MOJOK.CO – Niatnya ngirit malah ngorot. Honda Beat saya tewas, jadi korban onderdil palsu yang dijual marketplace. Hati-hati ya kalau mau belanja online.
Sebagai lulusan STM Permesinan plus Otomotif, saya punya kepercayaan diri yang tinggi ketika bertandang ke bengkel motor. Baik servis ringan sampai servis berat untuk mengganti part mesin Honda Beat saya yang perlu peremajaan karena aus. Saya agak hafal beberapa bagian mesin sehingga tidak gampang dikibuli mekanik-mekanik bengkel yang nakal.
Nah, satu ketika, di pertengahan 2019, saya pengin banget touring. Maklum, sudah 2 tahun setelah menikah dan sibuk bekerja, saya nggak pernah lagi touring. Istri memberi izin sekaligus mengusulkan tujuannya ke Garut. Boleh juga nih bawa Honda Beat ke Garut.
Saat itu, ketika saya mengingatnya kembali, Honda Beat saya sudah waktunya ganti vanbelt, roller, dan teman-temannya. Berbekal pengetahuan seadanya tapi kepercayaan diri tinggi ditunjang semangat ingin ngirit, saya putuskan untuk mencari onderdil lewat toko online. Lumayan, kalau ada dana lebih bisa buat kulineran di Garut.
Setelah capek scroll, akhirnya saya belanja di toko yang terlihat meyakinkan karena ulasan dan komentar dari pembelinya sangat bagus. Hemat banyak nih, pikir saya. Tidak lama, barangnya sudah tiba dan langsung saya bawa ke bengkel langganan untuk dipasangkan ke Honda Beat saya.
Saat vanbelt dipasang, montir di sana bertanya kepada saya, “ Mas, ini ori?” dengan nada yakin saya jawab, “Ori, Kang.”
Namun, di dalam hati kecil, saya mulai ragu. Ini barang yang saya beli asli apa palsu, ya. Saat selesai dipasang, setelannya pas dan berfungsi sempurna. Keraguan dalam hati sirna seketika. Rasanya puas. Dapat harga murah dan bisa belanja onderdil sendiri dengan tepat.
Ternyata perasaan puas tadi hanya sementara dan berganti dengan perasaan was-was. Jujur saja, saya takut onderdil yang sudah terpasang adalah palsu. Ketika melaju di jalan datar, Honda Beat saya rasanya biasa saja. Namun, ketika jalanan menanjak, area CVT terasa bergetar dan terasa slip ketika gas ditambah. Padahal sebelumnya tidak ada gejala begitu.
Duh, batin saya, semoga bukan karena onderdil yang baru saya pasang kemarin. Keesokan harinya, ketika saya pakai bekerja, getar dan slipnya semakin menjadi, bahkan ketika melaju di jalan datar. Puncaknya ketika saya bawa melaju di Jalan Pasteur. Jalannya lebar, datar, dan mulus. Memancing pengendara untuk memuntir tuas gas, termasuk saya yang ikut terpancing ikut memuntir tuas gas.
Sampai kira-kira kecepatan 70 km/jam Honda Beat saya ngeplos, kehilangan tenaga. Haduh, lemas saya. Sambil saya lambaikan tangan kiri, saya menepi untuk periksa bagian CVT. Dan benar dugaan saya, onderdil yang baru saya beli biang keroknya.
Serpihan karet mirip remah-remah karet getas berserakan. Karet penutup sirkulasi CVT motor saya terlepas, ikut terbawa si vanbelt yang rontok. Bapak-bapak yang sedang lewat berkata pada saya:
“Eta muruluk.” (Itu berjatuhan)
“Muhun, Pa, ieu vanbelt na.” (Iya, Pak ini vanbelt-nya)
Hancur lebur rasanya harga diri saya bersamaan juga dengan hancurnya anggaran perbaikan motor yang membengkak. Sambil menuntun Honda Beat yang ngeplos, saya menyesal belanja onderdil di toko online.
“Sok tahu!” Kata saya dalam hati. Kerjaan pagi itu batal, ditambah harus dorong motor lengkap sudah penderitaan pagi itu. Lima belas menit berselang, kebetulan sekali ada kawan baik saya lewat jalan itu. Ah, syukurlah ada yang bisa bantu step motor saya sampai AHASS terdekat.
Setelah dibongkar blok CVT-nya, benar adanya. Bagian vanbelt-nya lenyap, tersisa kawat kawat halus yang tersangkut di puli belakang.
Montir AHASS bertanya “Mas ini pakai ori apa nggak?”
Saya cuma senyum kecil dan jawab, “Gatau, Kang.”
Haduh, asem beneer. Akhirnya semua onderdil yang saya baru ganti di toko online, diganti lagi dengan onderdil ori dari bengkel AHASS. Niat ngirit malah ngorot.
Singkat cerita, Honda Beat lambang kemiskinan saya sudah sehat walafiat lagi. Tanpa gejala-gejala aneh, tanpa kendala berarti. Esok harinya saya dan istri berangkat ke Cipanas, Garut. Berendam dan menginap di kawasan Cipanas. Pupus sudah rencana kulineran memakai dana lebih dari onderdil online.
Saya memetik pelajaran berharga dari pengalaman ini: kalau nggak tahu banget soal onderdil motor, jangan coba-coba belanja online. Kecele.
Usahakan beli onderdil di bengkel atau agen yang sudah Anda kenal. Atau minimal rekomendasi dari orang yang Anda kenal juga. Jangan tergiur harga murah, karena bisa jadi harga yang kelewat murah tapi ngakunya onderdil ori, ternyata barang palsu. Nalangsa.
BACA JUGA Honda Beat Memang Lambang Kemiskinan dan Saksi Bisu Diputusin Pacar dan kisah nelangsa bersama motor di rubrik OTOMOJOK.