Mojok
KIRIM ARTIKEL
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
    • Bidikan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
Logo Mojok
Kirim Artikel
Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal
Beranda Malam Jumat

Hantu di Hotel Besar yang Tidak Boleh Disebutkan Namanya

Fransisca Agustin oleh Fransisca Agustin
9 April 2016
A A
Hantu di Hotel Besar yang Tidak Boleh Disebutkan Namanya

Hantu di Hotel Besar yang Tidak Boleh Disebutkan Namanya

Bagikan ke WhatsAppBagikan ke TwitterBagikan ke Facebook

Sebagai PSK (Pekerja Seni Komersil), kami sering bepergian keluar kota se-Indonesia. Sisi enaknya adalah: kami bisa sedikit jalan-jalan dan wisata kuliner. Ya, walaupun waktunya sangat mepet. Misalnya berangkat pesawat pagi, langsung diantar ke TKP, makan siang, GR (check sound), lalu  ke hotel  untuk mandi dan dandan, kemudian kembali ke venue untuk acara. Besok paginya mungkin kami bisa janjian pergi sebentar, jalan-jalan cari makan dan oleh-oleh, sebelum check out hotel dan langsung ke bandara lagi.

Itu sisi enaknya.

Sisi gak enaknya: pertama, untuk lokasi sekitar Jawa Barat dan Jawa Tengah, kami gak naik pesawat (selain untuk ngirit, juga karena memang percuma juga kalau kotanya jauh dari bandara, seperti Cirebon, Tasikmalaya, Garut, Sukabumi, Cianjur Selatan, Pekalongan, Purwokerto). Kami berangkat bareng naik mobil. Itu berarti, capek di jalan dan seringkali kami (saya) kurang tidur karena saya bukan tipe yang mudah lelap dalam posisi duduk dan berguncang-guncang.

Sisi gak enak kedua adalah: kami sering menginap di hotel yang gak bersertifikasi ISO bebas hantu. Karena tim band jarang yang perempuan, konsekuensinya adalah saya sering… tidur sendirian.

Naaahhh…

Hampir sepuluh tahun yang lalu, kami dapat job manggung di sebuah pesta pernikahan di Pontianak. Kami menginap di hotel-besar-yang-tidak-boleh-disebutkan-namanya. (Petunjuk: nama hotelnya sama dengan nama sungai besar di dekat hotel.) Hotelnya cukup terkenal, hanya sudah agak kusam. Mungkin dibangun sekitar tahun 1980an.

Selesai main di restoran dekat hotel, saya membeli pisang goreng Pontianak untuk dimakan bersama teman-teman di hotel. Kamar saya agak jauh dari kamar yang lain. Lorong kamar berbentuk L. Kamar para cowok berjajar bersebelahan, kamar saya terpisah 3 kamar dari kamar mereka. Saya berniat ke kamar dulu sebentar untuk ganti baju kaos dan celana pendek, sebelum nongkrong di kamar cowok buat ngobrol dan makan pisang goreng bareng.

Ketika saya sedang ganti baju di dekat ranjang, ada ketukan pintu. Saya pikir, teman-teman cowok yang datang.

“Ya, sebentar! Lagi ganti baju!” teriak saya.

Saya bergegas menuju pintu. Setengah detik sebelum membuka pintu, saya masih melihat ada bayangan di celah bawah pintu, serupa ada orang di luar sedang berdiri. Tanpa prasangka, saya membuka pintu.

Gak ada siapa-siapa.

Lorong kamar berbentuk letter L itu panjang sekali. Kamar saya di ujung, pas sebelum belokan. Celingak-celinguk saya melihat ke depan, sepi sekali. Cepat saya alihkan pandang ke lorong kanan, juga sunyi gak ada siapa-siapa. Seketika, hawa ngeri pun langsung menyeruak. Bedebah, haram jadah.

Sial bagi saya, waktu itu saya belum operasi LASIK. Mata saya minus 6,5. Tiap malam saya harus buka soft lens dan ganti kacamata. Itu artinya ada detik-detik saya akan rabun gak bisa lihat apa-apa, di kamar mandi. Saya langsung memikirkan strategi.

