MOJOK.CO – Sudahlah, nggak perlu dulu-duluan punya pacar baru setelah putus sama mantan. Ingat, ada cara balas dendam lain yang jauh lebih elegan!
Seorang perempuan menunjukkan foto dirinya bersama laki-laki pada saya. Perempuan ini, sebut saja namanya Kipas Angin, adalah sahabat saya yang bulan lalu baru putus cinta dengan tragis: pacarnya selingkuh.
Sejak kejadian itu, Kipas Angin langsung didekati banyak lelaki. Maklum saja, wajah dan kepribadiannya memang menakjubkan. Kalau saya cowok juga kayaknya saya bakal naksir dia, sih. Tidak semua laki-laki yang mendekatinya beruntung—hanya beberapa saja yang pesannya berbalas dan diiyakan ajakan jalannya.
Kipas Angin lantas berada di atas angin. Ia bertemu dengan laki-laki A, sebelum keesokan harinya makan malam dengan si B. Seminggu kemudian dia berkisah soal laki-laki C, setelah akhirnya memutuskan untuk lebih sering berkencan dengan si D. Kepada saya, ia kini menunjukkan foto dirinya dengan Mas D. Katanya, D baik sekali, walau bajunya suka tabrak warna dan menjadikannya tampak seperti model cat tembok rumah.
Sekilas, dalam foto tadi, mereka terlihat seperti pasangan serasi dan saya bertanya-tanya kenapa mereka tidak jadian saja. Kipas Angin menghela napas dan berkata,
“Aku nggak cocok-cocok amat sama dia, tapi aku merasa harus punya pacar.”
[!!!!!!!11!!!1!!!!!]
Usut punya usut, Kipas Angin merasakan dorongan yang besar untuk memiliki gandengan baru setelah terbakar api amarah melihat mantan pacarnya pamer-pamer foto mesra bersama pacar baru di Instagram Story. Meski semua teman-teman dekatnya mendoakan suatu hari nanti ia bertemu jodohnya, Kipas Angin rupanya berharap ia segera bertemu jodoh saat itu juga—cepat, tepat, nggak pakai lama, dan nggak harus menunggu “suatu hari”!
“Aku nggak terima dia udah punya pacar baru, tapi aku belum. Dia yang jahat, kenapa dia yang bahagia???!!!” lanjut Kipas Angin sambil mengusap air mata.
Saya manggut-manggut, ikut merasakan apa yang dia rasakan soalnya saya udah putus duluan. Perkara dulu-duluan punya pacar selepas putus cinta memang sensitif, tapi sering ditemui.
Beberapa teman pernah berkata, “Obatnya move on adalah ketemu orang lain,” saat saya sedang sibuk menangisi hubungan asmara yang hancur berantakan. Tak sedikit dari mereka menyarankan saya main Tinder, ikutan kencan buta, bahkan menjodoh-jodohkan saya dengan laki-laki manapun.
Tapi, sebenarnya, yang perlu Kipas Angin dan kita semua tahu (hah, kita???) adalah bahwa putus cinta tak harus diikuti dengan langkah mencari pacar baru dalam tempo yang sesingkat-singkatnya. Maksud saya—ngaku ajalah, kita pasti pernah jalan sama orang lain sehabis putus, dan yang muncul malah perasaan bersalah, semacam: “Kok aku jalan sama cowok lain selain pujaan hatiku, sih, ya Allah????”
Perasaan tersebut, jika diikuti dengan perasaan tidak nyaman setiap kali berkencan dengan lawan jenis, adalah pertanda bahwa diri kita perlu break dalam urusan hubungan laki-laki dan perempuan. Ibaratnya, kalau kita lari 2,4 kilometer aja sering berhenti sambil megap-megap, lah ini pacaran, terus putus, kok udah mau nyari yang baru aja, sih??? Emangnya nggak capek???
FYI aja, daripada mikirin pacar baru, sudahkah kamu-kamu sekalian berpikir tentang menyembuhkan luka hati yang berdarah-darah diri sendiri??? Sudahkah kamu berpikir untuk mencintai diri sendiri dulu, sebelum memutuskan untuk cinta pada orang lain yang sama sekali baru dan belum kenal dirimu luar dan dalam??? Sudahkah kamu mencoba untuk nge-fangirl-in dan nge-fanboy-in EXO atau JKT48 dulu, memilih bias atau oshi, lalu terhanyut dalam dunia peridolan???
Coba, deh, Gaes. Hehe.
Kawan laki-laki saya, sebut saja namanya Papan Tulis, pernah saya tanyai, “Perempuan seperti apa yang membuat kamu jatuh cinta?”
“Perempuan yang bahagia dan cinta dirinya,” jawabnya yakin. Saya tertegun. Ada berapa banyak di dunia ini perempuan-perempuan yang baru putus cinta, memandang rendah dirinya, menyalahkan diri sendiri, tapi berharap punya pacar baru hanya karena tak mau kalah sama mantannya???
Lagi pula, bukankah punya pacar baru itu menakutkan? Maksud saya, kita (hah, kita???) kan baru putus, lengkap dengan sakit hati dan trauma yang menimbulkan ketakutan-ketakutan tersendiri, masa iya perasaan takut ini mau dibawa ke hubungan yang baru??? Bukankah lebih baik kita berdamai dulu dengan ketakutan-ketakutan tadi, baru masuk ke hubungan yang benar-benar baru???
Tapi, yaaah, teori memang selalu lebih gampang daripada aksi. Nyatanya, aksi dulu-duluan punya pacar masih sering ditemui dalam kehidupan nyata. Kalaupun mantan sudah keburu punya pacar, pihak satunya umumnya bakal kebakaran jenggot dan nggak terima, lantas melakukan salah satu dari tiga hal berikut, yaitu ikutan cari pacar baru, berusaha ngajak balikan, atau bahkan…
…berusaha bikin hubungan asmara mantannya rusak berantakan.
Kalau gagal? Ya tinggal usaha sekeras-kerasnya biar si mantan cemburu melihat dirinya juga dekat dengan banyak gebetan baru, lah.
Duh, kasihan.
Tapi, ya, sudahlah. Punya pacar baru toh bukan bentuk balas dendam yang baik untuk si mantan. Kalau kamu segitunya ingin membuat mantanmu kapok, kuncinya cuma satu: jalani hidupmu sendiri dengan bahagia.
Trust me, it works—dan ini bukan saran basa-basi.