Dicintai dengan Obsesif Adalah Ketidaksadaran yang Berbahaya Mojok.co
artikel

Dicintai dengan Obsesif Adalah Ketidaksadaran yang Berbahaya

Hari gini masih ada stalker yang creepy? Waspadalah!

Saya baru saja menamatkan dua season serial Netflix berjudul You. Serial yang berkisah mengenai pemuda obsesif yang rela melakukan hal-hal brutal demi seorang wanita. Di mana hal-hal yang ia lakukan memang berdasarkan fantasinya sendiri, tanpa consent dari pihak wanita. Menurutnya, hal yang ia lakukan bukanlah sesuatu yang berbahaya, melainkan jalan terbaik untuk membahagiakan wanita yang ia suka.

Cerita ini langsung membawa ingatan saya pada kisah seorang teman, sebut saja Dhea. Tidak sama persis seperti serial You, namun kisah Dhea menyimpan plot yang serupa. Ditaksir oleh pria obsesif di saat usia Dhea masih belum mampu membentuk persepsi cinta yang sehat. Usia remaja awal, gitu.

Dhea bercerita bahwa seseorang memberinya surat-surat cinta melalui fake account di Instagram. Melalui surat itu, si pengirim menuliskan kekagumannya akan Dhea. Tak lupa, ia juga menyinggung hal-hal kecil tentang Dhea yang tidak diketahui oleh banyak orang. Misalnya nama ayam warna-warni peliharaan Dhea, umur bapak Dhea, sampai nama panggilan Dhea yang hanya diketahui oleh teman-teman satu circlenya.

Dhea boleh jadi kaget dan bingung. Karena tindakan ini terjadi di usia remajanya, ia lebih memaknai hal ini sebagai: “Wow, aku punya secret admirer!” Seseorang yang mengamatinya secara lekat. Seseorang yang menjadikannya sebagai objek yang spesial untuk diperhatikan sampai ke hal-hal terkecilnya sekalipun. Dhea tidak melihat hal itu sebagai sesuatu yang berbahaya, bahkan beberapa teman yang ia ceritakan jadi menginginkan hal yang sama.

Akan tetapi, perlakuan pengirim surat ini berujung menyeramkan. Suatu hari ia mengirimkan foto rumah Dhea seolah ia ingin memberi informasi pada Dhea, “Aku sampai tahu letak rumahmu, lho. Aku seperhatian ini sama kamu.” Untungnya, Dhea mulai bisa membaca hal ini sebagai sesuatu yang tidak beres.

Peristiwa semacam ini tentu tidak hanya menimpa Dhea. Banyak remaja di luar sana mungkin pernah mengalami peristiwa membingungkan yang sama. Bentuk tindakan obsesi ini pun tidak selalu berupa distalk creepy oleh orang yang tidak diketahui wujudnya. Bentuk-bentuk perlakuan intens yang dilakukan atas dasar cinta menurut yang bersangkutan juga bisa jadi obsesi yang tidak disadari oleh orang-orang. Itulah letak bahayanya.

Seperti serial You. Sosok tokoh utama bernama Joe Goldberg yang digambarkan sangat memuja wanita yang ia “cintai”. Caranya sangat intens, seperti selalu ingin tahu keberadaan wanita yang ia suka. Hal itu membuat Joe memata-matainya setiap hari hingga menyingkirkan hal-hal yang berpotensi buruk untuk wanita yang ia suka. Dengan cara yang tidak halal pula.

Joe jelas memiliki obsesi yang berlebihan akan cinta sampai ia nekat menunjukkan cintanya dengan cara yang tidak wajar. Menyekap orang di ruang bawah tanah, lantas menghantam kepalanya hingga meregang nyawa. Menurut Joe, itu merupakan cara praktis untuk menyingkirkan pengacau dalam hidup wanita yang ia suka. 

Remaja usia dini bisa jadi melihat tindakan Joe itu sebagai sesuatu yang heroik dan pemberani. Tentu dengan tingkat tindakan yang direduksi, ya. Ngeri juga kalau di dunia nyata hal-hal psikopat Joe Goldberg benar diamini sebagai hal yang wajar. Intinya sama. Mereka mungkin merasa diberi perlakuan cinta yang intens dan obsesif adalah hal yang lumrah. Mereka tidak sadar bahwa itu adalah tindakan yang berbahaya.

“Kok ada, ya, cowok yang segitu beraninya demi pasangannya. Aku mau, deh, dispesialkan seperti itu juga.” Lalu mereka jadi mendambakan perilaku obsesif sebagai bagaimana mereka ingin diperlakukan oleh pasangannya. Seramnya lagi, mereka bisa jadi berpikiran bahwa jangan-jangan cinta memang harus seperti itu. Pemikiran semacam ini jelas sangatlah berbahaya.

Remaja-remaja usia dini bisa jadi berpikir bahwa orang-orang yang menunjukkan cintanya dengan jalan yang intens ini terlihat lebih menarik. Orang-orang obsesif ini bisa terlihat lebih menginginkan mereka, lebih ber-effort untuk mendapatkan mereka. Mereka akan merasa spesial ketika didambakan oleh orang-orang seperti itu. Sebenarnya kebutuhan untuk merasa spesial adalah kebutuhan yang normal, namun harus dipenuhi dengan bijaksana.

Oleh karena itu, hal yang perlu kita luruskan adalah bagaimana kita memaknai bentuk cinta. Persepsi orang terhadap cinta memang berbeda-beda, tetapi setidaknya kita harus memiliki kesamaan bahwa kita menginginkan cinta yang sehat dan wajar.

Terutama untuk remaja yang masih membentuk persepsi tentang cinta. Perlu kehati-hatian dalam mengonsumsi cerita yang menyuguhkan tokoh-tokoh dengan obsesi cinta yang tidak baik. Jangan sampai hal-hal ekstrem tersebut diapresiasi sebagai bagaimana cinta itu seharusnya, padahal itu tidak sehat.

Tayangan-tayangan yang menimbulkan kesalahpahaman itu juga harus dimaknai dengan pemikiran yang bijaksana. Jangan sampai tokoh-tokoh seperti Joe Goldberg dari serial You menjadi tuntunan dalam memaknai cinta. Ngeri!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *