Kebiasaan ngopi di Yogyakarta telah berubah drastis. Jika dulu orang lebih sering nongkrong di angkringan, kini coffee shop menjadi pilihan utama, terutama bagi anak muda, khususnya mahasiswa luar daerah. Mereka menganggap ngopi di coffee shop lebih kekinian dan punya gaya.
Meningkatnya jumlah coffee shop di Yogyakarta membuat persaingan bisnis semakin ketat. Untuk menarik pelanggan, banyak pemilik coffee shop yang menawarkan suasana yang nyaman, desain interior yang menarik, dan tentunya menu kopi yang beragam. Namun, biaya yang tinggi untuk membangun dan mengoperasikan coffee shop membuat harga kopi menjadi mahal.
Sayangnya, harga kopi yang mahal ini menjadi beban bagi banyak mahasiswa, terutama mereka yang mengandalkan uang kiriman dari orang tua. Ada yang sampai harus menyiapkan ratusan ribu rupiah per bulan hanya untuk ngopi. Bahkan, ada cerita ekstrem di mana seorang mahasiswa sampai menggadaikan laptopnya demi bisa nongkrong di coffee shop.
Episode Akar Rumput kali ini mencoba mengungkap alasan di balik mahalnya harga kopi di Yogyakarta dan mengajak kita untuk berpikir kembali tentang tren ngopi yang semakin mahal ini.