Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Malam Jumat

Teror yang Tersimpan Awet di Kota Semarang

Sayangnya, suara-suara itu masih mengikuti saya ke kos baru. Saya masih menunggu suara tertawa dan tatapan mata itu untuk hadir di kosan baru. Doakan saya bisa bertahan.

Vanessa Farera Khizky Kuswanto oleh Vanessa Farera Khizky Kuswanto
29 Desember 2022
A A
Teror yang Tersimpan Awet di Kota Semarang MOJOK.CO

Ilustrasi Teror yang Tersimpan Awet di Kota Semarang. (Mojok.co/Ega Fansuri)

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

MOJOK.CO – Meski pindah, tapi saya masih kos di Kota Semarang. Dan, sampai sekarang, teror itu masih terjadi. Doakan saya bisa bertahan, ya. 

Hari ini saya menulis sambil ditemani secangkir kopi saset. Di luar gerimis, udaranya agak dingin dan suasana sepi karena malam sudah semakin larut. Apalagi ini sudah masuk libur semester. Banyak tetangga kos pulang kampung. 

Saya, sebagai mahasiswa tingkat akhir, terpaksa tertahan di sini, (yang untungnya) di tempat yang tidak seram-seram amat. Karena serius, meski hampir tiga tahun berlalu, saya masih tidak bisa lupa bagaimana sensasinya menjadi mahasiswa baru penakut, di kos itu. Di Semarang.

Menjadi maba di 2019

Saya memutuskan untuk merantau ke Semarang demi mendapatkan gelar sarjana. Yah, ini saya saja yang mendramatisir. Sebenarnya jarak antara kampus dengan rumah tidak terlalu jauh, kok. Cuma sekitar 30 kilometer. 

Namun, karena yang takut naik motor sendiri, saya memilih untuk ngekos. Biar lebih dekat saja dengan fakultas dan tidak perlu capek nglaju.

Singkat cerita, sudah satu bulan saya menjadi anak kos di Semarang. Kamar saya berada di lantai dua, pintu nomor dua dari balkon. Ada satu jendela di bagian belakang kamar yang kalau dibuka saya bisa melihat atap kos sebelah yang hanya satu lantai. 

Lantaran kos saya berada di gang buntu dan berhadapan dengan kebun kosong milik orang, suasana di kos cukup tenang dan sepi. Apalagi di tiap lantai hanya ada sembilan kamar yang kebetulan mayoritas penghuninya adalah mahasiswa semester akhir, nggak banyak bersuara, dan sering pulang ke kampung halaman. Meski masih di Semarang juga.

Jadi, selama satu bulan itu, tidak ada gangguan macam-macam. Semuanya aman terkendali. Mungkin juga karena saya selalu pulang malam untuk menghadiri acara kampus, dan setelah sampai kos, saya langsung tidur. Begitu seterusnya kehidupan saya di kos. Tapi, berbeda dengan malam itu. Untuk pertama kalinya saya merasakan ada yang tidak beres dengan entah, kosnya atau kamar saya.

Awal gangguan di kos

Saya masih ingat, waktu itu sudah masuk September dan kegiatan mahasiswa baru sudah tidak sesibuk bulan pertama. Saya pulang sore dan tidur lebih awal. Malamya, ketika terbangun, saya mendengar seseorang menyapu halaman menggunakan sapu lidi. 

Suaranya cukup keras dan terasa mengganggu. Bahkan sampai membangunkan saya yang notabenenya susah dibangunin kalau sudah tidur nyenyak. Ketika melihat ke layar hape, terlihat jelas bahwa saat itu masih sekitar pukul setengah dua malam. 

Apa mungkin ada yang menyapu halaman malam-malam begini? Pikiran saya mulai tidak tenang. Gimana, ya. Keganjilan di sebuah rumah, khususnya sebuah kos, biasanya dimulai dengan peristiwa seperti ini. Apalagi penghuni kos di Semarang ini kebanyakan cuek saja. Jadi, tidak ada tempat bagi saya untuk bercerita.

Selama beberapa saat saya memasang telinga baik-baik. Suara sapuan lidi ke tanah itu terus berlanjut memecah keheningan malam. Saya tidak berani memastikan dan hanya bisa diam sampai tahu-tahu tertidur lagi. Suara azan Subuh membangunkan saya.

