Dokter Tompi Perlu Tahu, Nggak Perlu Jadi Chef untuk Tahu Makanan Keasinan, Nggak Perlu Fafifu Wasweswos untuk... - Mojok.co
  • Cara Kirim Artikel
Mojok
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Logo Mojok
No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
  • Kilas
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Terminal
  • Movi
  • Podcast
Home Pojokan

Dokter Tompi Perlu Tahu, Nggak Perlu Jadi Chef untuk Tahu Makanan Keasinan, Nggak Perlu Fafifu Wasweswos untuk…

Ajeng Rizka oleh Ajeng Rizka
20 Agustus 2021
0
A A
ilus Dokter Tompi Perlu Tahu, Nggak Perlu Jadi Chef untuk Tahu Makanan Keasinan, Nggak Perlu Fafifu Wasweswos untuk... mojok.co

ilus Dokter Tompi Perlu Tahu, Nggak Perlu Jadi Chef untuk Tahu Makanan Keasinan, Nggak Perlu Fafifu Wasweswos untuk... mojok.co

Bagikan ke FacebookBagikan ke TwitterBagikan ke WhatsApp

MOJOK.CO – Dari lubuk hati terdalam, saya mengucapkan selamat datang, dokter Tompi, selamat menyambut bacot netizen yang keras soal film Selesai.

Saya kira perdebatan film Selesai yang digarap oleh dokter Tompi sudah selesai, ternyata belum. Sebab apa? Sebab muncul lagi pernyataan mindblowing yang kemudian menyeret netizen buat kembali ngebacot, kembali marah-marah, dan kembali memperdebatkan hal yang hampir sudah jelas bahwa film Selesai memang sulit dinikmati secara wajar.

Tapi, saya cuma penonton. Saya nggak punya PH dan pengalaman paling jauh cuma produksi film-film pendek. Saya takut kalau ikutan emosi dan bikin kritik habis-habisan bahwa film Selesai memang jelek karena a, b, c, saya bakal dikatain penyuka tempe yang memaksakan diri makan keju. Sama kayak analogi yang dikatakan dokter Tompi sebelumnya bahwa film ini memang nggak bisa dinikmati sembarang orang. Orang yang biasa makan tempe dikasih keju nggak bakal “paham” katanya. Dan, tentu saya nggak masalah dibilang penikmat tempe walau menurut saya keju itu “seharusnya” enak banget.

Hanya satu pegangan yang bikin saya merasa berhak bilang bahwa film Selesai itu kayak jamu kunir asem (iya grading-nya sekuning itu, dan plot twits–nya seasem itu), saya percaya untuk menilai sebuah makanan keasinan atau nggak, saya cuma perlu lidah, bukan sekolah tata boga. Lagi pula, kata dr. Tompi, kita boleh benci film Selesai, tapi jangan ngebajak. Oke! Saya nggak ngebajak, saya patungan beli tiket di Bioskop Online buat ditonton bareng-bareng. Harga Rp40 ribu buat nonton film Selesai itu terhitung mahal, Sob.

Sebenarnya sutradara bikin film nggak bagus itu wajar sih. Saya yakin Alfred Hitchcock juga pernah bikin film serem ra mashok. Apalagi buat ukuran dr Tompi yang memang lagi debut di dunia film yang cukup kejam ini, kritik tajam yang dilayangkan itu wajar. Saya setuju dengan apa yang dibilang sama Angga Sasongko ketika film Wiro Sableng Pendekar Maut Naga Geni 212 dapat banyak kritik. Menurut blio, ketika film itu sudah sampai layar bioskop, film itu sudah jadi milik penonton. Jadi, tim produksi memang sudah nggak bisa mengontrol apa yang dibilang orang setelahnya. Mau pembelaan bahwa film dibuat dengan berdarah-darah, aktornya sampai pingsan, biaya produksi super mahal, sampai pakai teori-teori film makna simbolis fafifu wasweswos trocos-trocos, jika film itu nyatanya nggak bisa dinikmati penonton, ya memang tetap akan begitu adanya.

Baca Juga:

Kisah di Balik Layar Aktor Film Indonesia, Balada Mereka yang Menyandang Status Second Layer

HB Jassin tentang Usmar Ismail Sebelum Film

Skor Rating Film Spider-Man No Way Home, Masih Valid Nggak Ya?