Saya segera menyiapkan kotak soft lens, cairan pembersih, dan kacamata dalam radius dekat, lalu cuci tangan. Saya melatih strategi itu dalam kepala: buka soft lens kanan secepat mungkin dengan jari kanan, masukkan ke kotaknya. Lalu buka soft lens kiri dengan jari kanan, masukkan ke kotaknya. Segera pakai kacamata! Baru lanjutkan cuci kedua soft lens, dst. (Biasanya saya bereskan dulu cuci kedua soft lens, rendam cairan, tutup kotaknya, cuci tangan, baru pakai kacamata).

Iklan

Satu… dua… Mulai!

Saya buka soft lens kanan, masukkan ke kotak kanan. Beres! Buka soft lens kiri, masukkan ke kotak kiri.

Dan Kampret… Karena sambil gemetar dan deg-degan, soft lensnya jatuh. Spontan saya jongkok, meraba-raba lantai sambil kedua mata rabun berat. Harusnya saya langsung ambil kacamata, baru cari soft lens yang jatuh. Tapi panik sungguh-sungguh mematikan nalar.

Susah payah saya mencari soft lens yang parahnya berwarna bening. Dan saya lupa gak bawa cadangan! GRRRR…! Soft lens itu tetap harus ketemu.

Bulu tengkuk berdiri, lalu menjalar sampai ke lengan… Padahal saya gak kedinginan. Belum sempat menyalakan AC.

Saya teriak sekencang-kencangnya.

*Dulu saya pernah dengar, itu salah satu cara mengusir hantu: bikin keributan (makanya dalam tradisi Tionghoa, setiap tahun baru, festival kue bulan, dan acara selametan rumah/ toko/ kantor baru, kami menyalakan renceng petasan, memakai barongsai yang enerjik dan sangat meriah dengan tambur serta ceng-ceng plus teriakan pemain).

Bulu kuduk kembali normal. Saya pakai kacamata lalu mencuci soft lens.

Setelah beres ngobrol dan ngemil di kamar cowok, waktunya tidur. Saya menimbang-nimbang, apa lebih baik saya numpang tidur di kamar teman cowok? Sebetulnya mereka baik-baik, tapi saya gengsi karena saya tomboy dan galak. Juga karena mereka suka ngorok dan senang menyalakan tivi sepanjang malam, sementara saya hanya bisa tidur kalau suasana sepi, dan lampu mati semua.

Sepi… gelap gulita… Sial.

Malam itu, saya menyalakan lampu kamar mandi, supaya tidak terlalu gelap.

Tengah subuh, ketika saya tidur terlentang, saya melihat sosok hitam di pojok dekat jendela…

Cahaya kamar mandi membuat saya mengenali sosok itu serupa bentuk manusia. Wajahnya tidak kelihatan. Sosok hitam saja. Bayangan itu perlahan mendekati saya, duduk di ujung ranjang. Saya bisa merasakan kasur tertekan dan menjadi miring.

Saya ingin teriak, tapi tidak bisa keluar suara. Saya ingin lari, tapi tidak ada tenaga.

Bayangan itu mengamati saya. Saya mengutuki diri sendiri. Mau “diperkosa” kok diam saja. Goblok!

Saya Berteriak sejadi-jadinya. Sosok itu pun kemudian hilang. Dengan masih diiringi perasaan takut, saya mencoba mengubah posisi dan berusaha untuk tidur. Bagaimanapun caranya, saya harus tidur. Dan puji Tuhan, saya berhasil.

Saya terbangun jam sembilan pagi, sarapan, lalu mandi dan berkemas.

Dengan tak sabar saya keluar dari kamar untuk check out. Buka pintu dengan tangan kiri selebar maksimal, mepet ke dinding. Lalu menyeret koper dengan tangan kanan. Saya Berhasil keluar kamar.

