belum maju-maju amat ini.

Perhelatan pemilu utamanya di level pemilihan kepala daerah dan pemilihan presiden telah membagi masyarakat menjadi dua kelompok yang saling membenci dan menghujat satu sama lain.

Ketika pemilu sudah usai, sebutan cebong, kadrun, kampret, dan aneka sebutan-sebutan buruk lainnya pun pada kenyataannya masih saja terus direplikasi dan didengungkan, semata demi memperkuat agenda-agenda politik di tahun-tahun berikutnya.

Maka, tak berlebihan jika kemudian kita menganggap bahwa para politisi yang bermain dalam ajang konstelasi politik itu tak ubahnya seperti parasit yang telah merongrong kebahagiaan dan kegembiraan masyarakat untuk kemudian menggantinya dengan perselisihan dan perdebatan yang tiada ujung.

Rasanya adil jika kemudian kita menuntut agar para politisi itu membayar atas apa yang sudah ikut mereka lakukan terhadap kerusakan “keharmonisan” masyarakat yang sudah mereka timbulkan. Merekalah kaum-kaum yang paling bertanggung jawab atas kerusakan kultural tersebut.

Karena itulah, di masa-masa mendatang, rasanya perlu untuk membuat interpretasi baru terhadap penilaian atas politisi-politisi itu.

Para politisi yang sekian lama selalu membuat hidup menjadi serius dan mbentoyong sudah saatnya dipaksa untuk membuat masyarakat bahagia.

Setidaknya, itulah yang bisa dilakukan oleh mereka untuk menebus kesalahan masa lalu mereka yang sudah membuat banyak orang bersedih atas hubungan mereka yang menjadi renggang dengan kerabatnya karena politik.

Masyarakat perlu membuat standar yang baru untuk menentukan seorang politisi itu layak dipilih atau tidak. Dan standar yang baru tersebut seharusnya adalah tentang siapa yang paling bisa menghibur masyarakat dan bikin orang-orang tertawa. Bukan siapa yang balihonya paling sering muncul, atau yang paling sering bagi-bagi kaos dan stiker, atau yang paling sering berkampanye dan menanggap orkes dangdut.

Dalam hal inilah, sosok seperti Edhie Baskoro Yudhoyono alias Ibas layak menjadi benchmark yang paling ideal.

Sebagai seorang politisi, Ibas benar-benar tumbuh menjadi sosok yang sangat menghibur.

Tentu kita masih ingat dengan video dirinya saat mencoba bilik disinfektan di rumahnya yang diunggah pada tahun 2020 lalu? Dalam video tersebut, tampak jelas betapa Ibas, benar-benar menjalankan tugasnya sebagai seorang politisi yang baik dalam usaha kemaslahatan.

Iklan

Ia bukan hanya memberikan sumbangan berupa kotak disinfektan (saat itu, penggunaan disinfektan dianggap masih efektif dalam pencegahan penyebaran virus Covid-19), lebih dari itu, ia juga memberikan hiburan lucu dengan akting “sok polos”-nya yang mirip Nobita yang tentu saja mampu meningkatkan imun dan kebahagiaan bagi siapa saja yang menontonnya.

Bagi seorang politisi, tak mudah untuk tampil lucu dengan tipikal humor yang terkesan mengolok-olok diri sendiri itu. Dan Ibas ternyata tahan mengambil jalan pedang itu.

Seperti Ridwan Kamil, Ia tak segan tampil lucu dalam media sosialnya. Dalam salah satu unggahan Instagramnya, misalnya, ia tak segan mengunggah foto dirinya dengan rambut menutupi wajah bagian depan selayaknya Andika Kangen Band saat masih jaya-jayanya. Ia juga membubuhkan caption yang sengaja ia bikin sok imut, hal yang pada akhirnya menjadi sangat lucu sebab ditulis oleh seorang Ibas, Putra Presiden sekaligus sosok yang pernah menjabat sebagai Ketua Fraksi salah satu partai terbesar di Indonesia.

“Nasib, nasib..! GONJES, Beut! Mau potong rambut, bisanya kapan ya?” Begitu tulis Ibas.

 

View this post on Instagram

 

A post shared by Edhie Baskoro Yudhoyono (@ibasyudhoyono)

Yang paling anyar, ia membuat video ucapan selamat ulang tahun untuk kakaknya, Agus Harimurti Yudhoyono. Video tersebut oleh banyak orang disebarkan di berbagai kanal media sosial karena memang sangat lucu dan atraktif.