Tidak semua kritikan harus dijawab karena itu bukan pertanyaan. Jika banyak yang bingung dengan film Selesai karena awalnya kayak komedi dengan plot bolong-bolong, kok ujungnya jadi tragedi yang bahkan switch-nya kasar, artinya memang ada sesuatu yang kurang. Mungkin ketimbang bilang film ini memang film “susah” mendingan dipikirkan jembatan apa yang hilang sampai banyak penonton yang bingung dan nggak punya pegangan. Pada akhirnya, film dibuat untuk ditonton, bukan cuma jadi portofolio tim produksi yang berisi kesombongan bahwa karya ini memang bagus banget menurut yang bikin. Bukan menurut yang nonton.

Kenapa tokoh Broto selingkuh padahal punya istri secantik Ariel Tatum itu sebenarnya cuma kelakar yang memang logis, tapi bisa dibantah kalau skenario sebab dan akibatnya lengkap. Misalnya karena Ariel Tatum kalau masak gudeg rasanya asem, atau karena Ariel Tatum kalau tidur suka sambil kayang malem-malem. Kalau begitu kan jadi wajar ya, ada sebabnya gitu. Apalagi Imam Darto sebagai penulis skenario mengaku nggak punya film rujukan saat bikin skrip. Saya nggak pengin ngomong pedes, tapi penulis mana yang sama sekali nggak punya referensi? Kan jadi ikutan pusing saya.

Yang lebih kocak, film Selesai memang ketahuan banget hanya dibuat dengan kacamata laki-laki. Banyak adegan seks yang ditampilkan seakan cuma buat “senang-senang”. Ketimbang dianggap sebagai film serius, Selesai bisa jatuh ke jurang film-film horor paha-dada KFC yang menggunakan daya tarik tubuh perempuan untuk menggaet lebih banyak penonton. Ariel Tatum dan Anya Geraldine memang punya citra sex bomb, mereka atraktif secara seksual dan apakah dipilihnya mereka berdua sebagai aktris itu berdasar penampilan, bukan karena masuk dalam karakter? Yuyur nih, menurut saya, Ariel Tatum memang masih kelihatan berusaha masuk ke dalam peran meski nggak terlalu berhasil. Sedangkan Anya Geraldine justru lebih baik diam aja di pojokan. Karakter mereka berdua yang dibuat satunya depresif dan satunya lagi manipulatif juga seolah-olah memberikan gambaran yang begitu seksis soal perempuan-perempuan yang bermasalah akibat cinta. Dunia perempuan di film ini sangat sempit, cinta, cinta, dan cinta. Yang-yangan terus, patah hati nangeees. Padahal perempuan yang tangguh ya buanyak.


Gini aja deh. Kalau dokter Tompi menjelaskan soal elemen-elemen fotografi, pembuatan film, menolak bahwa ini seksisme, dan menyangkal semua kritikan dengan teori ndakik-ndakik, jujur aja, Dok, saya nggak mudeng. Saya nggak mau dituduh nyolot dan goblok karena sok-sokan mengkritik film Selesai padahal nggak ngerti sama sekali soal produksi dan ilmu kedokteran (iya blio juga beneran bilang “goblok dan nyolot”). Yang saya tahu saya nonton film mahal, punya ekspektasi lebih, dan kecewa. Lagi pula kalau suatu saat chef restoran bintang lima masak dan menjelaskan masakannya keasinan karena teknik shallow fried melibatkan garam Laut China Selatan sekian persen dan kandungan merica Albania fafifu wasweswos… tetap aja makanannya keasinan dan saya bakal bilang, “Lho, Chef, lagi pengen nikah lagi ya?”

rekaman space tadihttps://t.co/wD6grQfsP2

cc @aimrod

— noki (@444yokai444) August 19, 2021

BACA JUGA Salut Buat yang Bisa Nonton Film Selesai sampai Selesai! atau artikel AJENG RIZKA lainnya.

Tags: film indonesiafilm selesaikritik filmproduksi filmRekomendasi filmreview filmTompi
Ajeng Rizka

Ajeng Rizka

Penulis, penonton, dan buruh media.

Artikel Terkait

Kisah di Balik Layar Aktor Film Indonesia, Balada Mereka yang Menyandang Status Second Layer MOJOK.CO

Kisah di Balik Layar Aktor Film Indonesia, Balada Mereka yang Menyandang Status Second Layer

30 Juni 2022
HB Jassin menulis tentang Usmar Ismail sebelum bergelut di film

HB Jassin tentang Usmar Ismail Sebelum Film

18 April 2022
ilustrasi Skor Rating Film Spider-Man No Way Home, Masih Valid Nggak Ya? rotten tomatoes IMDb

Skor Rating Film Spider-Man No Way Home, Masih Valid Nggak Ya?