Belum saya sempat menutup pintu, pintu itu… terbanting menutup sendiri!

Kena angin?

Saya turun ke lobby. Sepanjang jalan saya mikir. Itu kan kamar AC. Jendelanya gak bisa dibuka. Jadi?

Sepertinya memang ada yang kesal…

Terakhir diperbarui pada 23 Juni 2017 oleh

Tags: hantuHororhotel
Fransisca Agustin

Fransisca Agustin

Artikel Terkait

Pertama kali tidur di kamar hotel pakai AC, berasa jadi orang kaya malah berujung tersiksa MOJOK.CO
Ragam

Pertama Kali Tidur di Kamar Pakai AC: Pengin Tidur Nyenyak Ala Orang Kaya Berujung Konyol, Ngompol hingga Meriang

24 Juni 2025
Pengalaman konyol pertama kali nginep di sebuah hotel di Malang MOJOK.CO
Ragam

Kekonyolan saat Pertama Kali Nginep Hotel, Syok Mandi Air Hangat hingga Bingung Cara Checkout dan Buka Pintu Kamar

22 Mei 2025
Makam-makam di Kampung Peneleh Surabaya. MOJOK.CO
Kilas

Jejak Makam yang “Berceceran” di Gang-gang Kampung Peneleh Surabaya

12 November 2024
Villa Putih Kaliurang di Jogja terkenal angker. MOJOK.CO
Ragam

Villa Putih Kaliurang Harusnya Jadi Cagar Budaya, Malah Dinistakan Jadi Rumah Angker

11 November 2024
Muat Lebih Banyak
Tinggalkan Komentar

Terpopuler Sepekan

UGM MBG Mojok.co

Gadjah Mada Intellectual Club Kritisi Program MBG yang Menyedot Anggaran Pendidikan

28 November 2025
Bencana Alam Dibuat Negara, Rakyat yang Disuruh Jadi Munafik MOJOK.CO

Bencana Alam Disebabkan Negara, Rakyat yang Diminta Menanam Kemunafikan

3 Desember 2025
Judi Online, judol.MOJOK.CO

Pengalaman Saya 5 Tahun Kecanduan Judol: Delusi, bahkan Setelah Salat pun Doa Minta Jackpot

2 Desember 2025
Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

Transformasi Wayang dalam Sejarah Peradaban Jawa

30 November 2025
ump diy.MOJOK.CO

Working Poor dalam Bayang-Bayang UMP DIY 2026 dan Biaya Hidup yang Semakin Tinggi

28 November 2025
Banjir sumatra, Nestapa Tinggal di Gayo Lues, Aceh. Hidup Waswas Menanti Bencana. MOJOK.CO

Konsesi Milik Prabowo di Hulu Banjir, Jejak Presiden di Balik Bencana Sumatra

4 Desember 2025
Summer Sale Banner
Google News
Ikuti mojok.co di Google News
WhatsApp
Ikuti WA Channel Mojok.co
WhatsApp
Ikuti Youtube Channel Mojokdotco
Instagram Twitter TikTok Facebook LinkedIn
Trust Worthy News Mojok  DMCA.com Protection Status

Tentang
Kru
Kirim Artikel
Kontak

Kerjasama
Pedoman Media Siber
Kebijakan Privasi
Laporan Transparansi

PT NARASI AKAL JENAKA
Perum Sukoharjo Indah A8,
Desa Sukoharjo, Ngaglik,
Sleman, D.I. Yogyakarta 55581

[email protected]
+62-851-6282-0147

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.

Tidak Ada Hasil
Lihat Semua Hasil
  • Esai
  • Liputan
    • Jogja Bawah Tanah
    • Aktual
    • Kampus
    • Sosok
    • Kuliner
    • Mendalam
    • Ragam
    • Catatan
  • Kilas
  • Pojokan
  • Otomojok
  • Konter
  • Malam Jumat
  • Video
  • Terminal Mojok
  • Mau Kirim Artikel?

© 2025 PT Narasi Akal Jenaka. All Rights Reserved.