MOJOK.CO – Honda CR-V generasi 4 adalah CR-V terakhir yang dijual di Indonesia dengan opsi transmisi manual. Saya bangga dengan mobil pilihan bapak ini.
2014 adalah waktu di mana bapak saya memutuskan untuk membeli mobil baru. Kali itu, bapak ingin membeli mobil tipe SUV dan sudah punya tiga pilihan, yaitu Chevrolet Captiva, Kia Sorento, dan Honda CR-V.
Setelah mempertimbangkan banyak hal, bapak memilih Honda CR-V generasi ke-4. Orang bengkel menyebut CR-V generasi 4 ini dengan sebutan “CR-V RM”. Bapak memilih Honda CR-V karena menurutnya mobil buatan Honda itu awet dan jaringan bengkelnya banyak.
Saya sendiri yang masih sekolah senang dengan pilihan bapak. Sepulang sekolah, saya girang betul ketika bapak pulang ke rumah mengendarai mobil barunya. Saya langsung loncat ke halaman untuk melihat mobil baru itu.
Kesan pertama saya waktu itu, mobil ini kok nyaman banget. Fiturnya lumayan lengkap, pokoknya lebih mantap dari mobil keluarga saya yang dulu. Namun, saya baru sadar kalo Honda CR-V yang bapak beli itu adalah CR-V tipe terendah dengan transmisi manual.
Sebagai penggemar otomotif, saya agak kecewa dengan Honda CR-V tipe terendah ini. Banyak fitur mobil ini yang “disunat”. Mulai dari head unit yang diganti radio biasa, tidak ada fitur Vehicle Stability Control seperti di tipe “Prestige”, dan tidak dilengkapi leather seat. Padahal saya dari dulu pengin banget merasakan fitur-fitur itu. Tapi ya sudah, saya syukuri saja apa yang ada.
Tidak lama kemudian, berita menggemberikan tiba dari kakak saya. Kakak saya diterima di salah satu universitas negeri di Jawa Barat. Kami sekeluarga bahagia sekali. Setelah kakak saya melengkapi administrasi, kami sekeluarga mengantarkan kakak ke kosan di daerah Jatinangor naik Honda CR-V. Ini bakal jadi trip perdana CR-V keluarga ke luar kota.
Kami berangkat pukul 4 pagi dan selama perjalanan, saya cuma bisa tidur karena ngantuk berat. Saya terbangun di Tol Padalarang.
Saat itu, saya mengamati jalanan melalui MID mobil. Saat saya melihat MID, konsumsi BBM mobil ini menunjukkan angka 1:13 km/l. Saya terkejut dengan angka itu karena mobil ini adalah SUV, terus mesinnya 2000cc, dan kami sedang membawa banyak barang. Dalam hati saya berkata, “Boleh juga nih Honda CR-V Manual.”
Beberapa tahun kemudian, bapak menawari saya untuk belajar mobil. Saya senang banget, dong. Lumayan bisa bikin SIM. Saya belajar mobil tentu saja pakai Honda CR-V manual itu.
Dan pada saat itu, saya baru yakin bahwa mobil ini sangat spesial. Mobil ini memberikan tantangan tersendiri, yaitu kopling yang lumayan dalam. Awal belajar, saya sering mengalami stall karena kopling yang sangat dalam ini. Setelah berhari-hari latihan, akhirnya bisa menguasainya.
Setelah bikin SIM, saya jadi sering bawa mobil. Dekat atau jauh, yang penting nyetir mobil. Lumayan bisa pamer skill. Saya, dengan sangat antusias, menunjukkan skill bawa mobil ke teman, saudara, dan tetangga saya. Wah pokoknya bangga banget.
Suatu hari saya sedang bawa Honda CR-V ini di Tol Ciawi. Tiba-tiba ada Innova di belakang saya. Innova tersebut terus memberi lampu dim ke saya. Akhirnya saya kasih jalan, tapi tidak semudah itu dong.
Tiba-tiba saya merasa tertantang untuk mengejar Innova itu. Saya langsung turun ke gigi 4, trus gas ke gigi 5 sampai 140 km/jam, dan gas lagi ke gigi 6. Saking asyiknya, saya lihat di speedometer bahwa jarum menunjukkan angka 190 km/jam. Saya langsung ngerem, dan hati saya berkata “Oke juga akselerasi Honda CR-V manual.”
Tahun 2017, Honda mengeluarkan CR-V model baru. Saya sih merasa biasa saja sampai ada pernyataan: “Honda CR-V tidak akan dijual dengan transmisi manual”.
Melihat Honda CR-V manual di rumah, saya langsung membatin, “Wah ini bisa jadi mobil langka dan spesial.” Hal itu terbukti dengan data dan “kata orang”.
Suatu hari, saya membawa CR-V ini ke bengkel spooring. Saat memindahkan mobil saya ke alat spooring, mas mekanik ngomong ke saya, “Mas ini harus pesan ke dealer dulu, ya?”
Saya bingung dengan maksud mas mekanik. Trus dia ngomong, “Emang ada ya mas CR-V yang tipe ini pakai manual?”
Saya jawab, “Ada kok, Mas.”
Lalu dia membalas, “Oh ada, saya baru liat lho Mas ada yang manual.”
Jujur saja, waktu itu saya merasa bangga karena mobil yang bapak dulu beli adalah mobil spesial.
Namun, saya sempat ragu, apakah benar mobil ini spesial. Kalau cek di situsweb jual-beli mobil, jumlah CR-V generasi 4 manual memang sedikit dibanding CR-V matik. Oleh karena itu, saya langsung mencari data wholesales mobil di Indonesia di situsweb Gaikindo.
Setelah saya hitung dari periode 2013-2016, Honda berhasil menjual kurang lebih 39 ribu unit Honda CR-V generasi 4 di Indonesia. Dari angka 39 ribu, hanya 2 ribu yang terjual dengan transmisi manual. Sisanya 37 ribu terjual dengan transmisi matik. Jika dibikin persenan, kurang dari 5 persen CR-V RM terjual dengan transmisi manual.
Honda CR-V generasi 4 adalah CR-V terakhir yang dijual di Indonesia dengan opsi transmisi manual. Oleh karena itu, ada perasaan bangga dari dalam diri bahwa keluarga saya sangat beruntung bisa memiliki mobil pasaran dengan tipe transmisi langka.
Untuk ini, saya perlu berterima kasih kepada bapak. Makasih, Pak.
BACA JUGA Toyota Fortuner Nggak Senyaman yang Saya Kira karena Kenyamanan Tetap Milik Innova dan kisah menyenangkan lainnya bersama kendaraan di rubrik OTOMOJOK.