MOJOK.CO – Melihat tren sepatu olahraga mulai digemari, kamu perlu mempertimbangkan juga sepatu kayak gimana yang cocok dengan jenis olahraga pilihanmu.
Tren sepatu olahraga bisa dibilang mulai nge-tren saat lapangan futsal mulai marak di Indonesia. Sebelum permainan futsal populer seperti sekarang, aktivitas olahraga acapkali dilakukan dengan cara nyeker alias nggak modal. Apalagi jika sepak bola di tanah lapang di kampung.
Meski begitu, beberapa cabang olahraga seperti basket sebenarnya sudah menuntut pemainnya untuk beli sepatu juga. Meski ada juga yang masih sering menggunakan sepatu-sepatu sekolah. Ya maklum, basket bisa dibilang olahraga cukup bergengsi secara citra dan duit.
Ketika pertengahan dekade 2000-2010, kesadaran masyarakat akan sepatu olahraga meningkat drastis. Hal ini tidak hanya ditandai dengan banyaknya lapangan futsal, namun juga tempat nge-gym, bahkan lapangan bulu tangkis pun mulai banyak disewakan.
Sekarang jadi pemandangan yang biasa saja ketika ada anak kos punya dua sepatu khusus dalam kamarnya. Satu untuk kuliah, satu untuk futsal. Bahkan kadang ada juga yang punya satu lagi, satu sepatu untuk lari sore.
Hal ini jauh kebalikan dengan periode awal 2000-an, di mana kadang-kadang sepatu futsal pun dipakai untuk kuliah. Demi penghematan biaya sekaligus biar dikira anak sporty aja.
Nah, karena semakin banyak mahasiswa saat ini yang udah mulai sadar akan kebutuhan olahraganya dengan memilih sepatu, agaknya Mojok perlu memberi panduan, pilihan sepatu yang kayak gimana yang cocok dengan olahraga yang ingin kamu lakukan.
Sepatu Sepak Bola
Sudah jelas, untuk jenis olahraga ini kamu harus mencari sepatu yang ada pull-nya (yaeyaalaaah, Setaaan). Nah, dalam sepatu sepak bola ada berbagai jenis pull. Setidaknya ada tiga jenis pull yang harus menyesuaikan kondisi lapangan. Bukan apa-apa, soalnya kalau salah pull sih risikonya bisa cedera.
Kalau lapangan becek, gunakan pull besi. Nama pull-nya screw in. Biasanya sepatu ini dilengkapi 6-10 pull berbentuk baut yang tingginya mencapai 1,3 sampai 1,6 cm. Dengan pull setinggi itu, pull bisa mencengkram kuat di tanah yang becek.
Kalau lapangan normal, lebih baik gunakan pull blade. Jenis pull yan biasanya terbuat dari fiber. Bentuknya seperti cakar dan jumlahnya bisa sangat banyak. Dalam kondisi lapangan yang normal, pull jenis ini bisa membantu kamu untuk mengubah arah secara mendadak.
Sedangkan kalau lapangan kering dan keras, kamu bisa gunakan sepatu dengan pull moulded. Jenis sepatu klasik yang merupakan kombinasi pull berbentuk menjorok ke bawah namun terbuat dari fiber/karet. Pada praktiknya jenis sepatu ini sebenarnya bisa cocok di segala kondisi, meski tidak maksimal penggunaannya.
Itu juga yang jadi sebab, sepatu jenis terakhir itu biasanya dipakai sama wasit.
Sepatu futsal
Meski terlihat olahraga yang mirip, sepatu futsal biasanya hanya punya perbedaan dengan sepatu sepak bola pada alasnya saja (yaiyalaaah, Iblis). Jika sepatu sepak bola menggunakan pull untuk alasnya, sepatu futsal biasanya berbahan dasar karet.
Selain perbedaan soal alas, kedua sepatu ini sebenarnya sama saja. Harus memiliki kelenturan untuk menekuk jari-jari kaki, sekaligus kuat untuk menahan benturan dengan bola. Semakin lentur sepatu futsal, semakin bagus. Biasanya sepatu kayak begini ditandai waktu kaki bersentuhan dengan bola saat menggunakan sepatu, rasanya bola bersetuhan dengan kulit kaki sehingga membuat bola lebih mudah dikontrol.
Sepatu basket
Pada basket, sepatu yang disarankan adalah sepatu yang memiliki alas kaki cukup empuk di bagian dalam. Biasanya tinggi alas sepatu untuk olahraga dengan banyak melompat memang disediakan peredam pada alas kakinya. Bukan apa-apa, hal ini untuk meredam tekanan sehabis pemain melompat.
Selain itu di bagian engkel, sepatu untuk olahraga basket juga sebaiknya menutupi bagian mata kaki. Hal ini untuk menjaga engkel tidak salah posisi saat mendarat.
Tiga contoh ini sebenarnya gambaran saja bagaimana cara memilih sepatu untuk berbagai jenis olahraga. Selain itu, jika kamu akan beli sepatu, usahakan datang pada kondisi ukuran kakimu berada pada ukuran maksimal. Hal itu datang saat jelang malam hari atau usai olahraga.
Hal ini untuk memberi ruang antara jari dengan sepatu sekitar seperempat sampai setengah sentimeter di bagian ujung. Bukan apa-apa, penggunaan kaos kaki juga harus jadi pertimbangan. Itu artinya jangan pilih sepatu yang nge-pres. Yakin dah, yang begitu malah bisa bikin kapalan.
Selain itu jangan lupakan juga akan masa pakai sepatu olahraga. Biasanya sepatu olahraga pantas diganti jika sepatu tersebut sudah digunakan untuk lari sekitar 500-800 kilometer.
Biasanya jika sudah digunakan sebanyak itu, sepatu akan mulai mengelupas bagian luarnya, jahitan mulai sering lepas, dan—yang pasti—alas kaki akan sangat tipis, setipis pembalut.