MOJOK.CO – Lulusan arsitektur sering diabaikan dan jasanya ditawar-tawar padahal waktu kuliah empot-empotan. Jurusan kuliah lain juga lulusannya bernasib hampir sama. Ngenes ah!
Kadang rasanya iba sama anak-anak lulusan arsitektur. Jurusan kuliah yang satu ini masuknya susah, lulusnya juga susah, eh pas benar-benar terjun ke dunia kerja justru nggak terlalu dihargai. Banyak orang yang meremehkan ilmu arsitektur dan menganggap bangun rumah itu semudah menyusun tembok-tembok dan perabot saat main game The Sims. Kan nggak gitu juga, Jaenab.
Jurusan kuliah berikut ini sebenarnya punya nasib yang hampir sama. Emang payah nih orang-orang kok segitunya nggak menghargai ilmu yang dipelajari mahasiswa saat mereka mengenyam bangku kuliah dulu. Ra mashok tenan.
Jurusan kuliah #1 Arsitektur
Nggak sekadar bikin bangunan jadi estetik, lulusan Arsitektur juga perlu menghitung efisiensi bangunan, pencahayaan, serta berbagai hal njelimet lainnya. Sebenarnya, bapak-bapak kontraktor yang sudah berpengalaman bikin bangunan pun belum barang tentu ngerti ilmunya. Tapi, orang-orang sering nggak menghargai jasa arsitek dan pakai acara tawar-menawar dulu. Padahal kalau rancangan bangunannya diserahkan sama arsitek beneran, hasilnya bisa lebih bagus dan efisien.
Jurusan kuliah #2 DKV
“Ah, cuma ngedit gitu doang.”
“Ah, cuma bikin logo doang.”
Muak banget anak-anak lulusan DKV mendengar hal ini. Kemampuan mereka dihargai rendah saat berhadapan dengan klien yang nggak paham sama desain visual. Bikin logo kelihatannya memang simpel, tapi aslinya harus penuh perhitungan dan mengandung nilai filosofis. Bayangkan saja bikin suatu bentuk baru untuk menjadi sebuah representasi, tapi harus penuh pemaknaan dan tampilannya harus bagus. Hadeeeh, kalau cuma modal punya pen tablet sih hasilnya nggak akan sebagus itu.
Belum lagi, lulusan DKV sering diberi balas jasa yang murah dengan tenggat waktu yang singkat. Mari bersama-sama kita acungkan jari tengah.
Jurusan kuliah #3 Psikologi
Lagi rame dan lag hangat-hangatnya anak TikTok membandingkan bantuan profesional dengan self healing. Alias, mendingan jangan ke psikolog kalau lagi stres, mendingan liburan aja. Hah???
Psikologi adalah jurusan kuliah yang terbilang susah, terlebih jika lulusannya ingin benar-benar menjadi psikolog. Harus ada kuliah lanjutan dan konsentrasi tertentu agar mereka punya sertifikasi dan mumpuni buat menampung keluh kesahmu. Tentu mereka nggak cuma modal kuping untuk mendengarkan pasien, ada berbagai macam teknik dan ilmu yang harus mereka pahami dulu sehingga bisa membebaskanmu dari depresi dan stres berkepanjangan itu. Jangan ngadi-ngadi lah, membandingkan self healing dengan bantuan profesional hanya karena lebih murah aja udah aneh. Jika kamu benar-benar butuh bantuan profesional, biayanya ya perlu diusahakan, bukan malah cari diskonan.
Jurusan kuliah #4 Tata Busana
Jurusan kuliah yang satu ini butuh biaya yang nggak sedikit. Mulai dari beli mesin jahitnya, beli bahan-bahan untuk uji coba, sampai beli majalah-majalah fesyen buat referensi. Belum lagi, saat ujian praktik nanti, mahasiswa jurusan Tata Busana harus mengeksplore kemampuan mereka dalam menyusun pakaian yang nggak cuma bagus secara tampilan, tapi juga nyaman dan sesuai.
Sayangnya lulusan Tata Busana seringnya cuma dianggap “tukang jahit” yang seolah-olah mereka nggak tahu apa-apa soal fesyen. Hei, padahal yang mereka pelajari di kampus itu benar-benar kompleks. Tentu hasil jahitan dan karya mereka itu nggak cuma jadi baju biasa, tapi baju yang bernilai seni. Makanya jangan suka protes dan tawar-tawar kalau minta dirancangkan busana sama lulusan Tata Boga. Baju-baju itu terasa mahal karena bukan cuma soal kain plus jasa jahit, ada ilmu dan kemampuan yang perlu kalian hargai juga.
Jurusan kuliah #5 Tata Boga
Sebelas dua belas sama Tata Busana, jurusan kuliah ini juga sering diremehkan. Orang-orang mengira kalau lulusan Tata Boga itu cukup pintar memasak, tapi tidak mau menghargai masakannya dengan lebih mahal. Bayangin aja nih ya, misal ada seorang mahasiswa lulusan Tata Boga yang bikin terobosan dessert box enak dengan gizi seimbang. Ia lalu menjual makanan ini dengan harga di atas rata-rata. Seharusnya, kita memaklumi hal ini karena si lulusan Tata Boga tersebut sudah bikin terobosan baru yang jelas-jelas melewati berbagai percobaan trial and error demi menghidangkan makanan yang enak dan sehat.
Harusnya kita bersyukur atas penemuan ini dan menghargai tenaga, waktu, pikiran yang telah dicurahkan pembuatnya. Namun, orang-orang suka curang dan menjiplak menu dari sajian tersebut. Semuanya cuma demi harga yang lebih murah, Guys. Hmmm, apa nggak sakit hati tuh.
Sebenarnya masih banyak sih jurusan kuliah yang diremehkan di negeri ini. Ya maklum, namanya juga masyarakat Vrindavan Family, jangan banyak berharap ilmu dihargai di sini.
BACA JUGA Jurusan Kuliah Favorit dan Kesombongannya soal Prospek Karier Masa Depan dan artikel AJENG RIZKA lainnya.