Sebenarnya saya bukan pemberani. Saya hanya memaksakan diri untuk tidak takut dengan “mereka” karena tidak mau terus-terusan kalah. Saya mendengar, kalau kita takut, “mereka” akan senang dan semakin suka mengganggu. Maka dari itu, setelah jadi anak kos di Semarang, saya terus mendekatkan diri pada Tuhan dan yakin bahwa “mereka” tidak akan mampu mengganggu saya. Itu yang saya pikirkan, pada awalnya. Dan ternyata saya salah.

Kenyataannya, semakin berusaha untuk tidak takut, mereka justru semakin gencar mengganggu.

Iklan

Baca halaman selanjutnya….

Keganjilan kedua

Halaman 1 dari 2
12Next

Terakhir diperbarui pada 2 Februari 2023 oleh

Tags: cerita seramkos berhantukos hororkota semarangMalam JumatSemarang
Vanessa Farera Khizky Kuswanto

Vanessa Farera Khizky Kuswanto

Penikmat cerita. Masih tinggal di Kota Semarang.

Artikel Terkait

Gedung Sarekat Islam, saksi sejarah dan merwah Semarang sebagai Kota Pergerakan MOJOK.CO
Kilas

Upaya Merawat Gedung Sarekat Islam Semarang: Saksi Sejarah & Simbol Marwah yang bakal Jadi Ruang Publik

20 Desember 2025
Wali Kota Semarang uji coba teknologi bola GPS untuk mitigasi banjir Semarang MOJOK.CO
Kilas

Bola GPS Jadi Teknologi Mitigasi Sumbatan Air Penyebab Banjir di Simpang Lima Semarang

13 Desember 2025
Kafe Gethe di Kampung Sekayu Semarang. MOJOK.CO
Ragam

Rogoh Kantong Pribadi Sampai Ratusan Juta demi Bikin Kafe Bergaya Retro di Tengah Permukiman Padat Kota Semarang

14 November 2025
Pemkot Semarang kuatkan usulan gelar pahlawan nasional ke KH. Sholeh Darat MOJOK.CO
Kilas

KH. Sholeh Darat Semarang Harusnya Semat Gelar “Pahlawan”: Penyusun Tafisr Al-Qur’an Jawa Pegon-Guru bagi RA. Kartini hingga KH. Hasyim Asy’ari

12 November 2025
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

Sirilus Siko (24). Jadi kurir JNE di Surabaya, dapat beasiswa kuliah kampus swasta, dan mengejar mimpi menjadi pemain sepak bola amputasi MOJOK.CO

Hanya Punya 1 Kaki, Jadi Kurir JNE untuk Hidup Mandiri hingga Bisa Kuliah dan Jadi Atlet Berprestasi

16 Desember 2025
Lulusan IPB kerja sepabrik dengan teman-teman lulusan SMA, saat mahasiswa sombong kinin merasa terhina MOJOK.CO

Lulusan IPB Sombong bakal Sukses, Berujung Terhina karena Kerja di Pabrik bareng Teman SMA yang Tak Kuliah

17 Desember 2025
Atlet panahan asal Semarang bertanding di Kota Kudus saat hujan. MOJOK.CO

Memanah di Tengah Hujan, Ujian Atlet Panahan Menyiasati Alam dan Menaklukkan Gentar agar Anak Panah Terbidik di Sasaran

19 Desember 2025
Kuliah di universitas terbaik di Vietnam dan lulus sebagai sarjana cumlaude (IPK 4), tapi tetap susah kerja dan merasa jadi investasi gagal orang tua MOJOK.CO

Kuliah di Universitas Terbaik Vietnam: Biaya 1 Semester Setara Kerja 1 Tahun, Jadi Sarjana Susah Kerja dan Investasi Gagal Orang Tua

15 Desember 2025
Elang Jawa terbang bebas di Gunung Gede Pangrango, tapi masih berada dalam ancaman MOJOK.CO

Elang Jawa Terbang Bebas di Gunung Gede Pangrango, Tapi Masih Berada dalam Ancaman

13 Desember 2025
bantul, korupsi politik, budaya korupsi.MOJOK.CO

Raibnya Miliaran Dana Kalurahan di Bantul, Ada Penyelewengan

16 Desember 2025

Video Terbaru

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

SD Negeri 3 Imogiri Bantul: Belajar Bergerak dan Bertumbuh lewat Sepak Bola Putri

18 Desember 2025
Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

Ketakutan pada Ular yang Lebih Dulu Hadir daripada Pengetahuan

17 Desember 2025
Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

Undang-Undang Tanjung Tanah dan Jejak Keadilan di Sumatera Kuno pada Abad Peralihan

14 Desember 2025

Konten Promosi



Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.