Sinar Jaya Sarang Maling Laptop dan Handphone. Benarkah Demikian?

Bahwa Sinar Jaya memang punya masalah maling, tetapi PO yang lain juga. Nah, kalau sudah begini, masalah utama jadi terang. Maka, manajemen PO bisa merumuskan solusi secepatnya. Ingat, masalah ini sudah terjadi sejak lama sekali.

Sinar Jaya Sarang Maling Laptop dan Handphone MOJOK.CO

Ilustrasi bus Sinar Jaya. (Mojok.co/Ega Fansuri)

MOJOK.COBaru saja saya menemukan sebuah kabar yang mengejutkan. Bahwa Sinar Jaya, salah satu PO terbaik, adalah sarang maling laptop. Benarkah demikian?

Beberapa hari yang lalu saya menemukan sebuah utas di Twitter. Temanya sangat menarik, sekaligus menggelitik. Utas tersebut membahas sebuah “rahasia umum” tentang bus Sinar Jaya. Katanya, bus tersebut adalah sarangnya maling laptop dan handphone. Menurut saya, tentu ini sebuah informasi yang nggak main-main.

Saya mendapatkan informasi tersebut dari sebuah akun bernama (@) txttransportasi. Begini katanya: “Hampir semua orang yg rutin wara-wiri naik bus AKAP sudah pasti tau kalau bus Sin*jay sarangnya maling laptop & handphone, korbannya pun udah banyak. Maling-maling ini biasanya beraksi saat penumpang sedang makan di rumah makan & saat penumpang sedang tertidur.”

Txttransportasi membuat utas untuk merespons sebuah kabar penumpang Sinar Jaya kehilangan laptop di dalam bus jurusan Lebak Bulus-Wonosobo. Jadi si maling mengganti laptop korban dengan buku catatan akuntansi yang cukup tebal. Kok bisa-bisanya si maling kepikiran ide kayak gitu.

Benarkah Sinar Jaya memang problematik?

Menjelajahi kolom komentar, saya menemukan beberapa komentar yang seragam. Yaitu, memang sudah sering penumpang kemalingan sebuah barang di Sinar Jaya. Bahkan sudah ada yang mengadukan ke manajemen, tetapi belum ada respons. Saran penumpang untuk memasang CCTV dan tiket sesuai NIK juga belum mendapatkan respons.

Kejadian serupa pernah menimpa warganet dengan akun (@) bunderwoman. Menurut pengakuannya, kakak dan 5 temannya kehilangan 4 laptop dan 3 dompet. Si maling mengganti barang-barang tersebut dengan buku catatan akuntansi juga. Jangan-jangan si maling memang anaknya akuntansi banget.

Selain sering terjadi kemalingan, ada warganet yang menemukan fakta yang cukup miris. Pernah suatu kali dia melihat langsung kenek dan sopir minum anggur merah bersama-sama dengan seorang penumpang perempuan. Dia bahkan sempat mengabadikan momen yang sangat berbahaya itu.

Oleh sebab itu, benarkah Sinar Jaya itu problematik? Saya cukup sering membaca rubrik Otomojok di Mojok dan Otomotif di Terminal Mojok. Cukup banyak penulis yang merasa SInar Jaya itu PO terbaik. Bahkan, PO ini menguasai jalur ngapak sejak 1990. Artinya, kalau problematik, ia nggak akan bertahan selama ini.

Salah satu penulis Otomojok bernama Aji Purnomo bahkan menyebut Sinar Jaya sebagai PO terbaik di Pulau Jawa. Dia menulis seperti ini:

“Sebagai warga asli Jawa Tengah yang merantau ke barat, PO Sinar Jaya bertahun-tahun menjadi pilihan utama transportasi saya untuk mudik atau libur cuti kerja. Jika dihitung sejak pertama kali merantau, sudah satu dekade lebih saya menjadi penumpang rutin bus Sinar Jaya. Faktor harga yang murah meriah, keamanan, dan kemudahan akses menuju pool menjadi alasan utama.”

Pengalaman penumpang yang pasti berbeda

Aji Purnomo menyertakan kata “keamanan” sebagai salah satu alasan Sinar Jaya adalah PO terbaik di Pulau Jawa. Padahal, saya menemukan cukup banyak pengakuan dari warganet bahwa PO ini sungguh “berbahaya”. Bahkan txttransportasi menyebut PO ini sebagai “sarang” maling dan copet.

Kalau sudah begini, kesimpulan awal dari saya ada dua. Pertama, beberapa penumpang apes sehingga menjadi korban. Bisa juga kamu menduga mereka kurang waspada. Meskipun tentu keamanan adalah tanggung jawab penyedia jasa. Kedua, ada lebih banyak korban di luar sana tetap nggak sempat speak up saja di media sosial.

Saya sendiri adalah korban kemalingan laptop. Namun, saat itu saya tidak sedang baik Sinar Jaya. Kejadiannya sudah lama sekali ketika saya menempuh perjalanan dari Jogja menuju Malang untuk studi S2. Apesnya bahkan double, karena laptop saya hilang tapi nggak diganti buku catatan akuntansi. Mungkin waktu itu saya kena korban maling anak IPA. Jadi nggak akrab sama akuntansi yang IPS banget.

Jadi, yah, masukan dan kritik sudah banyak mampir ke manajemen SInar Jaya. Sebagai orang yang sudah jarang naik bus umum, saya hanya bisa mendoakan supaya maling-maling itu tertangkap dan alat kelamin mereka dicuci pakai balsem.

Jangan hanya menyalahkan Sinar Jaya

Sebenarnya, kalau mau kita akui secara jujur, bus lain itu punya masalah yang sama juga. Cuma, mungkin, nggak kebuka saja. Saya melakukan konfirmasi hal ini ke salah teman. Dia adalah mantan sopir bus angkutan. Jadi, saya rasa, pendapatnya cukup valid. Secara singkat dia menjawab:

“Kalau maling, copet, dan kejahatan pencurian lain, semua PO punya problem yang sama. Nggak hanya Sinar Jaya. PO lain kayak Sugeng Rahayu, Eka-Mira, juga pernah mengalami kemalingan.”

Jawaban singkat itu membuat saya nggak bisa bertanya lebih lanjut. Yang dia kemukakan memang fakta dan menjawab segala tuduhan. Bahwa Sinar Jaya memang punya masalah maling, tetapi PO yang lain juga. Nah, kalau sudah begini, masalah utama jadi terang. Maka, manajemen PO bisa merumuskan solusi secepatnya. Ingat, masalah ini sudah terjadi sejak lama sekali.

Meski harga tiket bus itu lebih murah ketimbang kereta, nggak etis juga jika penumpang nggak merasa aman. Mau tiket cuma Rp165 ribu atau Rp200 ribu, rasa aman kudu merata. Keamanan dan kenyamanan itu hak penumpang setelah mereka menunaikan kewajiban membayar tiket. Gitu.

Penulis: Moddie Alvianto W.

Editor: Yamadipati Seno

BACA JUGA Sinar Jaya Bikin Jatuh Cinta pada Perjalanan Pertama dan pengalaman mendebarkan lainnya di rubrik OTOMOJOK.

Exit mobile version