Dalam video ucapan selamat ulang tahun itu, ia benar-benar berhasil menampilkan diri sebagai pribadi yang jenaka dan sanggup menguarkan energi lucu.

Gaya bicaranya yang kerap disebut mirip peserta Pildacil itu benar-benar berhasil membuat banyak orang tertawa dan bergembira.

Jika melihat kecenderungan yang ada, maka bukan tak mungkin jika di masa depan, ia akan masih terus memproduksi video-video dan postingan-postingan yang lucu dan menyenangkan.

Saya pikir, ia layak menjadi teladan bagi banyak politisi dalam mencari suara milenial. Politisi-politisi itu layak meniru gaya Ibas yang jenaka dan senantiasa menghadirkan kelucuan-kelucuan dalam setiap tingkahnya.

Saya bukan pendukung Ibas, dan juga bukan pendukung siapa pun saat ini, namun jika Ibas masih terus berhasil membuat saya dan orang-orang lainnya untuk terus tertawa dengan konten-konten miliknya, maka tampaknya, saya harus mulai mempertimbangkan untuk mendukungnya.

Konon katanya, seorang politisi itu hanya punya dua tugas: Mensejahterakan masyarakat dan menghibur masyarakat. Jika seorang politisi bahkan masih belum bisa melakukan yang pertama, setidaknya ia harus bisa melakukan yang kedua. Dan Ibas melakukannya. Tentu saja yang kedua.

BACA JUGA Betapa Dahsyatnya Kalau Ganjar Pranowo Berpasangan dengan AHY dan Maju di Pilpres 2024 dan tulisan AGUS MULYADI lainnya. 

Terakhir diperbarui pada 18 Agustus 2021 oleh

Tags: Edhie Baskoro Yudhoyonoibaspolitisi
Agus Mulyadi

Agus Mulyadi

Blogger, penulis partikelir, dan juragan di @akalbuku. Host di program #MojokMentok.

Artikel Terkait

baliho politisi sampah visual
Podium

Baliho Kampanye itu Metode Usang yang Cuma Jadi Sampah Visual, Kenapa Masih Dipakai?

28 Februari 2023
tips memilih politisi baik
Kotak Suara

Tsamara Bagikan Empat Tips Mengenali Politisi yang Baik

14 Februari 2023
puan maharani
Pojokan

Puan Maharani Tidak Salah meski Disindir Susi Pudjiastuti soal Menanam Padi

13 November 2021
ilustrasi Lukisan Pemandangan SBY Lebih Berbunyi daripada Seruling Amien Rais: Sebuah Tips Pensiun dengan Gaya mojok.co
Pojokan

Lukisan Pemandangan SBY Lebih Berbunyi daripada Seruling Amien Rais: Sebuah Tips Pensiun dengan Gaya

24 Oktober 2021
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Kegigihan bocah 11 tahun dalam kejuaraan panahan di Kudus MOJOK.CO

Kedewasaan Bocah 11 Tahun di Arena Panahan Kudus, Pelajaran di Balik Cedera dan Senar Busur Putus

16 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Riset dan pengabdian masyarakat perguruan tinggi/universitas di Indonesia masih belum optimal MOJOK.CO

Universitas di Indonesia Ada 4.000 Lebih tapi Cuma 5% Berorientasi Riset, Pengabdian Masyarakat Mandek di Laporan

18 Desember 2025
Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Keturunan Keraton Yogyakarta Iri, Pengin Jadi Jelata Jogja Saja! MOJOK.CO

Keresahan Pemuda Berdarah Biru Keturunan Keraton Yogyakarta yang Dituduh Bisa Terbang, Malah Pengin Jadi Rakyat Jelata Jogja pada Umumnya

18 Desember 2025
UMP Jogja bikin miris, mending kerja di Jakarta. MOJOK.CO

Menyesal Kerja di Jogja dengan Gaji yang Nggak Sesuai UMP, Pilih ke Jakarta meski Kerjanya “Hectic”. Toh, Sama-sama Mahal

17 Desember 2025

Video Terbaru

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

Sepak Bola Putri SD Negeri 3 Imogiri dan Upaya Membangun Karakter Anak

20 Desember 2025
SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.