17 Desember 2021
ilustrasi Rekomendasi Film Tepat yang Membantumu Self Healing Versi Hemat mojok.co

Rekomendasi Film Tepat yang Membantumu Self Healing Versi Hemat

3 Desember 2021
ilustrasi Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yang Bajingan mojok.co

Film Seperti Dendam, Rindu Harus Dibayar Tuntas yang Bajingan

30 November 2021
ilustrasi Film Paranoia Angkat Tema KDRT yang Kompleks Meski Nanggung mojok.co

Film Paranoia Angkat Tema KDRT yang Kompleks Meski Nanggung

12 November 2021
Pos Selanjutnya
kakak-adik

Memahami Hubungan Aneh Kakak-Adik: Saling Menyayangi Namun Tetap Penuh Persaingan, Perseteruan, dan Perdebatan

Komentar post

Terpopuler Sepekan

ilus Dokter Tompi Perlu Tahu, Nggak Perlu Jadi Chef untuk Tahu Makanan Keasinan, Nggak Perlu Fafifu Wasweswos untuk... mojok.co

Dokter Tompi Perlu Tahu, Nggak Perlu Jadi Chef untuk Tahu Makanan Keasinan, Nggak Perlu Fafifu Wasweswos untuk…

20 Agustus 2021
Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie MOJOK.CO

Kisah Bagaimana Gus Dur “Membela” Karya Salman Rushdie

14 Agustus 2022
Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar MOJOK.CO

Kereta Cepat Jakarta Bandung: Ketika Jokowi dan Indonesia (Hampir) Tak Punya Daya Tawar

15 Agustus 2022
Es Putr Pak Sumijan Lasem

Warung Es Puter Pak Sumijan Lasem: Kemewahan di Balik Uang Rp5 Ribu

15 Agustus 2022
kadisdikpora diy mojok.co

Rekomendasi Satgas Selesai, Kepsek dan Tiga Guru SMAN 1 Banguntapan Disanksi Ringan 

18 Agustus 2022
ujian praktik SIM C

Cerita dari Peserta Ujian Praktik SIM yang Gagal, tapi Terus Mencoba

13 Agustus 2022
Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang MOJOK.CO

Trauma yang Tersimpan di Kota Tangerang (Bagian 1)

18 Agustus 2022

Terbaru

pelajar dan mahasiswa mojok.co

Terancam Tak Ikut Pemilu 2024, KPU RI Minta Pemda DIY Identifikasi Pelajar dan Mahasiswa

19 Agustus 2022
Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

Asmoe Tjiptodarsono: Sumbangsih BTI dan PKI dalam Membangun Dunia Tani

19 Agustus 2022
Kominfo masih dalami kebocoran data 17 pelanggan PLN.

Lebih dari 17 Juta Data PLN Diduga Bocor, Kominfo Masih Mendalami 

19 Agustus 2022
kebocoran data

21.000 Perusahaan di Indonesia Diduga Mengalami Kebocoran Data, Dijual 50 Ribu Dollar AS

19 Agustus 2022
Investasi jangka pendek, pakar sarankan hal ini.

Anak Muda Suka Investasi Jangka Pendek, Pakar Sarankan Konsistensi

19 Agustus 2022

Newsletter Mojok

* indicates required

  • Tentang
  • Kru Mojok
  • Disclaimer
  • Kontak
  • Pedoman Media Siber
  • Kebijakan Privasi
DMCA.com Protection Status

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

No Result
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Susul
    • Bertamu Seru
    • Geliat Warga
    • Goyang Lidah
    • Jogja Bawah Tanah
    • Pameran
    • Panggung
    • Ziarah
  • Kilas
    • Ekonomi
    • Hiburan
    • Hukum
    • Kesehatan
    • Luar Negeri
    • Olah Raga
    • Pendidikan
  • Konter
  • Otomojok
  • Malam Jumat
  • Cerbung
  • Movi
  • Podcast
  • Mau Kirim Artikel?
  • Kunjungi Terminal

© 2022 MOJOK.CO - All Rights Reserved.

Welcome Back!

Login to your account below

Forgotten Password?

Retrieve your password

Please enter your username or email address to reset your password.

Log In